Part 5

745 36 0
                                    

Udara pagi kini terasa menyejukkan, matahari telah menunjukkan sinarnya seperti biasa. Sinar yang membawa kehangatan kepada siapapun yang berada di bawahnya, hembusan angin yang lembut menambah segarnya pagi ini. Terasa begitu menenangkan hati.

Namun itu sama sekali tidak berlaku untuk Athalla, lelaki itu tidak terlalu memperdulikan bagaimana cuaca hari ini.

Hati kecilnya merasa tidak senang sekalipun cuaca itu indah, terlebih kala dirinya mengingat kejadian malam kemarin. Bayangan sang ayah ketika menampar dirinya cukup keras masih terlintas di pikirannya, membuat mood Athalla hancur seketika.

"Bi?" sapa Athalla kala kedua kakinya berhenti melangkah, lelaki itu menghampiri meja makan omong-omong.

Bibi Sari yang selama ini bekerja di rumahnya, kini terlihat menyiapkan makanan kesukaan Athalla. Wanita itu selalu menyiapkan makanan untuknya, hanya makanan saja. Athalla bukan tipe orang yang manja, dirinya bisa menyiapkan semua keperluannya sendiri. Namun tidak dengan makanan, Athalla sadar betul jika kemampuannya dalam bidang memasak sangat buruk.

Ya, benar-benar buruk!

Semenjak kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai, Athalla benar-benar bingung harus menjalani kehidupannya seperti apa.

Sosok wanita dewasa di dalam rumahnya sudah tidak ada lagi, lalu siapa yang akan mengurusnya nanti? Ayahnya sangat sibuk bekerja membuat Athalla kecil berpikir, 'Apakah dirinya akan hidup sendirian di dalam rumah megah ini?'

Beruntung sekali pikiran buruknya tidak berujung lama. Ayahnya membuka lowongan pekerjaan untuk mencari pelayan rumah, sekaligus menemani putranya. Hanya menemani, tidak lebih.

Tomy sangat menjunjung tinggi kedisiplinan, mengajarkan Athalla hidup mandiri sedari kecil tidak membuatnya merasa bersalah sedikit pun.

Awalnya Athalla kecil merasa kesulitan akan banyaknya aturan yang di berikan oleh sang ayah, namun seiring berjalannya waktu, dirinya mulai terbiasa dengan semua itu.

Aturan yang Tomy berikan benar-benar berhasil membuat Athalla tumbuh menjadi remaja mandiri seperti sekarang ini, anak itu bahkan tidak pernah mengeluh akan apapun.

Benar, itu memang di depan Tomy. Lalu bagaimana jika di belakangnya?

Athalla hanya manusia biasa, hatinya tidak sekuat itu. Tomy salah besar jika didikan yang selama ini ia berikan terhadap Athalla benar-benar berhasil, nyatanya lelaki itu sangat tertekan. Athalla hanya tidak berani memperlihatkan keluhannya terhadap Tomy.

Tentu saja, pria itu akan menceramahinya habis-habisan dengan dalih jika seorang laki-laki itu harus bisa mengerjakan apapun sendiri. Seorang laki-laki itu harus kuat, jika ada yang menyakiti maka kau harus menyakitinya balik.

Pendirian macam apa itu? Athalla sungguh tidak habis pikir dengan pemikiran ayahnya!

"Aden udah bangun?" tanya bi Sari kala melihat Athalla kini duduk di atas kursi.

"Hmm." Athalla menganggukan kepalanya sedikit tidak bersemangat.

"Wajah aden kenapa?" tanya bi Sari khawatir, pipi kanan Athalla terlihat membiru. Semoga saja majikannya ini tidak berkelahi lagi.

Ah, sepertinya memang tidak.

Jika Athalla berkelahi, maka akan ada banyak luka di tubuhnya. Anak itu tidak akan menyerang lawan secepat itu, Athalla hanya diam seolah pasrah terhadap orang yang menyerangnya.

Tidak! Athalla hanya ingin merasakan bagaimana rasanya pukulan mereka terlebih dulu, mengumpulkan tenaga sebanyak mungkin untuk membalas pukulan orang tersebut melebihi apa yang orang itu berikan terhadap dirinya.

Semua Belum Usai [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang