This Original Story by NOVURIEEN
HAPPY READINGBerjalan sambil membawa bunga ke arah ruang sidang Nadien, Wirya justru mendapati pemandangan yang membuatnya kesal. Nadien dan Satria berpelukan, tentu saja Wirya mempercepat langkahnya, berusaha secepat mungkin, saat kedua orang itu sudah tak berpelukan, Satria justru mendekat pada Nadien memegang kepala bahkan mendekatkan wajahnya.
"Gak usah deket-deket dan megang-megang segala" Wirya dengan cepat menarik Satria hingga menjauh dari Nadien
Satria sendiri langsung berdiri tegap menghadap Wirya, mereka saling menatap dan sebenarnya Wirya bisa saja menghajar Satria jika saja Nadien tak ada disana.
"Kok lu ada disini?" tanya Nadien
Wirya mendekat pada Nadien namun tatapannya masih ke arah Satria "Ngapain sih lu deket-deket banget sama dia?"
"lu nanya gua atau Satria?"
Pertanyaan Nadien membuat Wirya menoleh, "Ngapain juga gua nanya dia?"
"Balik aja lu kalo ngajak berantem!" kali ini Nadien menggembungkan pipinya, menatap kesal
"Cakep gak bunga nya?" tanya Wirya sambil menunjukan buket bunga yang ia pegang sejak tadi
Nadien menyipitkan mata tak menjawab
"Jelek ya?"
"Nyebelin! buat gua atau bukan?!"
Wirya mengulurkan pada Nadien "Congrats Nad" ucapnya sambil tersenyum
"Ngasih ginian aja lu pake marah-marah dulu" Nadien meraih cepat buket bunga itu
Kepala Wirya menoleh ke arah Satria lagi "Gua maafin lu karena ini hari sidang nya Nadien, lain kali belum tentu" ancamnya
"Loh itu sih-"
"Sat!" Nadien menyela ucapan Satria "Entar gua telepon ya"
Wirya menoleh cepat ke arah Nadien, melebarkan matanya "Apaan sih? ngapain nelpon dia?!"
"Bawel! udah ayo cari makan aja!" Nadien menarik lengan Wirya
"Nad, awas aja lu nelpon dia ya" ancam Wirya walau tubuhnya pasrah di tarik oleh Nadien.
"Bawel"
Walau masih sambil menggerut, Wirya mengikuti Nadien, ia bahkan memegang tangan Nadien erat.
Nadien membawa Wirya ke kantin jurusan, kantin yang dulu sering menjadi tempat mereka bertengkar.
"Mau apa? Gua traktir" ucap Nadien seraya duduk di salah satu bangku yang kosong seraya melepaskan genggaman tangan mereka.
Wirya duduk di samping Nadien "gak makan di luar aja kita?"
"Disini aja, hari ini kan terakhir kali makan disini"
"Lu mau terakhir kali disini sama gua ya?" Goda Wirya dan tentu saja itu membuat Nadien menyipitkan mata
Wirya tersenyum "bercanda, mau apa? Gua aja yang pesen"
"Kan gua yang beres sidang"
"Ya gua yang pesen dan traktir kan gak salah juga" Wirya beranjak dari bangku
"Oke, Mie ayam bakso, minta sambel nya yang banyak" ucap Nadien
Wirya pun mengangguk kemudian memesan makanan sekaligus membayarnya kemudian kembali menunggu makanan mereka di antar.
Saat duduk di samping Nadien, gadis itu terlihat memegang ponsel, walau tak berniat mengintip tapi layar ponsel Nadien begitu mudah dilihat hingga Wirya menyadari Nadien tengah mengirim pesan pada Satria.
![](https://img.wattpad.com/cover/355189940-288-k646808.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy Crush
عاطفيةNadien tak pernah menyangka bisa jatuh hati pada musuhnya. Laki-laki yang selalu membuatnya berteriak hingga sakit kepala. Laki-laki yang sepertinya akan gatal-gatal jika sehari saja tak mengganggunya. Tetapi, apa jadinya jika hanya dia sendiri ya...