Hari ini Shilla bangun lebih cepat dari biasanya. Walau masuk sekolah itu jam 6.50, entah karena apa jam 6.20 ia sudah berangkat lebih dulu kesekolah. Tiga hari sudah terlewati di sekolah barunya. Tapi entah mengapa ia masih belum menemukan dimana sahabat kecilnya itu.
Ia berjalan kecil melewati beberapa pintu apartment dan berbelok menuju lift. Baru akan berbalik menuju lift, ia melihat seorang pria yang waktu itu ia temui di sekolah.
'ah, cowok itu?Cowok berbaju basket putih biru yang kemarin gak sengaja nabrak gue kan?'
Namun sepintas setelahnya, ia teringat baju olahraganya yang tertinggal di atas meja makan dan segera berlari untuk itu.
Sudah mendapatkan baju olahraganya, ia kembali dengan cepat menuju lift. Namun, pria itu sudah hilang. Ia menghela nafas pelan lalu berjalan menekan tombol down pada lift.
Lift turun dan berhenti di beberapa lantai. Hingga sampai di lantai dasar, pintu itu kembali terbuka dan Shilla keluar dari dalamnya. Sumpek, itu yang ia rasakan pagi ini. Belum apa-apa rambutnya sudah acak-acakkan. Ia tidak peduli, hanya mengendikkan bahu sekilas lalu pergi menuju halte bus.
Duduk manis menunggu di halte bus, kepalanya terus melihat kesana-kemari. Memperhatikan Jakarta yang super duper ramai. Berbeda dengan kota asalnya, Bandung yang lengang jika pagi hari.
Pria itu lagi.
Entah kenapa, Pria itu terus ditemuinya hari ini. Ia berpikir, 'tanya gak ya dia siapa?' kelamaan berpikir, bus pun datang. Pria dengan headset menutup telinganya dan jaket kulit berwarna biru jeans yang membalut badannya itu naik dengan cepat ke dalam Bus. Shilla dengan cepat ikut masuk kedalam bus sebelum benar-benar tertinggal bus.
Keadaan penuh dan kursi bus tidak ada yang kosong, banyak yang berdiri. Shilla memilih berdiri, dan ia tahu bahwa tepat di sebelahnya adalah Pria itu. Pria itu terus mendengarkan musiknya. Shilla terus memperhatikannya. Tiap lekuk dari wajah Pria berkulit coklat eksotis dengan tinggi kira-kira 180-an dan tubuh yang sudah Shilla pastikan berbentuk. Tampan. Satu kata itu yang menggambarkan pria tersebut.
Keasikan sendiri memperhatikan Pria didepannya, Shilla tidak menyadari sebuah tangan menyelinap masuk kedalam tas ransel sekolahnya.
BUGH!
Pria itu dengan cepat memukul habis orang yang diam-diam menyelipkan tangannya masuk kedalam tas Shilla. Shilla sontak kaget dan terdiam. Pria tampan yang sedari tadi terus Shilla perhatikan itu menatap tajam kearahnya,
"lain kali, perhatiin sekitar lo. Barusan lo hampir ke copetan."
Setelahnya si Pria itu mengambil ransel yang sengaja ia taruh dibawah dan turun dari bus nya. Shilla masih terdiam. Pria itu yang awalnya sudah sampai di bawah berbalik dan melihat kearah Shilla. Ia mengendikkan bahu dan berjalan santai kearah sekolahnya.
"neng, temennya udah turun tuh. Gak ikut turun?" ucap supir yang duduk di depan Shilla.
"hah? Emang udah... EH TUNGGUIN GUE!! Bang nih uangnya, makasih ya bang!" Shilla dengan cepat berlari keluar bus.
Shilla berjalan kecil mengikuti pria tampan itu. Merasa di ikuti, sebut saja pria misterius itu spontan menengok dan mendapati Shilla di belakangnya. Shilla yang grogi hanya melambaikan kecil tangannya sambil tersenyum aneh. Pria misterius itu hanya mengendikkan bahu.
Sekarang musim Hujan, Pria itu membungkus dirinya dengan jaket, namun gadis itu hanya menggunakan seragam sekolahnya, padahal sudah jelas hari ini terlihat mendung.
"gadis aneh."
Pria misterius itu tersenyum setelah mendiskripsikan gadis tersebut. Lalu melanjutkan arah jalannya menuju sekolah.
![](https://img.wattpad.com/cover/24655059-288-k64679.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Goodbye.
Novela JuvenilAku terus mencarimu. Walau tanpa arah, aku tidak peduli. Rasa persahabatan itu membuncah dengan tulus menjadi cinta Kenangan kecil membayang hingga kini. Semakin aku berusaha bahagiany bersamamu, Maka semakin aku di sakiti. Hanya kepercayaan dan...