"Bang, tunggu!"
Erik tidak berhenti mengejar langkah sang kakak, walaupun dirinya tertinggal cukup jauh, namun sebisa mungkin Erik berusaha mengejar langkah Athalla.
"Bang, Atha?" Erik bertanya kala langkah Athalla terhenti tepat di parkiran. Nafasnya terasa tersengal-sengal, langkah Athalla terlalu cepat untuk ia ikutin, tidak. Kakaknya itu seperti sedang berlari saja!
"Ngapain ngikutin gue?" Athalla berucap dengan sinisnya, raut wajahnya tidak berubah. Masih sama seperti terakhir kali Erik melihatnya ketika di dalam restoran tadi.
"Lo kenapa pergi?"
"Bang, kenapa lo nggak nyamperin kita?" tanyanya lagi.
Erik terus berusaha untuk berbicara dengan Athalla, walaupun Erik sendiri tau jika kakaknya itu sangat ingin menghindarinya. Terlihat dari bagaimana cara Athalla menyikapinya, lelaki itu bahkan tidak menoleh sedikitpun. Pandangannya hanya menatap ke sana kemari, namun tidak dengan wajah Erik.
"Males!"
"Lo kenapa, sih?"
"Bukan urusan lo!"
Sungguh! Athalla merasa semakin kesal sekarang.
Adiknya itu terlalu banyak bicara, padahal Athalla hanya ingin Erik mengerti bagaimana perasaannya tanpa harus bercerita. Adiknya tidak pernah peka!
"Bang, Mama pasti seneng kalau lo ada di sana."
Jika Athalla mempunyai pikiran seperti itu, sepertinya Athalla salah mengartikan bagaimana sikap Erik yang di anggapnya tidak pernah mengerti akan dirinya.
Athalarik justru mengerti dengan baik bagaimana perasaannya Athalla, hanya saja. Lelaki itulah yang selama ini menghindarinya, padahal Erik sudah berusaha untuk memperbaiki semuanya.
Berusaha ekstra agar Athalla mau menerimanya seperti dulu, bagaimanapun caranya. Namun tetap saja kakaknya itu masih bersikap acuh, hatinya seperti batu. Benar-benar keras.
"Lo yakin?"
"Mama kangen lo, Bang. Lo kenapa nggak mau ketemu sama ibu lo sendiri?"
Athalla sedikit mematung kala mendengar ucapan adiknya, ia bukan tidak ingin bertemu dengan ibunya. Hanya saja, Athalla pikir ibunya lah yang tidak ingin bertemu dengannya. Seperti sebelumnya.
"Minggir!" Athalla berucap dengan tegas, menyuruh adiknya untuk berpindah tempat. Erik sudah menghalangi jalannya.
"Bang, jangan kayak gini lah. Gue mohon sama lo, temuin Mama." Lelaki itu seolah tidak mempunyai rasa malu di hadapan Athalla, memohon dengan keras agar kakaknya mau menemui ibunya yang selama ini merindukannya.
Orang-orang di tempat itu tentu saja memperhatikan keduanya, membuat Athalla semakin merasa malu, bisa saja orang-orang itu menganggap dirinya orang yang tidak punya hati.
"Gue bilang minggir!"
Brukk
Erik terjatuh, bukan karena angin atau benda lain yang tidak sengaja menyenggolnya. Sebab, pelaku utamanya adalah Athalla. Lelaki itu mendorong Erik cukup keras, Erik dengan tubuhnya yang sedikit kecil di bandingkan dengan Athalla tentu saja terpental. Tenaga kakaknya benar-benar kuat membuat tubuhnya terhempas seketika.
"Sory."
Gumaman kecil itu keluar dari hati kecil Athalla seiring dengan motornya yang melesat dengan kencang, meninggalkan Erik yang masih tersungkur di bawah sana.
Athalla merasa menyesal, ia bahkan tidak berniat untuk melukai adiknya walaupun hanya dengan mendorongnya hingga terjatuh saja. Namun entahlah, kekesalan Athalla seolah meningkat kala dirinya bertemu dengan kembarannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Belum Usai [END]
Genç KurguKenapa prinsip hidup sebagian orang begitu bodoh? Menyembunyikan semuanya tanpa ingin ada orang lain yang mengetahui, bukankah itu akan semakin menyiksa diri sendiri? Tidak apa jika dirimu di anggap lemah. Itu artinya, kamu masih benar-benar merasak...