Part 12

457 28 2
                                    

Siang ini, Athalla masih berada di dalam kelas. Tidak seperti biasanya yang hanya akan mengikuti satu atau dua pelajaran saja. Dirinya terlalu lelah, Athalla tidak mempunyai tenaga untuk melangkahkan kakinya kemanapun. Ia hanya ingin di sini, di dalam kelasnya.

Bukan untuk mengikuti pelajaran, atau sekedar mendengarkan guru ketika sedang menjelaskan. Namun, dirinya hanya ingin tertidur seraya menghilangkan rasa laparnya yang ada.

Sedari tadi, perut Athalla terasa berisik meminta agar segera di isi oleh sesuatu yang dapat mengganjal perutnya. Pagi ini Athalla tidak sarapan, Papanya sengaja melarang bi Sari untuk tidak membuatkan makanan apapun untuknya.

Hukuman dari ayahnya selalu saja seperti itu, sangat tidak keren!

Athalla juga cukup sadar diri dengan keahliannya dalam bidang memasak. Daripada membuat dapur ayahnya menjadi hancur oleh tangan ajaibnya, lebih baik Athalla tidak menyentuh barang apapun. Anak itu lebih memilih hanya memakan selembar roti tanpa toping apapun dengan segelas air mineral saja.

Jika di pikir-pikir, Athalla sedikit menyesal karena telah berani membuat ayahnya kembali marah. Jika saja Athalla tidak memancing emosi ayahnya, anak itu sudah dapat membeli makanan sedari tadi, tidak seperti sekarang yang terus menahan rasa lapar.

Uang yang Athalla sisihkan juga sudah habis untuk memperbaiki ban motornya yang terkena paku.

Sial! Benar-benar sial.

"Bang, lo kenapa?" tanya seseorang dengan menatap Athalla yang kini semakin menenggelamkan wajahnya terhadap tumpuan tangannya.

"Bukan urusan lo!" Athalla berucap tanpa menoleh, kedua matanya sengaja ia pejamkan agar dapat tertidur dengan pulas.

Bodoh! Bagaimana jika pelajaran di mulai?

Beruntung, masih ada beberapa menit lagi untuk bel berbunyi menandakan jika pelajaran ketiga akan segera di mulai.

"Lo belum makan, ya?" tanyanya lagi.

Lelaki itu terus saja menatap Athalla sembari mengernyitkan dahinya, sedikit heran kala melihat Athalla seperti ini. Tidak seperti biasanya yang selalu menghilang entah kemana walaupun jam pelajaran sudah tiba.

Anak itu memang sering bolos!

"Gue bilang bukan urusan lo!"

Athalarik, lelaki itu hanya mengaguk pelan. Tidak ingin menggangu kakaknya lebih lama lagi, Erik yakin jika Athalla sedang tidak baik-baik saja sekarang. Juga, perutnya yang terdengar berbunyi hingga beberapa kali.

Entah karena salah dengar atau tidak, namun Erik yakin. Jika suara itu berasal dari perut kakaknya, sepertinya Athalla memang sedang menahan lapar.

Dengan cepat, Athalarik segera meraih ponselnya yang sedari tadi ia simpan di dalam saku celananya. Mencoba menekan sesuatu secepat mungkin, ia tidak ingin niat baiknya ini terlambat.

Entah apa yang sedang Erik lakukan, namun semoga saja rencana kecilnya ini akan berhasil.

🍀🍀🍀

Suara bel terdengar sangat nyaring, pelajaran kali ini benar-benar telah usai. Ada sedikit rasa senang dari dalam hati Athalla, dirinya bisa segera bertemu dengan anak-anak yang telah ia rawat. Semoga dengan begitu, rasa lapar di perutnya akan terasa hilang.

Semua murid kini terlihat berhamburan, menghampiri kendaraan miliknya masing-masing yang telah terparkir di tempat sana. Sama halnya dengan Athalla, lelaki itu segera mendekati motor miliknya. Namun, ada juga murid lain yang hanya terlihat berjalan santai seraya menunggu jemputan.

"Mas, ngapain di sana?" tanya pak satpam sedikit curiga. Sebab, dirinya melihat pria di luar gerbang sana dengan gerak-gerik yang terlihat sedikit mencurigakan. Jika pria itu adalah orang jahat bagaimana? Bisa-bisa, pihak sekolah menegurnya nanti.

Semua Belum Usai [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang