20.

80 6 0
                                    

HAPPY READING GUYS
Tandai jika ada typo

Ini ngetik langsung ku up karena keburu deadline
Jadi maaf kalau banyak yang typo

______________________________________________

(•ω•)

"Mampir ke mana aja lu?" ucap Kiya saat netranya melihat Lala yang baru saja kembali dari toilet.

"Gak kemana-mana, cuma kesasar bentar tadi," jawab Lala apa adanya.

Memang benar kan? Dia tadi hampir saja kesasar jika tidak bertanya ke panitia.

"Ck yaudah ayo turun, nungguin lu lama bener."

"Sorry."

Kiya hanya berdehem, dia bangkit melewati Lala lalu setelahnya menuruni anak tangga untuk turun dari tribun.

Pertandingan babak kedua sudah selesai sekitar 15 menit yang lalu, suasana tribun sudah sepi lantaram beberapa penonton sudah turun sedari tadi. Mungkin jika di hitung ada sekitar 10 orang termasuk Kiya dan Lala yang masih berada di tribun penonton.

"Loh mau kemana?" tanya Lala karena Kiya malah membelokkan langkah kakinya ke arah kanan di mana itu adalah lorong menuju ruangan ganti para pemain.

"Nemuin Nauval," ucap Kiya menatap Lala yang berjarak beberapa langkah darinya.

"Lah terus gua di tinggal gitu?"

Kiya mengendikan bahunya acuh. "Kalau mau ikut ya ayo, kalau lu mau balik ke hotel duluan ya terserah."

Jawaban super simpel dari Kiya membuat Lala tak percaya. Bukannya dia tidak percaya jika Kiya mau meninggalkannya. Dia tidak masalah juga, tetapi yang membuat Lala tidak percaya sejak kapan Kiya mau repot-repot nemuin Nauval yang selesai bertanding?

Kiya yang biasanya menonton tim kesebelasan tanding aja terlihat ogah-ogahan, kalaupun mau selepas pertandingan selesai Kiya langsung pergi meninggalkan stadion.

Sekarang? Kiya malah memilih menunggu Nauval daripada kembali ke hotel. Ini merupakan hal langkah bagi Lala.

"Yaudah gua langsung balik aja kalau gitu." Lala memilih kembali ke hotel daripada nanti menganggu Kiya dan Nauval.

"Gak ke Verga?" tanya Kiya heran.

"Gak deh, males." Lala menjawab cuek pertanyaan Kiya.

"Yaudah," ucap Kiya sebelum dia benar-benar membelokkan langkahnya ke lorong menuju ruangan ganti atlet kesebelasan.

(•ω•)

B

erbeda dengan peraturan saat di stadion indoor tempat dilaksanakannya pertandingan voli tadi, stadion pertandingan sepak bola ini membolehkan orang lain untuk masuk ke ruangan ganti para pemain.

Tak ada larangan bagi penonton untuk menemui para atlet, semua bebas untuk keluar masuk ke ruangan ganti.

Saat ini Kiya baru saja menginjakkan kakinya di ruangan ganti milik atlet sepak bola, ramai itulah satu kata yang menggambarkan suasana ruangan ganti atlet sepak bola.

Banyak sekali cewek-cewek centil yang mengerubungi para atlet, entahlah ada keperluan apa Kiya tak mau ambil pusing. Netranya menelisik menatap ke segala penjuru ruangan ganti ini, dia sedang mencari keberadaan Nauval diantara banyaknya orang yang ada.

Setelah menemukan keberadaan Nauval yang ternyata tak jauh beda dengan teman-temannya yang lain. Terlihat Nauval yang berdiri di sudut ruangan dengan banyaknya cewek-cewek yang berada di sekitarnya.

CINTA ANAK ATLETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang