08.

61 10 2
                                    

HAPPY READING GUYS
Tandai jika ada typo

______________________________________________

(•ω•)

Tiga pertandingan sudah dijalani, dan tinggal satu pertandingan lagi. Yang mana pertandingan ini nantinya sebagai penentu, tim mana yang akan lolos dalam lima tim terbaik se-jawa barat.

Satu pertandingan ini masih satu group dengan lawan-lawannya kemarin. Dalam kegiatan ini ada 5 group, yang masing-masing group terdiri dari 4 tim. Dari keempat tim itu akan ditentukan juara group, yang otomatis juga bakal lolos dalam seleksi tingkat provinsi.

Pertandingan itu akan dilaksanakan besok, sekitar pukul 10.00 kenapa pagi? Padahal biasanya waktu malam. Itu karena hari ini merupakan hari terakhir, jadi semua pertandingan di setiap group akan di selenggarakan serentak pada pagi hari, namun dengan stadion yang berbeda.

Malam sudah semakin larut, namun tak membuat keempat anak yang berada di asrama ini memejamkan matanya. Mereka malah asik dengan kegiatan masing-masing.

Keempat anak itu adalah Nauval, Verga, Jerry dan juga Agra. Nauval yang asik dengan handphonenya, Agra dan juga Jerry asik dengan nyanyian mereka. Sedangkan satu lagi, Verga satu anak itu tak bisa diam sama sekali.

"Diam Ver!" sentak Jerry yang sudah jengah melihat kelakuan temannya yang satu ini.

"Gua gabut anjir, mau tidur gak bisa. Kalian juga sibuk sendiri, yaudah gua juga sibuk sendiri," ucap Verga dengan santainya.

"Tapi gak dengan berantakin kamar woi!"

Yah gabut Verga memang sedikit berbeda, dia membuat kamar yang mereka tempati menjadi berantakan. Bungkus snack berserakan dimana-mana. Kulit kacang juga dibiarkan tergeletak dilantai.

"Biarin suka-suka dia," ucap Nauval membela, membuat mata Verga berbinar. Verga menatap remeh kearah Jerry dan Agra, dia merasa senang lantaran Nauval membelanya.

Tetapi di waktu yang bersamaan, dia melemah ternyata Nauval menjatuhkannya dengan ucapan baru saja Nauval ucapkan. "Tapi tetep harus diberesin, kalau enggak tidur sono di balkon."

Sontak saja tawa Jerry dan juga Agra meledak, keduanya tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Verga. Memang enak, kebanyakan gaya ya gitu."

(•ω•)

"Punya temen titisan setan semua, enak bener mereka keluar jalan-jalan. Nah gua malah disuruh bersihin kamar," gerutu Verga memunguti bekas snack yang tadi dia buang sembarangan.

Nauval, Jerry, dan Agra pergi keluar. Entah kemana, karena Verga tak di beri tahu. Jangankan diberi tau diajak saja tidak, Verga malah di suruh membersihkan semua kekacauan yang tadi dia buat.

Dengan ogah-ogahan Verga membersihkan semuanya hingga bersih, memerlukan waktu hingga lebih dari setengah jam. Setelah selesai Verga menidurkan tubuhnya di atas kasur, mungkin karena kecapekan Verga perlahan masuk ke alam mimpinya.

Selang sepuluh menit kemudian Nauval, Jerry, dan Agra sudah datang mereka menggeleng-gelengkan kepala melihat Verga yang tidur dengan posisi yang sangat tidak aesthetic.

Tapi tak urung mereka tersenyum lantaran Verga benar-benar membersihkan seluruh kekacauan yang tadi dia buat.

(•ω•)

Menjadi pelatih dadakan untuk teman yang lain itu membuat para tim inti sedikit bekerja lebih extra. Jika yang di latih mau mendengarkan semua mereka tidak masalah, tetapi tidak. Banyak dari mereka yang kerap kali mengeluh lantaran latihannya terlalu keras.

Kenyataannya bukan latihan yang terlalu keras, tetapi mereka itu yang tidak niat. Untuk mereka yang benar-benar niat mereka sama sekali tidak protes dengan segala bentuk latihan yang di berikan.

Selama di latih mereka dalam pantauan ketat oleh Dena dan Azriel. Jadi yang benar-benar niat otomatis akan di ikutkan dalam event yang di adakan di SMA Harapan.

"Udah cukup latihannya, sekarang kalian bisa berkumpul di ruang SK voli." Interupsi Dena yang mana mereka langsung menghentikan kegiatan latihan.

Mereka pun langsung berjalan menuju ruangan SK, untuk tim inti tidak semua yang ikut ke ruang SK. Hanya Dena, Azriel, Kiya, Lala, Gina, Rafi, dan juga Dimas yang notabenya pengurus ekstrakurikuler bola voli. Sisanya mereka tetap di lapangan untuk berlatih sendiri.

Di ruang SK suasana menjadi menegangkan, padahal sebelum-sebelumnya saat masuk SK voli tidak semenegangkan ini. Tak lama ke tujuh pengurus ekstrakurikuler voli masuk ke ruangan SK, itu malah membuat suasana SK semakin menegangkan.

Ke tujuh pengurus itu berjalan ke depan, mereka duduk di kursi yang sudah ada. Menghadap ke arah teman yang lain.

"

Sore semuanya," sapa Dena dan Azriel berbarengan sebagai pembuka pembicaraan.

"Sore."

"Hari ini saya dan pengurus yang lain akan menyampaikan satu hal yang penting." Azriel menjeda ucapannya, dia lalu menatap ke arah Dena agar dia saja yang menyampaikan hal itu.

Dena bangkit dari duduknya mengambil buku yang terletak di atas meja di pojok ruangan. Lalu kembali lagi ke kursi yang tadi dia duduki.

"Baiklah langsung saja, selama ini kalian yang sudah daftar buat ikut event tidak semuanya yang bisa ikut. Hanya di ambil beberapa saja yang benar-benar niat, dan kami sudah menyeleksi semuanya selama kalian latihan beberapa hari ini."

Ucapan Dena banyak membuat mereka tak setuju, terutama Freya wajahnya sudah sangat memerah.

"Gak bisa gitu dong! Katanya yang mau ikut daftar aja, kenapa sekarang malah gini?! Mana cuma diambil beberapa orang," bantah Freya tak terima dengan keputusan ini.

"Coach ngasih kesempatan buat kalian yang benar-benar niat, bukan hanya sekedar minat," jelas Dena sedikit menyindir Freya.

"Tap-"

Belum sempat melayangkan protesan lagi, Azriel menyela ucapan Freya. Dirinya menyuruh agar Freya diam dan mendengarkan apa saja yang akan di ucapkan oleh Dena.

"Lanjut Den."

Dena lanjut membaca isi dari buku yang tadi dia ambil. "Aku bakal sebutin satu persatu nama yang bisa ikutan tanding di SMA Harapan dan buat nama-nama yang tidak aku sebut berarti tidak bisa ikut di pertandingan ini."

Dena menyebutkan semua nama-nama yang telah lolos seleksi, nama-nama yang tersebut memang benar-benar anak yang niat latihan beberapa hari ini.

Diantara nama-nama itu tentunya nama Freya tidak disebutkan, Freya yang terlanjur kesal marah dan iri dengan teman lain yang lolos. Dia bangkit lalu meninggalkan ruangan SK dengan wajah memerah, tak hanya itu tadi dia juga menutup pintu dengan tidak iklas sehingga menimbulkan suara yang amat keras.

Mereka yang di dalam ruangan SK hanya mampu menggelengkan kepala sambil mengelus dada lantaran terkejut dengan suara pintu yang tutup dengan keras oleh Freya.

Tim pengurus? Mereka bersikap bodoamat melihat itu, karena sudah dapat ditebak jika ini bakal kejadian. Freya itu gadis perusuh yang kerap sekali numpang pamor. Tak hanya itu Freya itu juga gadis manja, paling susah diatur dan tentunya semaunya sendiri.

Tim pengurus sudah tau akan itu semua, mengingat kakak Freya juga merupakan alumni SMA Pelita, tentunya dulu juga ikut di ekstrakurikuler voli. Sifatnya tak jauh beda dengan Freya, adik kakak satu ini sedikit memiliki dendam dengan voli. Terutama Kiya, dan juga Dena.

(•ω•)

Jangan lupa tinggalkan jejak
Vote dan komen kalian berharga banget
Jangan jadi siders ya:)

Follow akun author ya
Wp: prmtal_lia
Ig: story.wplia
Tt: prmtsral_lia

See you next part

CINTA ANAK ATLETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang