This is Original Story by NOVURIEEN
HAPPY READING
"Besok kalo yang di depan lu Satria, lu makan sama dia?" Ucap Wirya sambil menatap Nadien
"Ya iya" kali ini Nadien memilih untuk mengalihkan pandangannya ke piringnya lagi
"Berapa kali sih gua harus bilang gua jealous lu deket-deket sama dia?"
Nadien tak menjawab, ia berusaha menikmati makannya, menyuap dan mengunyah.
"Gua minta bunda ngelamar lu aja kali ya?"
Sontak Nadien kaget hingga terbatuk, ia tersedak, tangannya mencari air minum namun entah mengapa dihadapannya ada tangan Wirya yang mengulurkan gelasnya, karena sudah terbatuk parah, Nadien meraih gelas itu dan menegak minumnya hingga tenggorokannya membaik.
"Abis dari Medan kali ya Nad?" tanya Wirya lagi
Kali ini Nadien menyemburkan air yang belum masuk ke tenggorokannya.
"Gila lu ya?!" teriak Nadien seraya menyeka bibirnya dengan tangan namun Wirya justru tertawa
"Tapi gua serius-"
Nadien menghentikan ucapan Wirya dengan berdiri, "Lu harus balik kerja kan? oke, sana kerja" ucapnya seraya meraih piring dan berjalan ke arah dapur
"Gua kerja disini aja, bentar doang"
Sebelum sampai di dapur, Nadien berbalik lagi "Apart lu cuma di sebrang ya Wir"
"Tujuan gua kan bukan apart gua sendiri Nad"
"Oke lah terserah" Nadien kembali berbalik menuju dapur
Nadien berusaha menyibukan diri di dapur untuk beberapa menit, ia mencuci piring kotor bahkan merapihkan rak piring yang sebenarnya jarang tersentuh dan tentu saja tidak berantakan sama sekali.
Setelah merasa bisa menemui Wirya lagi, Nadien berjalan ke ruang televisi, Wirya disana sudah menatap laptop dengan tampilah Microsoft Teams, berbicara menjelaskan sesuatu yang tentu saja Nadien tak mengerti.
Tak ingin mengganggu, Nadien memilih duduk di sofa yang agak jauh dari Wirya. Namun setelah laki-laki itu bicara, Wirya langsung menoleh ke arah Nadien, menggerakan tangannya meminta Nadien mendekat.
Nadien menggelang.
"Sini" ucap Wirya
Lagi, Nadien menggeleng, ia tak akan mengganggu.
"Gapapa, sini. Cam nya gua matiin"
"Engga, gua disini aja. Mau scroll tiktok" ucap Nadien seraya meraih ponselnya di atas meja, lalu membuka aplikasi yang baru saja ia sebutkan pada Wirya
"Yaudah, bentar. Gak lama kok ini" ucap Wirya
Sebenarnya Nadien tak butuh ucapan itu, namun entah mengapa ia mengangguk.
Melihat dan mendengar bagaimana Wirya bekerja, ada rasa kagum pada laki-laki itu. Dahulu mereka selalu bertengkar seperti anak-anak, tapi sekarang melihat betapa seriusnya Wirya, Nadien merasa laki-laki itu tumbuh dewasa mendahuluinya.
Mungkin sekitar satu jam Wirya bekerja, Nadien pun melakukan banyak hal dengan ponselnya, ia bahkan sempat membaca materi untuk sidangnya minggu besok.
Saat sedang fokus membaca, tiba-tiba Wirya duduk di sampingnya, sangat dekat hingga lengan mereka bersentuhan.
"Baca apa sampe gua panggilin gak nyaut?" Tanya Wirya seraya mendekatkan kepalanya hingga berada sejajar dengan kepala Nadien
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy Crush
RomanceNadien tak pernah menyangka bisa jatuh hati pada musuhnya. Laki-laki yang selalu membuatnya berteriak hingga sakit kepala. Laki-laki yang sepertinya akan gatal-gatal jika sehari saja tak mengganggunya. Tetapi, apa jadinya jika hanya dia sendiri ya...