⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️
Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.
Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.
Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.
••☆••♡♡♡••☆••
Seperti yang sudah-sudah, Kendra menghabiskan sorenya dengan berjalan santai di taman kota sambil menikmati cuaca dan suara orang yang bercakap juga cengkrama.
Musim semi di Happy City sangat ceria dan bersahabat, semua orang bersemangat dan bergembira. Memancarkan energi positif yang membuat Ken kewalahan karena terlalu bersinar. Terlalu terang untuknya yang sudah lama hidup dalam dunia abu-abu.
"Kendra,"
Sebuah sepatu sport dominasi putih dengan garis biru berhasil menghentikan Ken melanjutkan jalan sorenya. Kepalanya bergerak ke atas, ke arah suara yang dia kenal, barista sekaligus pemilik Lääke cafe yang pintu masuknya ada di ujung gang keempat dari tempat tinggalnya yang sekarang.
"Daniel," tidak tahu harus menyapa dengan gaya apa, Ken mengikuti Dann, menyapa dengan nama asli.
Wajah tegang Dann mengendur, bahunya bergetar sedikit akibat menahan tawa, "Damn, Ken..." keluhnya
What??, Ken tak mengerti. Jadi dia diam saja menunggu Dann menyelesaikan tawanya.
"How are you?"
Haaaa, kalimat basa-basi itu lagi, "Good," jawab Ken tanpa minat
"Lima hari," kata Dann
"Ya?,"
"Lima hari, Kendra. Almost a week," Dann memberi gesture pada Kendra untuk melanjutkan percakapan sambil jalan santai. "Lo masih marah?,"
Sepenuhnya mengerti apa yang dimaksud tapi malas menanggapi, Kendra berjalan dalam diam.
"I thought you like me," kata Dann lagi "that perhaps we can be friends if I reach for you first...,
A lost soul, searching for meaning," lalu menghela napas "yet confused for what to do next and what's 'that one thing' that we've been searching for"
[ Aku pikir kamu sepertiku. Aku kira kita bisa berteman kalau aku mendekatimu duluan.
Jiwa yang tersesat karena mencari makna, namun bingung harus berbuat apa selanjutnya dan 'hal' apa yang kita cari sebenarnya ]
"We're all lost," Kendra terus berjalan "at one or some point... .
But life's still going on anyways.
People come and go as time goes by but us" menghentikan langkahnya, memastikan Dann memandangnya sebelum lanjut, "yet US, choose to stay at that point, that line, that made us comfortable.
We let the time flows and the memory flies, yet can't let go. What exactly is that 'thing' that we're so eager to wait and search for?"
Ken menghembuskan napas melalui mulut "So even that, we still lost it in the end. We left with nothing but more questions that lead to regrets, and more regrets."
[ Kita semua tersesat, pada satu atau beberapa titik... .
Tapi hidup terus berjalan.
Orang-orang datang dan pergi seiring berjalannya waktu kecuali kita, KITA yang memilih untuk tetap berada di titik itu, garis itu, yang menurut kita nyaman.
Kita membiarkan waktu mengalir dan kenangan berlalu begitu saja tanpa benar-benar merelakannya. Apa sebenarnya 'hal' yang sangat ingin kita tunggu dan cari?"
Dan pada akhirnya kita kalah. Kita tidak punya apa-apa selain lebih banyak pertanyaan yang mengarah pada penyesalan, dan lebih banyak penyesalan lainnya. ]
"Now tell me," Ken menarik lengan kaus Dann lalu menengadahkan wajahnya, mencari mata cowok itu "what do you want from me?".
••☆••♡♡♡••☆••
Para anak galau butuh hiburan
Tbc
With Love,
221123
KAMU SEDANG MEMBACA
Healing Recipe [ ✓ ]
FanfictionS1 [ ✓ ] ➡ S2 [ waiting list ] Tentang Daniel yang berusaha jadi secangkir kopi dipagi hari, coklat hangat di kala hujan, dan melodi manis di malam kelam buat cewek kesayangannya, Kendra. _a book for you to unwind Mengandung bahasa kasar ✌🏻😸