#Chapter 11 : Papa?

1.9K 80 0
                                        

Keadaan siang ini terasa benar-benar awkward. Raka asik dengan PSP nya dan Shilla sibuk dengan Laptopnya.

Tidak ada percakapan. Walaupun Suasana saat itu tidak bisa di bilang sepi. Bunyi ceklikan ketikan keyboard laptop Shilla yang tak henti dan suara Raka yang sebentar-sebentar berteriak karena game yang ia mainkan.

Namun suara perut Shilla membuat Shilla harus bergerak menuju dapur.

Shilla berjalan menuju dapur, melewati Raka yang asik main PSP di atas sofa. Shilla membuka kulkas dan mendapati kulkas nya hampir kosong.

Shilla berjalan balik ke arah Raka.

"Ka, makanan hampir habis di kulkas. Aku ke minimar-"

"Gak usah. Biar aku aja. Kamu disini aja. Diluar ujan soalnya." Tukas Raka cepat.

Raka berjalan mengambil dompetnya di kamar lalu kembali keluar dan mengambil payung.

"Ka, aku nitip-"

"Strawberry milk dan Oreo. Ada tambahan?" Tanya Raka tepat.

"Eum,... Nitip pulpen sama buku tulis ya satu." Ucap Shilla.

Raka mengangguk. Ia bergegas menuju ke minimarket.

Shilla tersenyum. Shilla kembali ke laptopnya dan mulai mengetik lagi.

Peterpan adalah seorang yang baik. Ketulusannya dan senyum hangatnya.

Peterpan adalah seseorang yang lincah. Keelokan tubuhnya dan gerak-geriknya.

Peterpan adalah seseorang yang sangat disukai. Ia berani dan tampan.

***
Suara ketuk pintu membuat Shilla melirik kearah pintu. Kemudian ia melirik ke arah jam. Pukul 6.30 WIB.

'Kayaknya Kai udah pulang.' Pikir Shilla senang.

Suara ketukan pintu itu kembali terdengar.

"Ya sebentar!" Teriak Shilla dari dalam ruangan.

Shilla berjalan menuju pintu.

"Hai Ka, udah pul-"

Shilla terdiam melihat orang di depannya. Seorang pria mulai menua dengan sweather hitamnya yang rapi dan celana bahan berwarna biru. Style nya yang rapi. Sama seperti Kai. Selalu rapi dan terlihat tampan.

"Boleh saya masuk?" Tanya pria itu.

Shilla mengangguk dan mempersilahkan orang itu duduk di ruang tengah. Shilla pergi menuju dapur dan dengan cepat membuat coklat panas. Hanya itu yang tersisa di rak penyimpanan makanan instan.

"Ini coklat hangatnya." Ujar Shilla.

"Kamu sudah besar saja." Ucap pria itu.

"Semua orang mengalami fase pertumbuhan." Ucap Shilla.

Pria itu hanya mengangguk. Ia meminum susu coklat hangatnya dan kembali memperhatikan Shilla.

"Kamu benar-benar tumbuh menjadi seperti ibumu." Ucap Pria itu.

Shilla menaikkan sebelah alisnya.

"Mama? Tuan kenal dengan ibu saya?" Tanya Shilla.

Pria itu tersenyum tipis. Ia meletakkan cangkir nya kembali keatas meja dan meletakkan tangannya di atas pahanya. Menjadi tumpuan tubuhnya.

"Kita memang baru berbincang sekarang. Saya JoonMyeon. Ayah Raka." Ucap JoonMyeon.

Shilla membelalakkan matanya kaget. Bahkan ayahnya sendiri memanggilnya Raka.

Hello, Goodbye.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang