11.

61 9 5
                                    

HAPPY READING GUYS
Tandai jika ada typo

______________________________________________

(•ω•)

Dengan di antar supir pribadi tim sepak bola SMA Pelita, Nauval tiba di Jakarta pukul 13.15 dia terlebih dulu ke sekolah baru setelahnya akan pulang ke rumah.

Di sekolah Nauval langsung menuju ruang kepala sekolah, dia hanya ingin menyampaikan ke kepala sekolah apa yang kemarin di beri tau oleh Coach Tama.

Sekitar satu jam lamanya berada di dalam ruangan kepala sekolah, akhirnya Nauval selesai juga. Sekarang dia akan pulang dan baru mengikuti kegiatan belajar mengajar jika kondisi fisiknya sudah stabil dari cidera.

Yah itulah alasan Nauval pulang terlebih dahulu, akibat cidera di pertandingan terakhir membawa efek yang lumayan besar bagi tubuh Nauval. Kondisinya yang menurun membuat Coach tama akhirnya membiarkan Nauval pulang tanpa ikut acara penutupan.

Saat berjalan menyusuri koridor netra Nauval bertemu dengan Kiya yang baru saja keluar dari ruangan SK bola voli.

"Kiya," panggil Nauval membuat Kiya yang hendak menutup pintu ruang SK menoleh ke arah Nauval.

"Loh? Udah nyampe aja?"

Kiya menatap lekat Nauval, dirinya merasa banyak sekali perubahan dari tubuh Nauval. Ini sangat jauh berbeda, dari yang terakhir kali Nauval berkunjung ke rumahnya sehari sebelum berangkat ke Bandung.

"Iya," jawab Nauval singkat.

"Aku pulang dulu ya, badan ku capek," alibi Nauval agar Kiya tak tau jika sebenarnya kondisi Nauval sangat tidak baik.

Lelah karena latihan, lelah karena pertandingan semuanya baru terasa sekarang. Selama ini Nauval jarang memperhatikan tubuhnya sendiri, bahkan kadang jika selesai latihan dia tidak langsung istirahat.

Nauval berlalu dari hadapan Kiya, dia berjalan ke luar sekolah. "Mas Nauval mau diantar?"

"Enggak usah pak, saya sendiri saja lagian tinggal ke rumah saja. Kasihan kalau bapak harus mengantarkan saya terlebih dahulu."

Tolak Nauval, lantaran supir yang tadi mengantarnya akan kembali lagi ke Bandung untuk menjemput teman-temannya.

"Yaudah Mas Nauval hati-hati." Nauval mengangguk, dia menunggu taksi pesanannya di pos satpam.

(•ω•)

Dua hari sejak kepulangan Nauval dari Bandung, Nauval tak pernah menunjukkan kehadiran saat di sekolah. Dari berita yang beredar, Nauval saat ini tengah di rawat akibat kelelahan.

Sekalipun ada berita yang menyebutkan jika Nauval tengah di rawat, Kiya sang kekasih malah di sibukkan dengan latihan. Tak ada hari libur lagi mengingat pertandingan akan dilaksanakan minggu depan, semakin dekat pertandingan semakin ketat pula latihan untuk anggota voli.

Hari ini temen-teman Nauval pulang dari Bandung, semua warga sekolah SMA Pelita sudah menyiapkan penyambutan untuk mereka semua karena telah berhasil memperoleh kemenangan.

Semua siswa-siswi SMA Pelita sudah mengetahui jika tim sepak bola SMA Pelita lolos seleksi tingkat provinsi, dan bakalan lanjut untuk seleksi tingkat nasional untuk bergabung di tim sepak bola nasional.

Bangga? Tentu saja ini adalah pencapaian yang luar biasa untuk SMA Pelita, selama bertahun-tahun baru kali ini SMA Pelita lolos tingkat provinsi.

"Itu dia mereka," seru salah satu murid SMA Pelita, melihat bus yang membawa tim sepak bola SMA Pelita.

Lagu-lagu bertemakan kemenangan, bergema di seluruh penjuru SMA Pelita. Satu persatu tim sepak bola SMA Pelita turun, dengan membawa tas perlengkapan di pundak kanannya mereka berjalan maju menghadap kepala sekolah.

"

Selamat datang dan selamat atas kemenangan yang kalian peroleh," ucap kepala sekolah dengan bangga.

Sorakan tepuk tangan terdengar jelas, tim sepak bola lantas berjalan maju untuk salim ke kepala sekolah sebagai tanda hormat.

Mereka semua berbahagia, tetapi di hari bahagia ini tim mereka tidak lengkap. Nauval Zavier Nalendra sang captain tim tak ada di antara mereka.

(•ω•)

Kiya:
|Aku dengar kamu masuk Rs?
|Sakit apa? Kemarin pas pulang baik-baik aja kok sekarang ngamar?

Kiya ngechat Nauval di sela-sela dia istirahat waktu latihan. Jauh dari lubuk hatinya, Kiya juga khawatir dengan Nauval.

Nauval:
Enggak papa kok
Mungkin kecapean aja

Kiya:
Kecapean? Gak usah bohong

Nauval:
Aku gak bohong aku emang kecapean

Kiya:
|Val, kamu lupa aku juga atlet?
|Kamu gak bisa bohongin aku
|Walau aku sama kamu beda bidang olahraga tapi aku tau berapa lama waktu latihan yang di butuhkan
|Sekalipun dekat pertandingan coach pasti akan ngasih kita jeda untuk kita istirahat

Oke Nauval melupakan satu hal ini, Kiya juga atlet dia pasti tahu waktu yang di gunakan saat latihan ataupun istirahat. Mau tak mau Nauval harus berucap jujur kepada Kiya.

Nauval:
|Aku cidera
|Di pertandingan terakhir aku terus di tackling sama lawan
|Ini ke rumah sakit di saranin sama coach Tama
|Udah hampir seminggu tapi kaki ku masih kerasa sakit, makanya coach Tama nyaranin buat di cek ke rumah sakit

Kiya:
|Gitu kek jujur dari tadi
|Cepet sembuh dengerin apa kata dokter
|Jangan mikirin latihan dulu fokus sama kesembuhan mu
|Maaf aku belum bisa jenguk, aku full latihan buat pertandingan di SMA Harapan
|Nanti kalau ada waktu aku sempetin buat jengukin kamu
|Udah ya bye aku lanjut latihan dulu

Nauval:
|Enggak usah aku gapapa
|Kamu fokus latihan sama pertandingan aja
|Semangat cantik♡

Ya begitulah Nauval, dibalik sifatnya yang terkesan cuek dia sebenarnya sangat perhatian dengan Kiya. Sekalipun dia baru selesai latihan Nauval sesekali menyempatkan waktunya untuk ke rumah Kiya.

Bahkan tanpa di ketahui Kiya, Nauval sebenarnya tau kalau selama dia latihan untuk pertandingan tingkat provinsi ini Kiya kerap merasa bosan. Maka dari itu Nauval langsung datang ke rumah Kiya walaupun hanya sekedar makan.

Terkadang juga di saat dia cape latihan, Nauval tetap mengiyakan ajakan Kiya untuk lari sore ataupun bimbingan fisik lainnya.

"Atlet emang impian ku Ki, maaf kalau aku jarang sekali ada waktu untuk kamu."

"Tapi aku bakal usahain selalu ada di saat kamu butuh, sekalipun jadwal latihan ku yang begitu padat."

Di lain tempat Kiya yang tengah latihan, sedikit kesusahan untuk berkonsentrasi. Usai Kiya tau kalau Nauval tengah cidera dia ingin menjenguk tetapi dia tidak mungkin untuk meninggalkan latihan.

"Maaf mungkin aku terkesan egois, aku gak bisa ninggalin latihan. Apapun itu penyebabnya latihan bagiku lebih utama dari kamu."

(•ω•)

Jangan lupa tinggalkan jejak
Vote dan komen kalian berharga banget
Jangan jadi siders ya:)

Follow akun author ya
Wp: prmtal_lia
Ig: story.wplia
Tt: prmtsral_lia

See you next part

CINTA ANAK ATLETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang