11. Cul de sac

42 13 0
                                    

⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆••












"But dude, how about you?

How's your feelings?,

Your days?"


Kata-kata North yang penuh rasa frustasi dua hari lalu masih terngiang jelas di ingatan Ken sampai sekarang. Dipandanginya langit-langit kamarnya dengan tatapan hampa.

Dari segala masalah di dunia, percintaan lah yang mendatanginya dulu dalam masa pengasingan ini. Funny.

"Lo sendiri belum sembuh, bangsat!!. Jangan cari penyakit."

Ken menutup matanya menggunakan bantal. Mulai menyelami dunia pikirannya yang rumit dan penuh twist and turn.

Benar kata orang, tidak ada satupun manusia yang sempurna. Semua orang hidup dengan kesedihan dan luka nya masing-masing.

Memang pada dasarnya manusia itu makhluk perasa. Sedalam apapun kita mengunci emosi dan perasaan kita, tetap saja ada waktu tertentu ketika semua rasa seakan memuncak dan membuat kita kewalahan untuk mengontrolnya.

Saat ini contohnya,

Dari sekian banyak interaksi antara dirinya dan Daniel, di luar perhatian cowok itu padanya dalam konteks romantis, tentu saja Ken menyadari ada sesuatu yang berbeda dan cowok itu sembunyikan.

Mereka berdua pada dasarnya sama. Bukan, semua orang, manusia pada dasarnya sama, memiliki rahasia dan lukanya masing-masing.

Egonya masing-masing.

Dan juga cara masing-masing dalam menyikapi dan menyelesaikan masalah, yang tidak bisa dipukul rata. Kita semua sempurna dan kurang dengan cara kita sendiri.

"Haaaah," Ken mengerang frustasi. "It leads to no end".

"It leads to no end".






••☆••♡♡♡••☆••







"Kendra,"

Ken menggeser tubuhnya agak ke kiri, mempersilahkan Dann untuk ikut berjalan di sebelahnya, menyusuri taman di sore hari.

"I knew you was there," buka Dann setelah beberapa menit berjalan dalam keheningan, "when I ask you about seasonal menus, that day" tambahnya ketika melihat wajah bingung Ken

"Lo lupa bawa balik aroma parfum lo soalnya pas kabur," Dann nyengir "it last longer than some girl I know"

"Lo lupa bawa balik aroma parfum lo soalnya pas kabur," Dann nyengir "it last longer than some girl I know"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"It's okay, gue orang yang sabar, setia, dan tangguh," tambahnya lagi sambil agak mempromosikan diri.

Ken memejamkan matanya, malu. Otaknya ribut berpikir kalimat apa yang bagus untuk membela diri, beberapa alasan logis yang bisa diterima mungkin??.

Dann meraih tangan Ken untuk dia genggam, "I said it's okay, silly. Jangan dipikirin. North bilang begitu bukan berarti dia jadi benci sama lo. Dia cuma khawatir, jadi jangan marah sama dia ya?,"

Tangan Ken bergerak gelisah dalam genggama Dann yang belum mau melepasnya, "Iya," katanya pada akhirnya "Gue ngerti posisi North kok."

"Take your time, Kendra" ibu jari Dann mengelus lembut punggung tangan Ken "kapanpun kamu siap, atau kalau kamu perlu bantuan, sekecil apapun...

Mau ngomel masalah seremeh apapun,

Aku bersedia dan siap buat bantu juga denger.

I'll be there for you. Just call me and I'll be there to save the day,"

Dann meninju pelan bahu Ken dengan tangan kanannya, "let me be your superhero, hmm. Would you (allow me to) ?"


••☆••♡♡♡••☆••


_switch to Ken's pov_

Mata Ken membelalak mendengar kalimat barusan. Superhero? Him?. Kepala mungilnya menoleh pada Dann yang nyengir lebar, merasa mendapat tanggapan.

But, superheros are a non logical existence that only live in some fantasy novel and movies!. Ken mencoba berpikir rasional. Mengabaikan rizz gila-gilaan Dann barusan.

Tapi kata-kata dan senyum manis Dann memenuhi kepalanya, sialan.

"Would you?," suara Dann dan genggaman tangan mereka yang belum terlepas menyadarkan Ken dari lamunan denialnya.

Kepala mungil itu kembali menoleh dan menatap mata Dann dengan penuh keraguan,

Kepala mungil itu kembali menoleh dan menatap mata Dann dengan penuh keraguan,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Should I?," lirihnya. Sangat pelan, seolah desir daun yang beradu karena hembusan angin bisa menenggelamkannya kapan saja.

Senyum Dann melebar dan matanya bersinar hangat,

Senyum Dann melebar dan matanya bersinar hangat,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Whenever you're ready. Just take note, I'll be there." katanya hati-hati. Tak mau merusak suasana dan mengacaukan segalanya.

Kewalahan dengan respon Dann yang terlalu hangat, Ken menundukkan kepalanya "alright."

_Ken's pov end_



••☆••♡♡♡••☆••

Tbc

With Love,
281123

Healing Recipe  [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang