17. Tawuran

2.3K 92 0
                                        


Happy Reading

***

Abian dia memang suka bela diri sejak kecil, tapi sayang maminya tidak suka. Hanya saja papinya sangat mendukungnya, makanya Abian diam-diam ikut les taekwondo saat sd, dan berlanjut ke seni bela diri yang lain bahkan tanpa seizin papinya juga.

Abian itu setelan pabriknya memang suka adrenalin tinggi, bahkan dia tidak ada takut-takutnya dengan sesuatu, dia cenderung melakukan apapun yang dia inginkan dan dia mau, sampai dapat.

Makanya meski orang tua Abian bisa di bilang berkecukupan, dan karena sudah terlalu hidup enak, Abian saat remaja malah makin gatal ingin sesuatu yang menantang lain.

Sampai akhirnya dia gabung di geng Danger, geng besar di kota. Karena teman SMPnya adalah adik sepupu dari salah satu anggotanya.

Abian yang datang ke basecamp geng itu niat untuk lihat-lihat saja, sampai hampir di habisi karena di kira mata-mata musuh.

Tapi Abian kan notabene sudah jago bela diri, makanya dia dengan mudah menghalau dan melumpuhkan lawan.

Dan semua kelakuan Abian itu di saksikan oleh mantan ketua geng itu, hingga akhirnya Abian di tanya-tanya sedikit dan langsung di rekrut untuk menjadi anggota. Ya tentu Abian mau lah, dan jadilan dia anggota geng besar itu selama 4 tahun ini, yang seperti dia katakan, tanpa di ketahui orang-orang, baik orang tua dan Umira tentu saja.

___

"Gimana udah siap?" tanya Abian pada Eren yang memang mengkoordinir para siswa yang akan ikut bertarung. Karena ini sudah pulang sekolah jadi mereka kemungkinan besar aman dari para guru dan lainnya.

"Udah bang!" balas Eren langsung.

Dan langsung saja Abian memberi interupsi dengan tangannya yang di angkat tinggi. Kali ini memang Abian yang akan menjadi panglimanya, itu juga atas perintah Eren juga adik kelas lain, diam-diam Abian ini selalu di segani oleh adik kelas yang tau title track Abian di medan pertarungan. Ya walaupun tetap santai, kadang seperti teman sih.

"Ayo!" Setelah itu mereka berbondong-bondong menuju lokasi, di mana ada sebuah lahan luas tak terpakai di daerah beberapa puluh meter di belakang sekolah.

Abian anak kelas 12 sendiri hari ini, tapi dia sama sekali tidak mau dan ragu, yang ada dia malah semangat bukan main.

Dan akhirnya semua pasukan SMA Antariksa di pimpin oleh Abian itu mulai tiba di tempat bertarung yang di tuju.

Dengan langkah santai dan cool Abian berada di tengah barisan paling depan, seraya memegang tongkat base ball dan ujungnya di telakkan di atas bahu.

Rupanya para lawan, anak SMK sebelah sudah menunggu di sana, dan terlihat sekali kalau semuanya terkejut melihat adanya Abian yang ikut bergabung. Padahal akhir-akhir ini Abian sama sekali tak pernah ikut tawuran. Mungkin anak SMK itu berfikir mereka akan menang tanpa Egra, tapi mereka lupa kalau masih ada Abian, yang lebih jago kalau masalah melumpuhkan lawan.

Kubu Abian pun berhenti dengan jarak sepuluh meteran.

Padahal kelompok anak SMK lebih banyak personil dari pada SMA Antariksa, tapi lihat lawan sudah terlihat kelimpungan, menengok kanan kiri.

Haha, Abian ingin tertawa keras melihatnya, belum apa-apa sudah ingin mundur ternyata. Abian jadi makin yakin kalau dia akan dengan mudah menghabisi, karena nyali lawan se cetek itu.

"Takut eh," Abian berteriak memancing.

Dan kerusuhan di antara kubu lawan tiba-tiba terdiam, dan semua fokus menatap Abian, sebelum akhirnya kelompok itu membelah tengah, menyingir seperti membuka jalan untuk seseorang.

Benar saja, kalau setelahnya ada sesosok orang yang muncul dan berjalan maju ke barisan baling depan.

Dahi Abian berkerut, dia kenal betul pria yang saat ini tersenyum miring itu.

Pria itu adalah, Arson. Musuh Abian juga di medan pertarungan beberapa tahun terakhir. Bahkan luka condet melintang di pipi Arson itu juga hasil dari kerajinan tangan Abian.

Arson itu sudah berusia beberapa tahun di atas Abian, karena pria itu katanya tidak naik kelas 3-4 kali selama SMK saja. Memang sudah tak tertolong.

"Lo kali yang takut," balas Arson sinis, sama sekali tak ada takut-takutnya, padahal pria itu selalu kalah dari Abian.

"Oh gitu? Langsung buktiin aja kalo gitu!" Abian tak kalah sinis, dia malah sesekali menyeringai di sana.

Arson mengangat tangan tinggi memberi interupsi maju, "SERANG!"

Abian tersenyu miring dahulu, "SERANG!" Dia juga berteriak nyaring seperti lawan.

Dan akhirnya kedua kubu itu pun berlari kencang satu sama lain, dengan mengangkat tinggi senjata masing-masing.

Abian merasa senang, sudah lama dia tidak ikut tawuran, apalagi saat dia aktif tawuran para lawan masih bernyali kecil, dan jarang mencari gara-gara, berbeda saat Abian sudah memutuskan vakum fokus kelas 12.

Hingga keduanya bertemu, Abian melompat tinggi mengincar kepala Arson yang memang menjadi fokusnya saat ini.

Tapi Arson menghindar, pria itu yang membawa gir motor dengan tali rantai pun di ayunkan pada Abian. Tapi ya Abian jelas dengan mudah menangkis.

Yang Abian incar dahulu itu senjatanya Arson, dia harus menyingkirkan.

Jadi Abian membiarkan Arson mengayunkan girnya seraya menghindar, dan saat gir itu melilit di tongkat base ball, Abian segera menarik dengan sekeuat tenaga sambil kakinya maju menendang perut Arson.

"Arghhh.."

Abian menyeringai, kali ini dia yang akan memegang kendali.

Selain Abian dan Arson yang bertarung, memang dua kubu yang berbeda itu sudah bruntal saling melayangkan senjata juga pukulan.

Abian sendiri langsung bergerak cepat menuju Arson, dia bersiap melayangkan tongkat base ballnya yang dia pegang di tangan kanan. Sedangkan tangan kirinya sudah mengambil alih gir motor tadi.

Arson menghindar ke bawah. Nyatanya itu hanya jebakan Abian, karena sejak awal yang Abian incar itu bawah, jadi dia langsung menurunkannya, dan membuat tongkatnya membentur kepala atas Arson keras-keras.

TAK ...

"Arghh!" Arson memekik kuat merasa sakit, tapi dia tidak menyerah dan langsung mengeluarkan pisau lipat dari dalam saku, untuk di layangkan kepada Abian.

Abian berusaha mundur untuk menghindar serangan itu, dia sudah melempar gir di tangan kiri, untuk fokus dengan menyerang lebih.

'Cukup main-mainnya!' batinnya merasa tertantang.

Lalu dengan cepat, Abian memukul tangan Arson sampai pisaunya terkempas.

Dan Abian menarik tangan Arson dan dia putar untuk di piting.

TAK ..

Dalam posisi memiting Abian memukul kepala Arson keras lagi.

TAK ...

Dan mengakhirinya dengan memukul bagian kepala belakang, sampai Arson terlihat lemas.

Sebenarnya menurut Abian Arson ini tidak memiliki kekuatan lebih, nyali dan mulutnya saja yang besar, tapi kalau bertarung dia tidak apa-apanya. Abian sampai bingung kenapa orang cupu seperti ini di anggap panutan dan petinggi.

"BANG AWAS!" Sebuah teriakan keras tiba-tiba terdengar dari arah belakang.

Abian pun menoleh cepat, dan betapa terkejutnya dia melihat celurit yang sudah di ayunkan cepat ke arah lehernya.

Hingga..

"Argghh!"

***

***

tbc

Young Second Married [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang