18.

60 6 0
                                    

HAPPY READING GUYS
Tandai jika ada typo

______________________________________________

(•ω•)

Hari telah berganti, semua sudah kembali melakukan aktivitas seperti semula. Begitu juga dengan Nauval dan Kiya hari ini kembali melakukan pertandingan menuju babak semi final.

Pukul 07.00 wib Kiya dan Nauval sudah siap dengan jersey masing-masing, Kiya menghampiri Nauval yang tengah menunggunya di lobby hotel. Keduanya akan pergi bersama menuju ke stadion tempat di laksanakannya pertandingan voli.

Kenapa Nauval malah ke stadion voli, bukan ke stadion sepak bola? Itu karena keduanya sepakat untuk saling menonton jalannya pertandingan. Mumpung diantara pertandingan Kiya dengan pertandingan Nauval terdapat jeda yang lumayan jauh.

"Semangat," ucap Nauval memberi semangat kepada Kiya sebelum Kiya masuk ke ruangan bersiap khusus para atlet voli.

"Aku lihat kamu di tribun, nanti kalau udah selesai tanding aku tunggu di sini aja. Nanti ke stadion Sepak bola bareng," lanjutnya memberi tau Kiya.

"Yaudah aku masuk dulu." Nauval melihat Kiya yang berjalan memasuki ruangan bersiap, setelah Kiya tidak terlihat lagi oleh netranya barulah Nauval berlalu dari pintu masuk ruangan bersiap.

(•ω•)

"Kita panggil tim bola voli putri dari SMA Pelita," ucap panitia penyelenggara dari pengeras suara menggema di penjuru stadion indoor ini.

Teriakan serta sorak ramai penonton semakin ramai ketika satu persatu pemain bola voli putri SMA Pelita memasuki lapangan pertandingan. Kiya berjalan di belakang Dena, sedangkan di belakangnya ada Lala.

Dena memakai jersey yang berbeda diantara yang lain, postur tubuhnya yang lebih mungil di banding yang lain membuat Dena ditunjuk coach Bian untuk menempati posisi libero. Selain sebagai libero Dena juga merupakan kapten tim dalam pertandingan.

Jika di posisi libero ada Dena, maka Lala berada si posisi set-upper atau bisa disebut juga dengan tosser, posisi yang mempunyai tugas mengumpan bola kepada spiker. Dimana posisi spiker sendiri di tempati Gina dan juga Kiya. Nova? Dia ditempatkan untuk membantu Dena sebagai penerima bola dari lawan, sedangkan Indah sendiri dia sebagai pemain universal.

"Semangat Pelita!" sorakan dari para pendukung SMA Pelita memenuhi stadion indoor kali ini.

Suasana stadion kali ini ramai akan antusiasme dari pendukung tim SMA Pelita, pendukung dari tim sebelah cenderung diam tidak seperti pendukung SMA Pelita yang selalu menyorakan kata semangat.

Pritt....

Peluit tanda di mulainya pertandingan baru saja di tiup oleh wasit, bola pertama kali di pegang oleh tim SMA Pelita, dan Nova lah yang akan melakukan Servis pertama kali.

Pukulan pertanda permainan bola voli baru saja di layangkan oleh Nova, bola itu sukses melambung melewati net. Nova segera berlari memasuki barisan saat bola itu berhasil melewati bola.

Bola itu berhasil dikembalikan oleh tim lawan, Dena langsung dengan sigap mengarahkannya ke depan agar Lala yang dapat mengumpankannya ke Kiya ataupun Gina.

Mengerti kode yang di berikan Dena dan juga Lala kedua spike itu saling pandang, keduanya saling meloncat untuk melakukan tipuan siapa diantara Kiya atau Gina yang akan mengambil spike.

Bug..

Bola yang di pukul keras oleh Kiya sukses memasuki area lawan dan langsung mengarah jatuh ke lantai. Pukulan sangat keras dari Kiya membuat pemain lawan kesulitan untuk menerimanya.

"Wooo!" sorak senang para pendukung saat Kiya berhasil mencetak poin untuk tim SMA Pelita.

"Semangat ciwi-ciwi pelita," ucap cowok berambut sedikit curly, dia bukan merupakan anak didik di SMA Pelita. Dia siswa dari salah satu SMA di Jakarta Selatan yang sangat mengidolakan SMA Pelita.

Nova berancang-ancang akan mengambil servis yang kedua, dia memantulkan bola tersebut ke lantai sembari menunggu aba-aba dari wasit untuk dia melakukan servis kedua.

Pritt..

Pandangan Nova fokus ke daerah lawan, saat peluit itu di tiup Nova langsung menatap bola yang ada di tangannya. Dia bersiap untuk melemparkan bola itu, baru setelahnya dia akan memukulnya sampai melewati net.

Teknik servis atas menjadi andalan yang selalu Nova gunakan, dia merupakan salah satu pemain yang melakukan servis bola terbaik. Tak urung setelah bola itu Nova layangkan pemain lawan susah untuk menerima serta mengontrolnya. Membuat bola itu melayang menjauh keluar dari lapangan pertandingan.

(•ω•)

"

Udah?" ucap Nauval yang sedari tadi menunggu Kiya di pintu masuk ruangan bersiap. Nauval menepati janjinya untuk menunggu Kiya di depan pintu ruangan bersiap, tadi saat pertandingan antara SMA Pelita dengan salah satu SMA dari bandung selesai Nauval segera menuruni tribun untuk menghampiri sang ke kekasih ke ruangan bersiap.

Kiya mengangguk, dia menyampirkan tas ransel kecil yang dia bawa ke pundaknya. Kiya masih lengkap menggunakan Jersey serta sepatu yang sama dengan tadi, dia malas jika harus ganti baju terlebih dahulu. Kiya sudah merencanakan dari pagi, maka dari itu tas yang dia bawa hanya berisi handuk handphone dan beberapa perlengkapan perempuannya.

"Semangat ya tim kamu menang, kamu tadi juga keren banget mainnya," ucap Nauval bangga melihat pertandingan yang di lakukan sang kekasih tadi.

"Baru nyadar kamu?" balas Kiya cuek membuat Nauval terkekeh mendengarnya, dia kemudian merangkul pundak Kiya.

Hal itu menjadi tontonan banyak orang, terlebih keduanya sama-sama menggunakan jersey. Ditambah fisik yang sempurna membuat mereka memandang iri ke arah keduanya,

"Mereka romantis banget ya," ucap cewek pipi chubby yang sedari tadi melihat kegiatan Nauval.

"Bener, lihat mereka kompak makek jersey. Yang cowok juga sweet banget ke ceweknya," sahut cewek berambut ombre yang merupakan teman dari cewek pipi chubby itu memandang iri pada Kiya.

"Gua denger-denger mereka itu sama-sama anak atlet, kalau gak salah yang cowok itu atlet sepak bola. Mereka sama-sama ngikutin event dan yang gua tau dari temen gua yang penggemar sepak bola bentar lagi si cowok itu mau tanding."

"Pantes aja dia makai jersey, gua kira dia makai jersey cuma buat nemenin ceweknya aja," ucap cewek berambut ombre.

"Enggak lihat aja itu si cowok juga bawa tas kecil, dan di tangan kanannya dia juga nenteng sepatu sepak bola," sahut teman lainnya yang tadi melihat Nauval menenteng sepatu khusus sepak bola

Cewek pipi chubby dan dan temannya yang berambut ombre lantas menoleh menatap ke arah Nauval. Benar saja tangan kanan Nauval membawa sepatu sepak bolanya.

"Aaa mau kayak gitu satu," pekik cewek berambut ombre membuat kedua temannya merasa malu. Pekikan itu lumayan keras sehingga membuat beberapa atensi menatap ke arah mereka. Begitu juga dengan Nauval dan Kiya yang sedari tadi menjadi topik pembicaraan mereka ikut menoleh karena mendengar pekikan itu.

"Suara lu, cempreng malu gua." Desis cewek yang tadi menjelaskan tentang Nauval dan Kiya. Dia langsung pergi meninggalkan kedua temannya, tak lama cewek berpipi chubby itu mengikuti langkahnya hingga menyisakan cewek berambut ombre.

(•ω•)

Jangan lupa tinggalkan jejak
Vote dan komen kalian berharga banget
Jangan jadi siders ya:)

Follow akun author ya
Wp: prmtal_lia
Ig: story.wplia
Tt: prmtsral_lia

See you next part

CINTA ANAK ATLETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang