17.

56 7 1
                                    

HAPPY READING GUYS
Tandai jika ada typo

______________________________________________

(•ω•)

"Hai," sapa gadis dengan rambut di kuncir kuda kepada Nauval dkk.

Nauval dkk menatap cewek di hadapannya ini dengan raut bingung, mereka tidak mengenali cewek ini.

"Juga," sahut Agra mewakili teman-temannya membalas sapaan gadis di hadapannya kali.

"Kenapa ya?" lanjut Agra bertanya apa tujuan gadis itu.

"boleh kenalan gak kak?" ucap gadis itu.

Gadis itu mengulurkan tangannya di hadapan Nauval dkk, mereka hanya saling pandang tanpa ada yang membalas uluran tangan gadis yang kali ini di hadapan mereka.

Ini bukan pertama kalinya mereka di hampiri oleh gadis dari berbagai sekolah, sudah lima hari event ini di laksanakan dan tetap saja setiap hari ada saja cewek dari berbagai sekolah yang berniat berkenalan dengan anggota tim sepak bola dari SMA Pelita.

Bahkan tidak hanya itu, saat mereka tanding juga banyak sekali cewek-cewek dari berbagai sekolah yang mendukung. Sekalipun sekolah mereka yang menjadi lawan dari SMA Pelita cewek-cewek itu tetap mendukung SMA Pelita dan malah bersikap acuh terhadap tim dari sekolahnya.

"Kak?" panggil cewek itu karena uluran tangannya tak kunjung di balas oleh tim kesebelasan dari SMA Pelita ini.

"Agra."

"Jerry."

"Verga."

Mereka akhirnya membalas uluran cewek itu berkenalan, hingga tinggal Nauval saja yang belum. Cowok itu terlihat enggan untuk membalas uluran tangan cewek ini.

"Kalau kakak ini?" tanya cewek itu menatap Nauval kagum.

"Dia nauval," ucap Agra mewakili Nauval untuk berkenalan dengan cewek itu.

Cewek itu tersenyum tipis kala Nauval sama sekali tidak membalas uluran tangannya, jangankan membalas uluran tangan. Nauval saja enggan membuka suara untuk berkenalan dengan cewek itu.

"Salam kenal kak, aku Hanna dari SMA Garuda."

"Udah kan?" Nauval akhirnya membuka suara, dia menatap malas cewek yang bernama Hanna ini.

"Udah kak, aku pamit." Mengerti jika kehadiran membuat tidak nyaman tim kesebelasan SMA Pelita. Hanna memilih pamit dari hadapan sebelas cowok tampan

Tak ada yang memberikan respon baik, mereka hanya menatap datar cewek bernama Hanna tadi.

(•ω•)

"

Mau kemana lu? Rapi banget," tanya Lala heran melihat Kiya yang sudah rapi dengan setelan legging hitam dan baju jersey warna coklat.

"Keluar bentar sama Nauval," jawab Kiya.

Lala baru ingat jika ini hari minggu, pantas saja Kiya sudah rapi. Tetapi jika dilihat dari baju yang dikenakan Kiya sepertinya sepasang kekasih ini akan melakukan bimbingan fisik lagi.

"Binsik lagi?" ucap Lala memastikan.

Kiya menoleh ke arah Lala. "Menurut lu gua kalau keluar sama Nauval kemana kalau gak binsik?" Bukannya menjawab Kiya malah bertanya balik ke Lala.

"Gak ada," balas Lala dengan polos menggelengkan kepala.

"Yaudah kalau udah tau jawabannya."

Kiya berjalan keluar dari kamar hotel yang seminggu ini dia tempatin. Ya sekarang dia masih berada di hotel tempat beristirahatnya semua atlet yang ikut dalam pekan olahraga.

Terhitung sudah seminggu pekan olahraga ini di laksanakan, dan tinggal seminggu lagi menuju acara penutupan.

"Sempat-sempatnya binsik bareng, padahal dari hari senin sampai sabtu udah full pertandingan. Apa gak capek badannya," monolog Lala menatap Kiya dan Nauval yang tengah melakukan pemanasan.

(•ω•)

Di saat Kiya dan Nauval melakukan lari kecil mengelilingi lapangan, Kiya mengeluh tubuhnya lelah. Hal itu membuat Nauval langsung memberhentikan larinya, dia berbalik menghampiri Kiya yang tengah mengatur nafasnya.

"Bandel sih kamu, udah tau seminggu ini jadwalnya padet masih aja ngotot binsik. Tau gitu tadi diam aja di kamar, istirahatin tubuhnya biar gak capek," omel Nauval yang khawatir pada sang kekasih.

"Aku gak selemah itu kali Val," Kiya menatap Nauval jengah. Dia tidak selemah itu, Nauval saja yang terlalu berlebihan.

"Yaudah istirahat dulu, larinya nanti lagi." Nauval lalu merangkul pundak Kiya untuk berjalan ke tepi lapangan.

Nauval memberikan minuman isotonik kepada Kiya, Kiya menerimanya dan langsung dia minum lantaran tenggorokannya terasa sangat kering.

S

aat keduanya meneguk minuman isotonik, ada seseorang yang menghampiri keduanya. Kiya mendongak menatap sosok yang menghampiri dia dan Nauval.

"Hai Nauval," sapa seseorang itu dengan nada manis. Dia hanya menatap ke arah Nauval tanpa memperhatikan Kiya yang berada di sebelah Nauval.

Nauval memicingkan matanya, dia merasa tidak asing dengan sosok gadis yang ada di hadapannya.

"Ngapain lu ke sini?" tanya Nauval to the point pada Hanna.

Hanna, cewek yang kemarin meminta kenalan dengan Nauval dan juga teman-temannya. Entah ada keperluan apa dia kembali datang menghampiri Nauval sekarang.

"Kak Nauval habis binsik ya?" tanya Hanna berbasa-basi.

"Menurut lu aja," sahut Kiya yang sedari tadi menyimak obrolan Nauval dan cewek yang dipanggil Hanna.

"Kamu siapa ya?" tanya Hanna menatap Kiya heran.

"Oh pelatihnya kak Nauval?" lanjutnya membuat Kiya menatap tajam Hanna, bisa-bisanya dia dibilang pelatihnya Nauval.

"Sembarangan!" ucap Kiya sedikit ngegas. Nauval? Dia terkekeh kecil melihat raut kesal dari sang kekasih.

"Gua Kiya ce..." Belum selesai Kiya berucap Nauval sudah menyelanya terlebih dahulu, Nauval menyela lantaran tak mau Kiya terus menanggapi Hanna.

Menurutnya menanggapi Hanna itu tidak ada gunanya, maka dari itu dia menyela ucapan Kiya. Nauval juga mengajak Kiya untuk berlalu dari lapangan.

"Udah Ki, balik aja kamu butuh istirahat besok masih tanding." Nauval menggenggam tangan Kiya mengajak Kiya pergi dari hadapan Hanna.

Hanna memandang Nauval dengan raut kecewa, dia ditinggal begitu saja padahal dia masih ingin berbincang dengan Nauval.

"Cewek itu tadi mau ngomong apaan coba? Gua kok penasaran, kak Nauval juga ngapain ngajak tuh cewek pergi sih. Mana mereka gandengan erat banget," monolog Hanna.

"Gapapa deh lain kali bisa ketemu lagi," ucap Hanna sebelum akhirnya memilih pergi dari lapangan, karena tadi dia datang ke lapangan hanya untuk menghampiri Nauval. Nauval sudah pergi jadi buat apa dia masih berada di lapangan sendirian.

(•ω•)

Jangan lupa tinggalkan jejak
Vote dan komen kalian berharga banget
Jangan jadi siders ya:)

Follow akun author ya
Wp: prmtal_lia
Ig: story.wplia
Tt: prmtsral_lia

See you next part

CINTA ANAK ATLETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang