Nadien tak pernah menyangka bisa jatuh hati pada musuhnya. Laki-laki yang selalu membuatnya berteriak hingga sakit kepala. Laki-laki yang sepertinya akan gatal-gatal jika sehari saja tak mengganggunya.
Tetapi, apa jadinya jika hanya dia sendiri ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nadien berjalan cepat ke meja makan, disana sudah ada Jetta, Viggo dan tentu saja Wirya. Padahal Nadien tadi sempat berharap laki-laki itu sudah pergi lebih dulu, walau sangat tidak mungkin mengingat apa yang terjadi semalam.
"Nyenyak banget lu tidurnya Nad" ucap Viggo
"Iya dong, habis acc bab dua harus tidur nyenyak dulu" jawab Nadien seraya duduk di samping Jetta, membuat dirinya berhadapan dengan Wirya.
Kebohongannya di pagi hari dimulai dari pertanyaan Viggo, padahal semalam Nadien hampir tidak bisa tidur karena pernyataan Wirya. Siapa yang bisa tidur jika di ajak berkencan dengan seseorang yang disuka?
"Balik langsung ke apart?" tanya Jetta
Nadien menggeleng "Engga kak, mau langsung ke perpus kampus"
"Semangat banget nih" timpal Viggo
"Udah janji sama Satria mau ngerjain bab tiga bareng" jawab Nadien, kali ini ia jujur karena pagi-pagi tadi Satria mengirimkan pesan, temannya itu menunggu di perpus agar bisa menyelesaikan bab tiga bersama.
"Berdua doang? makin lengket nih" goda Viggo
"Iya, temen gua sekarang dia doang. Yang lain udah pada wisuda sama males ngerjain. Kalo bergaul sama yang males, bisa bisa gua gak lulus lulus nanti" Nadien meraih roti tawar yang ada dihadapannya yang baru saja Jetta buatkan dengan selai stroberi
"Tapi kayak yang gua bilang Nad, gua setuju banget lu sama Satria" ucap Viggo
"Apaan sih kak" Nadien mengibaskan tangannya asal lalu menggigit roti miliknya
"Serius deh Nad, Satria itu pekerja keras, pinter, nilai paling bagusnya sih baik ya. Coba cowok mana yang peduli banget sama lu? gua inget banget waktu lu nangis-nangis karena bab dua lu berantakan, dia bantuin sampe rela off kerja dan begadang" kali ini Jetta yang mengompori
Tangan Nadien meraih gelas dihadapannya, minum lalu menoleh menatap Jetta "Gak usah ngomporin kak, gua sama dia sampe sekarang cuma temen"
"Besok besok juga cuma temen" untuk pertama kalinya Wirya bersuara hari ini. Membuat semua orang di meja makan menoleh ke arahnya.
Wirya menatap lurus tanpa ekspresi ke Nadien, membuatnya salah tingkah dan spontan menunduk, meraih kembali roti tawar yang sempat ia taruh tadi, lalu memakannya.