13. Novaturient

53 12 3
                                    

⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆••





☆ Chapt ini sama yg tadi pagi masih hari yg sama, nanggung gak sih kalo dipisah u,u













"Gila bener," para pengintip di balik pintu berdiskusi sambil geleng-geleng kepala mendengar percakapan dua orang yang mereka intai.

"Si Dann itu antara terlalu polos atau nekat nyerempet bego sih," Polly melirik kekasihnya yang masih serius memperhatikan kedua orang itu

Damian menggelengkan kepala, kali ini tak setuju dengan perkataan kekasihnya.

"Nggak beb, itu udah paling bener" katanya "udah saatnya dia speed up his game"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak beb, itu udah paling bener" katanya "udah saatnya dia speed up his game"

Nia mendecakkan lidahnya, "agak terlalu buru-buru nggak sih?"

"Kalo Ken ngerasa nggak nyaman gimana?," Cale tak kalah khawatir. Dia takut teman barunya itu akan langsung menarik diri ketika batas nyamanya terusik. Pasalnya bukan hal yang mudah membuat Ken menurunkan tembok yang dia bangun untuk orang baru. Jangan sampai satu tindakan ceroboh menghancurkan segala usaha mereka selama ini.

North yang sejak tadi menjadi penyimak ikut ambil suara, "Sshh, mending dengerin lagi dulu aja nggak sih?," cowok itu menempelkan telunjuk di depan bibirnya "jangan berisik, nggak kedengeran, taii!"

"Muke lu tu yang mirip tai," Cale menjitak kepala North dengan gemas tapi lantas diam dan kembali mengintip.

"Duh, Najis," North dan Damian mengumpat melihat ekspresi malu-malu sahabat mereka "mukanya kenapa gitu banget sih, si tolol"

Nia yang sejak awal memusatkan perhatian hanya pada Ken terpekur, mungkinkah apa yang dibilang Damian tadi benar adanya?.

Meski tak menjawab dan terlihat bingung, Nia bisa melihat dengan jelas kalau teman barunya itu tidak bersikap repulsif atas undangan Dann. Gadis itu berdoa dalam hati semoga kedua orang itu cepat-cepat menemukan kedamaian dan kebahagiaan mereka. Dengan cara mereka sendiri.







••☆••♡♡♡••☆••







Sudah hampir 15 menit lamanya Ken berada di posisi yang sama, berdiri di depan lemari untuk memandangi koleksi pakaiannya.

Healing Recipe  [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang