#Chapter 22 : our final scene

1.9K 81 7
                                    

Shilla terkulai lemas tidak berdaya di atas ranjang salah satu rumah sakit besar di Jakarta. Salah satu rumah sakit milik keluarga Stevan. Sulitnya bernapas membuat ia harus dibantu oleh alat oksigen.

Irene duduk di sebelah ranjangnya dan meremas tangan Shilla.

"Shil, gue janji, gue bakal bawa apa yang menjadi harapan Lo, kepercayaan Lo. Gue janji. Please be save Shil." Ucap Irene lirih.

Shilla hanya tersenyum di balik alat oksigen itu. Tersenyum kikuk dan sedih melihat sahabatnya Itu nekat berjuang demi dirinya sendiri.

"Gue pergi keluar dulu sebentar ya Shil. Harus balik ngurusin butik nyokap. I'll Get someone to taking cafe of you. Please Get Well as hard as you tried before." Ucap Irene.

Shilla mengangguk.

"Irene." Panggil Shilla susah.

"Ya?"

"Thank you So much." Ucap Shilla.

Irene membesarkan matanya dan mengangkat sebelah alisnya. Matanya mulai memerah menahan tangis.

"You're wellcome dearest Shilla." Ucap Irene dan pergi dari ruangan itu.

Shilla menghela napas dalam alat oksigennya. Ia sudah mulai bisa bernapas biasa sekarang. Kemarin kondisinya adalah yang terburuk dari yang terburuk.

2 Minggu yang lalu adalah alasan kenapa Shilla ada di sini. Dan lagi-lagi itu karna Cleo.

*FlashBack On*

Cleo mengetuk pintu rumah Shilla
Dengan kencang dan cepat.

"Ya sebentar."

Shilla membuka pintu dan mendapati Cleo berdiri di depannya dengan wajah masam.

"Cleo ada apa?" Tanya Shilla.

"Shil, to The point aja. Lo tau gimana kabar Raka sekarang?"

Shilla menggeleng. Hatinya berdebar mendengar nama Raka. Ada apa dengan Kai nya?

"Gara-gara Lo, gara-gara dia selalu berusaha buat ngelindungi Lo dari orang-orang jahat yang ngidolain Raka yang mau ngencelakain Lo, Raka harus kehilangan penglihatannya sebelah karna kena pisau. Dan Lo tau? Hidup tanpa mata itu gak berarti apa-apa." Ujar Cleo marah.

Shilla membelalakkan matanya kaget.

"Ta-tapi.."

"Kalau aja Lo gak berharap sama Raka dan Biarin Raka sama gue, mungkin gue udah jadi orang yang tanggung resiko itu. Lo tuh picik ya Shil."

Shilla menggeleng. Raka sakit dan dia gak tau?

"Cleo tapi gue gak-"

"Gak berniat dan gak ada pikiran hal kayak gitu terjadi? Ini dunia Idol Shil! Bukan sekedar dunia main-main dan segala buku-buku novel sampah Lo itu. Raka bukan orang netral kayak Lo yang penggemarnya gak Nganggep Lo. Mereka cuma cinta sama hasil yang udah Lo terbitkan. Tapi Raka!? SEMUA ORANG CINTA SAMA DIA, KAGUM SAMA DIA, SELALU MUJI DIA DAN SEKARANG!? GARA-GARA KEBERADAAN LO DIA KEHILANGAN CAHAYA SEBELAH MATANYA DAN LO GAK TAU ITU? Semua orang udah gak ada yang peduli sama Raka. His dream. His biggest dream. All his best tried. Its all disappeared in just a second Because of a girl like you. Dont you think a dream is something that precious for any Human? And you destroy all Raka's Dream? How Dare you-"

Irene tiba-tiba muncul dan membiarkan rambutnya terjuntai agar Cleo menjambak rambutnya. Tidak menjambak milik Shilla.

"Awh." Rintih Irene.

Hello, Goodbye.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang