20. Flaneur

35 10 2
                                    

⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆••











Dann menunggu kedatangan gadis yang akhir-akhir ini memenuhi isi kepalanya dengan perasaan berdebar. Sebenarnya dia sudah menawarkan untuk menjemput gadis itu ke rumah yang disewanya tapi berhubung ditolak ya mau bagaimana lagi. 🤷🏻‍♂️

Lumayan sedih sih, padahal Dann sudah berkhayal banyak sebelum memberanikan diri mengutarakan ide tersebut, tapi ya sudahlah. Lagipula kediaman itu tempat yang sangat personal jadi wajar kalau orang dengan sifat tertutup seperti Ken sangat pemilih dan berhati-hati dengan orang yang diundangnya. Apalagi dia hidup sendiri di kota asing. Waspada adalah keharusan!.

Matanya melirik barisan butik yang mulai memamerkan koleksi musim panas mereka, cantik dan segar. Kira-kira Ken mau tidak ya kalau diajak menemaninya keluar masuk toko?

Ah, baru membayangkannya saja senyum lebar sudah merekah di bibirnya.

Dann sebenarnya tidak punya rencana khusus untuk acara sore ini. Lebih karena ide untuk menghabiskan waktu berdua bersama di unitnya selalu ditolak gadis itu. Padahal Dann sudah sampai menyiapkan berbagai macam proposal.

Tapi ide randomnya untuk jalan-jalan sore menikmati suasana kota bersama malah langsung disetujui, like what??. Kalau tau begitu sudah dari awal dia tawarkan.

Lagipula kenapa dia bisa sampai lupa kalau gadis itu suka jalan-jalan di taman kalau sedang suntuk sih??. Ah, benar-benar.

"Waited long?,"

Dann mengalihkan pandangan dari display window yang ternyata masih dia pandangi sedari tadi. "Nggak," katanya sambil memperhatikan penampilan gadis itu.

Ah, sial. Ken selalu cantik!, Hatinya jadi berdebar semakin kencang.

"Dann?,"

"Yap," Dann cepat-cepat menguasai diri "ada tempat yang mau kamu datengin?,"

Ken pun menggelengkan kepalanya, "Belum tau. Sambil jalan aja nggak sih?,"

"Alright," Dann mengulurkan tangannya dengan segenap keberanian, "may I?,"

Menepuk uluran tangan Dann, Ken menggelengkan kepalanya "Nggak usah, jalan ini nggak terlalu rame kok. Aku gak bakal ilang"

Padahal bukan itu yang Dann maksud.

"How's your day?," tanya nya sambil menyamakan langkah dengan gadis disampingnya.

"Seriously?," Ken tertawa sambil terus melanjutkan langkahnya "tadi siang kita masih ketemu di cafe,"

"Ketemu kan bukan berarti aku otomatis tau semua yang kamu alamin atau rasain. It's in you, not everything is as it seems"

"Well," gadis itu membenarkan rambut yang diterbangkan angin, "alive and kicking I guess?,"

"and what about you?," Ken menoleh "how's day?,"

"as wonderful as in a wonderland, hehe."





••☆••♡♡♡••☆••






"She wants me to be her muse," langkah kaki Ken berhenti tak jauh dari bebatuan yang ada di sekitar pantai. "doing photoshoot and such,"

Dann yang menunggu kesempatan melancarkan aksi gentlemen nya bersiap melepas jaket untuk alas duduk tapi langsung dicegah melalui gelengan kepala gadis itu,

"It's okay, nggak kotor kok," katanya sambil duduk lebih dulu

Dann yang lagi-lagi gagal firlting ikut duduk, "Oya, terus kamu mau?," melanjutkan topik mereka sebelumnya

"No," Ken menggeleng lagi "aneh nggak sih?,"

"Apa yang aneh?," tanyanya dengan muka serius "kenapa aneh?,"

Yang membuat Ken mengerang pelan, " I don't know, it just... I'm not that attractive,"

What the hell??. Dann menahan dorongan untuk mengguncang bahu gadis itu dengan keras sambil berteriak kalau apa yang baru dikatakannya tadi adalah salah satu hal paling absurd yang pernah dia dengar.

"Apa itu kalimat merendah untuk digampar yang terkenal?," tanya Dann setengah bercanda setengah serius.

"Iih, kaaan!! Padahal aku serius loh," Ken kesal

"Ya abis omongan kamu nggak masuk akal," Dann balik mengomel "have faith, cantiik. Polly nggak mungkin minta kamu jadi modelnya kalau kamu nggak punya attractive point yang dia mau. She has a very high standard, you know!,"

Ken diam saja, masih ragu.

"Sekarang pejamin mata kamu," pinta Dann "inget baju-baju yang kita lewatin tadi sambil jalan?,"

Ken mengangguk.

"Good" Dann kembali melanjutkan "inget koleksi yang didesain Polly buat kamu?,"

Gadis itu kembali mengangguk.

"Bandingin dalam kepala kamu, mana yang lebih bagus?,"

Ken mengedikkan bahu, "Depends," katanya "ada beberapa yang lebih bagus dan nggak,"

Dann terkekeh mendengar jawaban realistis dan penuh kejujuran barusan, "sekarang bayangin diri kamu pake baju yang menurut kamu bagus tadi, how's that?,"

"Eum, good??," Ken tidak yakin

"Then that's a case closed," Daniel menepuk Ken untuk membuka mata

"Huh, what?," gadis itu kaget dengan kesimpulan yang didengarnya, "maksudnya?,"

"Kamu udah punya jawabannya dari awal, Kendra," Dann menepuk lembut kepala mungil yang masih dipenuhi aura kebingungan itu "go on, try it. You're enough, you're alright "

"Karena kalau kamu benar-benar nolak ide itu sama sekali, kamu nggak bakal sanggup dan mau bayangin hal itu dengan muka tenang" lalu mulai membuat ekspresi jijik, tegang dan penolakan kuat.

"Harusnya itu yang tadi kamu rasain, but no. You're really considering that proposal don't you? Then go for it."

"It's a new you, welcome that very new version of yourself. Lagipula mereka bertiga gak akan biarin kamu lost di job pertama kamu. Percaya sama aku,"






••☆••♡♡♡••☆••




Tbc




Apa ada yang keberatan kalau aku jarang pake media?

Soalnya aku tipe yang lumayan lama nentuin media mana yang sesuai keinginan aku
Kadang pilihannya bisa sampe puluhan, I feel tired 😹

Jadi paling aku pake media kalau emang lagi mood aja, nggak apa ya?

Mian 🫰🏻






With Love,
081223

Healing Recipe  [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang