Part 25

409 29 3
                                    

Malam ini, tidak seperti biasanya Tomy sudah berada di dalam rumah. Jika biasanya dirinya akan pulang larut malam, namun tidak dengan sekarang. Pekerjaan kantornya tidak terlalu padat jika di bandingkan dengan hari kemarin, jadi pria itu bisa pulang lebih awal walaupun pukul 20:45.

Namun meskipun begitu, tetap saja masih ada beberapa berkas yang harus dirinya kerjakan. Tidak banyak, hanya beberapa.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Tomy lantas menuruni anak tangga menuju ruang tamu, dengan segera mendudukkan dirinya di atas sofa. Televisi sudah menyala, namun pandangan Tomy seolah tidak fokus menatap layar, tidak ada hal yang menarik di dalam sana.

Fokusnya seolah hilang, tergantikan dengan satu nama yang tiba-tiba terlintas di dalam kepalanya seolah memaksanya untuk mengingatnya.

Athalla, entah kenapa nama itu berhasil mengacaukan pikirannya kali ini. Sikap Athalla akhir-akhir ini terasa aneh di benak Tomy, membuat pria itu sedikit heran.

Mengingat bagaimana sikap Athalla selama ini terhadap dirinya, Tomy sudah faham betul dengan karakter sang anak. Hampir mirip dengannya jika boleh jujur, namun beberapa hari ini Tomy merasa aneh dengan perubahan anaknya yang terasa drastis.

Anak itu sedikit berubah, terlihat lebih sopan dari biasanya, juga sikapnya terasa hangat membuat Tomy merasa senang akan perubahan drastis Athalla. Anak itu juga tidak pernah lagi pulang larut malam, bahkan dirinya sendirilah yang selalu pulang larut malam karena kesibukannya. Namun rasa lelah itu seolah memudar kala melihat bagaimana Athalla menyambut kepulangannya, tidak perduli waktu menunjukan pukul berapa. Athalla masih setia menunggunya, bahkan hingga sang anak tertidur di atas sofa. Namun meskipun rasa senang menguar di dalam hatinya, Tomy tetaplah Tomy. Pria itu tentu saja merasa gengsi hanya untuk sekedar membalas kebaikan Athalla.

"Bi, Atha sudah pulang?" Tomy bertanya kala bi Sari keluar dari dalam kamarnya.

Merasa sedikit heran dengan sikap majikannya kali ini, Tomy menanyakan anaknya? Bagi bi Sari, ini sungguh hal yang luar biasa, raut wajah majikannya terlihat tenang. Tidak seperti sebelumnya yang selalu memperlihatkan ekspresi menyeramkan membuat Athalla enggan untuk menatap wajah sang ayah.

"Belum, Tuan," balas Bi Sari sedikit menunduk, perasaannya sedikit tidak tenang. Wanita itu hanya takut jika pria yang berada di hadapannya saat ini akan kembali memarahi anaknya, bahkan menamparnya sekalipun tidak membuat Tomy merasa menyesal akan perlakuannya.

Berbeda dengan bi Sari yang takut akan pikiran buruknya yang menjadi kenyataan, Tomy justru sebaliknya. Lelaki itu merasa cemas mengingat anaknya yang belum kunjung pulang, hati kecilnya sedikit tidak tenang. Entah perasaan apa ini, sebab dirinya tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya.

"Kemana anak itu?" Tomy bergumam sepelan mungkin, pikirannya tidak lepas memikirkan Athalla. Anak itu benar-benar selalu berhasil membuat isi kepala Tomy berantakan. Seperti halnya sekarang. Ya, lelaki itu mencemaskan anaknya yang tidak kunjung pulang. Walaupun dirinya sendiri tau jika selama ini Athalla sering pulang larut malam.

"Pa?"

Suara lembut itu seketika membuat atensi Tomy teralihkan, menatap pintu utama yang kini sudah terbuka lebar menampilkan sosok lelaki yang ia tunggu sedari tadi.

"Dari mana saja kamu?" tanya Tomy tegas, kedua matanya tidak berhenti menatap sang anak yang masih mematung di ambang pintu sana membuat Erik sedikit tersentak kaget.

"Aku abis..."

"Keluyuran nggak jelas?" Pria itu memotong ucapan Erik dengan cepatnya, sepertinya Tomy sengaja tidak ingin mendengarkan penjelasan anaknya terlebih dulu.

Benar, selama ini pria itu memang enggan untuk mendengarkan alasan apapun dari sang anak. Tidak perduli jika mulut Athalla sampai berbusa sekalipun, Tomy tidak ingin mendengarnya, ia juga tidak ingin melihat pembelaan yang jelas-jelas sudah salah.

Semua Belum Usai [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang