#Chapter 19 : this pain kill me so bad...

1.6K 81 4
                                    

Shilla mengerjapkan matanya beberapa kali. Bibir pucat nya menguap ngantuk pagi ini. Terik matahari pagi masuk menyinari melalui celah tirai putih di kamar Shilla.

Good morning Peterpan. How are you today? apa kamu ingat hari apa ini?

Aku berharap kenyataan kau berkata 'ya'

Shilla membaca notes yang ada di tangannya. Sudah 3 hari ini ia kembali sibuk dengan notes Pink kesayangannya. Kembali membuka tulisan-tulisan kenangan yang berantakan itu. Membaca nya ulang, lalu menulis nya kembali di sebuah kertas, menjadikannya bahan skrip cerita.

Novel karya ibunya yang akan ia teruskan. Shilla membuka halaman paling belakang. Mendapati foto Ibunya - Shilla - Ibu Kai - Kai tengah berpose di sebuah taman. Shilla ingat ayahnya mengambil foto itu sambil ikut tertawa.

Shilla melangkah masuk kedalam kamar mandi. Mencuci mukanya lalu menggosok giginya.

Seseorang mengetuk pintu.

"Ya sebentar!"

Shilla berjalan cepat menuju pintu dan membukanya.

"Hai Shil, tadi Stevan SMS gue kalah Irene gak bisa nemenin lo seharian ini karena ada jadwal mendadak di kantor ibunya. So, is there anything you want?"

Kris mengoceh cepat sambil masuk ke dalam rumah Shilla dan menaruh beberapa kantung belanjaan di atas meja.

"Kris."

"Yah maaf. Gue gak tau lo suka apa. Jadi, coba kita liat? Oke so i just have sausage here, dan oh chicken Wings. Ini yang terbaik." Ucap Kris sambil mengeluarkan semua makanan yang ada di kantung belanjaan.

"Kris, no."

"Oh yang ini pesanan adik gue, Zitao. Cih bikin malu aja." Ujar Kris lagi sambil menaruh kembali sekantung cemilan berisi keripik dan coklat dan minuman kaleng.

"No, i mean.."

"Oh lo udah makan? Gue bisa masakin nasi then kita bisa goreng sosis atau chicken wing-"

"Kris. Please."

"Okay. Your pleasure."

Shilla menarik napas dalam lalu membuangnya.

"Kris, lets just fried the chicken Wings and sausage then Cook the egg. Done."

Shilla mengambil bahan - bahan nya dan mulai memasak. Kris duduk di meja makan sambil meminum sekaleng minuman soda. Ia meneguknya lalu menaruhnya di atas meja.

"Shil, i know maybe until now you kept Feeling Hurt by what Cleo said. But thats not the Truth. Believe me, Raka bukan orang yang bisa ngehianatin orang yang dia cinta. Sahabatnya aja dia gak bisa, apa lagi ceweknya?"

Shilla masih bungkam. Tidak tahu harus merespon apa. Ia masih tidak ingin bicara.

"Cleo emang udah keterlaluan. Dia terlalu keras kepala dan gak mau buka hati untuk orang lain. Jelas-jelas Raka itu udah suka cewek lain dari awal. Tapi dia terlalu egois."

Shilla mematikan kompor. Mengambil dua piring dan menyajikan makanan yang selesai ia buat.

"Ini. Makan." Ujar Shilla.

Shilla duduk di sebelah Kris.

"Lo marah juga sama gue?" Tanya Kris.

"Of course not. Why you asked me like that?" Tanya Shilla.

"Cause you are kind like you dont want to talk to me. Are you really okay with me?"

"Im Really good. You just spoke to Much before." Ucap Shilla dan lanjut memakan sarapannya.

Hello, Goodbye.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang