41. Umira Kenapa

2.3K 90 0
                                    


Sejujurnya Umira masih kesal dengan Abian. Tingkah pria itu perasaan makin ke sini makin aneh.

Kenapa?

Umira juga tidak tau, dia tidak bisa mengerti, tapi yang pasti itu menyebalkan. Dan pasti Abian hanya ingin membuatnya kesal dan marah marah seperti biasanya.

By the way, hari ini _sepulang mereka berbelanja baju untuk prom night besok_ teman Abian Erhan datang berkunjung ke rumahnya.

Dan dua orang itu malah main ps di ruang tengah, makanya Umira jadi tersingirkan dari sana. Padahal dia tadi berniat nonton drakor.

Kali ini Umira juga sudah di wanti-wanti Abian untuk tidak menggunakan pakaian kurang bahan _kalau kata pria itu_. Bahkan kalau Umri tetep ngeyel, Abian akan berbuat hal yang tidak-tidak pada Umira, tidak perduli Umira menolaknya nanti.

Umira takut lah.

Makanya Umira kali ini menuruti dengan memakai kaos oversize dengan celana pendek selutut.

"Nih."

Umira berbicara begitu seraya menurunkan minuman dengan pelan di atas meja. Dua minuman sirup, dan tiga toples berisi kue kering juga keripik yang tempo hari di belikan Abian di minimarket.

Kedua pria itu tak ada yang merespon, asik menatap layar televisi sambil menekan-nekan stik ps nya.

Umira berdecak saja, ya sudah terserah.

Dia menyempatkan duduk di sofa itu, melihat kedua pria itu, ralat maksudnya Abian.

"Anjir-anjir."

"Yah Yan,"

"Nah ni mampus-mampus."

Kedua pria itu saling bergumam dan mengumpat tidak jelas.

Dan Umira tidak paham dengan game mereka.

Tapi entah kenapa Umira masih menatapi Abian, ya masih pria itu.

Tidak tau, hanya saja Abian kali ini agak terlihat menarik di matanya, semua pierching yang setiap sekolah di lepas itu sekarang di pasang lagi, mungkin karena besok-besok pria itu tidak akan datang lagi.

Dengan pierching sebanyak itu bukannya macam preman pasar, tapi memang benar malah keren. Ini pemikiran sekarang, kalau dulu dia yang melihat saja sudah ngomel-ngomel duluan.

Apalagi rambut hitam Abian sedikit acak-acakan dengan poni ke aras membuat dahinya terlihat.

Belum lagi hidup mancung pria itu, dan alis tebal berbentuk rapinya.

Tidak heran kalau banyak ciwi ciwi yang mengidolakan pria yang berstatus suaminya itu.

"Ati-ati ileran."

Eh ..

Suara itu sukses membuat Umira langsung tersadar dari lamunannya, dengan terkejut nan panik dia gelagapan untuk mengelap mulutnya sendiri kasar.

Takut iler yang di katakan Abian benar sudah ke mana-mana.

Tapi ... Hal itu malah langsung membuat dua pria itu tertawa keras kompak.

"Haha haha."

Eh ...,

Umira terdiam sejenak menatapi Abian dan Erhan dengan bingung.

Hingga akhirnya dia tersadar di sana.

Sialan,

Umira di tipu, tidak ada ileran atau apalah itu di bibirnya. Kampret kampret, Abian kampret!

Wajah Umira memerah padam dengan menatap kesal ke arah Abian yang berbicara tadi. Apalagi ada Erhan juga. Entah sejak kapan kedua pria itu tidak bermain pc.

Young Second Married [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang