Shilla berjalan menuju lift. Ia akan menonton sebuah film dengan Irene, Stevan dan Raka. Entahlah. Mereka belum memastikan akan menonton apa. Well, hari ini Shilla hanya mengenakan setelan celana bahan berwarna biru dongker dan atasan tanktop berwarna biru muda yang dibalut dengan cardigan putih. Rambut coklat tuanya di catok ikal. Kaki yang dibalut sepatu wedges warna kulit bertali itu mengarahkan kakinya mendekati tombol lift. Dan menekan tombol down pada Lift.
Ia menunggu hampir 7 menit didepan lift. Dan disaat itu ia merasa seseorang berdiri dibelakangnya. Aneh. Ia merasa orang itu memperhatikannya. Ia berbalik menghadap belakang.
Mereka tertegun melihat masing-masing.
Shilla membulatkan mata melihat pria didepannya yang mengenakan kaus putih dan jeans hitam yang dibalut jaket baseball biru-putih. Kaki panjangnya mengenakan sepatu Vans warna abu.
"Hai." Ucap Raka.
"lo,... tinggal disini juga?" Tanya Shilla.
"well, like what you see." Ujar Raka.
Shilla memandang Raka dari ujung kepala hingga ujung sepatu. Pantas Raka di daulat menjadi murid dengan banyak Idola. Bahkan walau terlihat simpel, penampilannya tetap menawan.
"mau nonton apa jadinya hari ini?" Tanya Raka.
"entah. Kata Stevan sama Irene, mereka pengen nonton film Drama." Ucap Shilla.
Raka hanya bergumam 'Oohh' dan suasana kembali diam. Sampai lift datang dan pintu terbuka lalu mereka masuk kedalam lift yang sama.
YHopeY
"pokoknya gue mau nonton 'Secret Admire'!" Seru Irene.
"apa sih nonton film asia. Mending kalau lo mau nonton film korea, lu beli aja ntar DVD nya di pasar okay. Gue rekomendasiin mending kita nonton film 'The Haunt' aja!" ujar Stevan tak kalah semangat.
"nggak. Mending kita nonton 'Secret Admire' gue jamin seru deh!" ucap Irene.
"gaak!! Pokoknya kalau gak 'The Haunt', yang lain deh. Asal jangan 'Secret Admire'!" ucap Stevan.
Stevan dan Irene terus berdebat mempermasalahkan film apa yang akan mereka tonton. Raka garuk-garuk kepala melihat tingkah kedua sahabatnya yang tidak pernah berubah dari sejak mereka kecil. Mempermasalahkan hal kecil yang bahkan sama sekali tidak pernah penting. Sedangkan Shilla sendiri hanya tersenyum miring memperhatikan kedua sahabat barunya itu.
Melihat Irene dan Stevan yang terus berdebat membuatnya ingat, dulu ia dan Kai juga senang bertengkar. Dan akhirnya Kai lah yang akan mengalah.
Dan hal itu membuat Shilla kembali tersenyum lembut.
"guys, mending kita nonton Make Your Move aja. Dari pada kalian debat terus. Capek gue liat kalian berantem tiap waktu."ucap Raka menengahi.
Dan inilah akhirnya. Selalu Raka yang akan menengahi. Terus berulang sejak kecil.
Shilla, Stevan, dan Irene mengangguk. Raka berjalan didepan mereka dengan Shilla disampingnya. Sedangkan Stevan dan Irene masih saja berdebat.
"mereka,... emang begitu dari kecil ya?" Tanya Shilla.
Raka mengangguk dan terkikik geli mengingat pertemuan pertamanya dengan Stevan dan Irene.
*Flashback On*
Raka melamun sambil memandangi luar jendela. Ia terus memeluk frame foto ibunya. Yah, memang hanya Ibunya yang ia ingat. Seorang suster masuk kedalam ruang rawat Raka dan berjalan mendekati Raka. Suster itu mengelus pelan rambut hitam Raka. Raka menengok kearah suster tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Goodbye.
Teen FictionAku terus mencarimu. Walau tanpa arah, aku tidak peduli. Rasa persahabatan itu membuncah dengan tulus menjadi cinta Kenangan kecil membayang hingga kini. Semakin aku berusaha bahagiany bersamamu, Maka semakin aku di sakiti. Hanya kepercayaan dan...