30. Cemburu

2.5K 106 0
                                    

Ujian hari pertama pun di lakukan, dan untungnya Abian dan Umira berada satu sesi, jadi mereka tetap bisa berangkat pulang bersama.

Sejujurnya orang-orang sudah lebih terbiasa dengan status Umira Abian yang pacaran di mata publik. Tapi ya kalau di base shipper mereka berdua masih tetap ramai, dan makin ramai karena senang ke haluan mereka menjadi kenyataan.

Kata para Umira Abian Shippers, setidaknya ada moment boncengan dan gandengan tangan _meski sebenarnya lebih ke di geret_.

Kembali ke topik awal, hari ini ada 2 mata pelajaran yang di ujiankan, tapi baru juga masuk yang pertama, Abian bukannya mengerjakan, malah tidur seenak hati tanpa memikirkan situasi. Ya gimana ya, suasana ujian yang hening benar-benar membuat Abian seperti di nina bobo kan, terlebih kemarin Abian begadang karena push rank dengan anak-anak geng Danger.

Agak gila sih sejujurnya, masalahnya Abian ini duduk di paling depan pinggir, tapi itu masih terlihat jelas.

Srett ...

TIba-tiba saja sebuah penghapus papan tulis melayang menuju kepala Abian, tapi ternyata Abian lebih cekatan untuk mengambilnya cepat, padahal pria itu dalam posisi menunduk tidak melihat sama sekali.

Sosok wanita bertubuh gempal yang duduk di kursi guru itu tentu melongo terkejut.

Abian pun mau tak mau menegakkan tubuh sambil meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal di sana.

Untung tadi dia terbangun saat sebelum benda melayang, dan dengan instingnya yang kuat dia bisa tau ada penghapus datang, ck kalau tidak benjol-benjol udah kepalanya.

"Abian! Kamu kalo niat tidur mending keluar!" sentak wanita tadi, ibu Mimi yang juga pelaku dari penghapus melayang.

"Oh, sip." Abian pun dengan santai bangkit dari tempat duduknya.

Karena suara tadi plus kursi bergeser di tengah keheningan, semua mata pun mau tak mau menoleh pada Abian.

Bu Mimi pun mendelik terkejut, tidak menyangka anak didiknya yang sudah ber-title begajulan itu malah menurutinya, padahal tadi hanya bentuk sarkasme saja.

Setelah bangkit berdiri, Abian juga membawa lembar jawabannya tak lupa penghapusnya tadi.

Abian meletakkan lembar jawaban dengan penghapus itu bersamaan di atas meja depan bu Mimi.

"U -udah?" Bu Mimi terperangah terkejut, semua lembar jawaban Abian sudah terisi penuh.

"Hm, kalo belom nggak saya kumpulin lah bu," balas Abian santai sambil tersenyum penuh kebanggaan.

Masalahnya ini baru setengah jam berlalu sejak ujian di mulai, dan seperempat jam nya sudah kepotong waktu tidur Abian. Apa logis mengerjakan hanya lima belas menit?

"Ngarang ya kamu?" tuduh Bu Mimi dengan mata menyipit tajam.

"Nggak lah," Abian menanggapi dengan santai tak merasa tersinggung.

Guru itu pun diam, Abian memang pintar tapi kalau hari ini kecepatannya sudah tidak ngotak.

Semua mata yang ada di kelas itu juga masih fokus melihat Abian, bukan pada soal-soal.

Umira sendiri yang duduk di bari nomor 3 dari depan, hanya bisa menggelengkan kepalanya, antara bingung atau harus memaklumi, padahal Abian tidak pernah belajar loh, sekolah juga sering bolosnya, tapi bisa mengerjakan sat set.

Tapi Umira tau kalau Abian pasti tidak ngasal, karena pria itu cerdas pintar tanpa harus bersusah payah seperti dirinya.

Ck, apa nggak papa ya Umira punya anak sama Abian aja, agar nanti anaknya ada gen pinter-pinternya. Eh tapi gen otak kan dari ibu ya?

Young Second Married [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang