21

24 1 3
                                    

Ta sha terus berjalan dengan lengan memeluk dirinya sendiri. Bergegas mencari tempat bersembunyi, setidaknya tempat yang jauh dari keramaian para staff agar dia bisa mengeluarkan semua emosinya. Dan atap gedung menjadi pilihan yang tepat. Namun belum sampai tangga darurat tubuhnya tersungkur saat menabrak sosok pria berbadan tinggi tegap yang entah dari mana asalnya.

"Ya Natasha, jalan gunakan kedua matamu dong" Ucap pria dengan suara nyaring seakan dia yang tersungkur. Jelas pria itu yang masih berdiri tegap saat tubuh mereka bertabrakan.

Melihat wanita yang ditegurnya tidak merespon dan hanya terlihat bernafas dengan terengah serta mata merah saat menengadahkan kepala. Seketika ujung bibirnya tertarik kebawah dan mulai bersiap untuk merengek. Layaknya anak kecil terjatuh dan butuh beberapa detik untuk otaknya merespon rasa sakit.

"Jangan!! Jangan padaku!! Jangan!!"

"Aaaaa Seokjin-aa!!" Rengek Ta sha begitu sadar pria itu yang ada ditabraknya.

Seokjin sudah ingin beranjak namun kakinya ditarik begitu saja oleh Ta sha yang masih bersimpuh dibawah.

"Lepaskan Natasha!! Kau membuatku malu. Lepaskan!!"

"Aku bertengkar dengan Yoongiii" isak Ta sha seperti anak kecil.

"Bukan urusanku!!!"

"Aaaa Seokjiinaaaa"

Persahabatan mereka memang terjalin dengan cara yang unik. Tidak dekat tapi saling mengetahui bila sedang bersedih atau tersandung masalah, Tidak berbagi kebahagiaan tapi saling berbagi masalah, dan persahabatan yang selalu menolak untuk terlibat tapi tidak bisa saling mengelak.

Seperti kali ini, Seokjin yang lantang berkata tidak mau tau dan jangan bercerita apapun akhirnya berakhir di rooftop gedung dengan dua minuman dingin dihadapan mereka. Mendengarkan dengan seksama apa yang terjadi pada Ta sha dan Yoongi. Seokjin lalu menghembuskan nafas panjang.

"Bukankah harusnya aku yang seperti itu?" Tanya Ta sha.

"Aku mewakilimu"

"Aah terimakasih" jawab Ta sha polos.

"Jadi kalian putus?"

"Kau sepertinya berharap sekali" semprot Ta sha.

"Bila tidak lalu apa masalahmu?"

"Masalahku? Pertama aku menolak lamarannya untuk jadi ibunya Ga eun, disaat aku memang ibunya. Kedua ada wanita lain yang menawarkan diri menjadi ibunya Ga eun saat aku- ibu kandungannya masih hidup! Bayangkan dia menyatakan cintanya pada pria yang jelas kekasihku, ayah dari anakku tepat didepan mataku!!" Omel Ta sha berapi-api membuat Seokjin membolakan matanya malas.

"Aah kalian rumit dan suka memperumit. Harusnya kau terima lamarannya saat itu lalu menikah tidak usah pedulikan yang lain baik Soo hyun, Bang si hyuk atau keluarga Kim"

Ta sha terdiam. Seperti api yang tersiram air, emosinya yang meletup padam seketika digantikan air wajahnya yang berubah lebih sendu dan kosong.

"Menurutmu aku bisa? Maju dengan dagu terangkat sebagai janda dari seorang direksi yang menyukai pemuda lajang lalu mengikatnya karena kami sudah memiliki anak diluar nikah? atau wanita tanpa identitas yang mengambil harta seorang jutawan Korea dan sekarang ingin bersama aset negara dari grup idol ternama? Bagian diriku yang mana, yang bisaku banggakan didepannya bahkan didepan orang tuanya?"

Inilah masalah Kim Ta sha yang sebenarnya. Seokjin kenal betul jalan pikir sahabatnya ini. Hanya sebuah pernyataan cinta dari wanita lain untuk pria yang dicintainya tidak akan berpengaruh. Bukan hal yang mengusik hingga dia menghilang berhari-hari. Tapi keadaan dirinya, identitasnya, juga kesehatan mentalnya itulah masalah terbesar seorang Natasha.

Versteek Noona 2 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang