Nadien tak pernah menyangka bisa jatuh hati pada musuhnya. Laki-laki yang selalu membuatnya berteriak hingga sakit kepala. Laki-laki yang sepertinya akan gatal-gatal jika sehari saja tak mengganggunya.
Tetapi, apa jadinya jika hanya dia sendiri ya...
Wira sudah berpindah kota, sekarang ia ada di Surabaya. Sekali pun ia tak berniat keluar dari hotel selain untuk ke kantor cabang untuk meeting. Jika bisa, sebenarnya Wirya ingin menyelesaikannya dalam waktu satu minggu saja, namun ternyata tidak bisa, banyak hal yang harus di bahas dan karena Viggo tidak ikut, rapat menjadi lebih lama.
Dudu di ranjang, Wirya membuka tiga kancing kemejanya seraya mencari nomor Nadien di ponsel. gadis itu tak membalas pesannya lagi hari ini, jadi lebih baik ia menelponnya.
"Kenapa sih Wir? gua udah kayak di tagih utang tau?" keluh Nadien langsung sebelum Wirya menyapa
"Pake halo atau selamat malam kan bisa Nad" ucap Wirya sambil tersenyum
"Gak usah, kelamaan. intinya aja, ada apa telepon?" Suara ketus Nadien seperti biasa, seolah tak mengharapkan telepon dari Wirya.
"Capek Nad, udah berapa hari ini? empat? lima?" Wirya membaringkan tubuhnya dengan posisi ponsel masih ditelinga, matanya menatap langit-langit kamar hotelnya.
Tak terdengar jawaban Nadien, Wirya melihat ponselnya, teleponnya masih terhubung, koneksi juga bagus, detik berikutnya ia mendekatkan ponsle ke telinganya lagi "Nad?"
"Istirahat, makan sama minum vitamin yang rutin. Gua yakin lu bisa" Suara Nadien yang melembut membuat Wirya terdiam, kapan terakhir kali Nadien memperhatikannya begini ?
Sambil tersenyum, Wirya mengangguk pelan walau tahu Nadien tak bisa melihatnya "Kangen Nad" ucapnya
Lagi, Nadien tak bersuara.
"Kali ini gua serius. Apa besok beres meeting gua flight ke soetta dulu terus baru ke Bali ya? Gua harus ke Bali lagi nih"
"Jangan sinting!" ucap Nadien dengan lebih keras "Itu kan udah tanggung jawab lu, kerjain yang serius. Kalo laper makan, kalo bosen lu bisa maen game, kalo capek ya istirahat.."
"Kalo gua kangen lu kayak gini gimana?"
"Lu bisa telepon gua"
Padahal Wirya yang memulai, tapi ia juga yang tak bisa menahan debaran jantungnya. Jawaban Nadien yang diluar prediksi membuatnya terkejut dan senang di waktu yang bersamaan.
"Tapi mending jangan sih, lu bawel" lanjut Nadien
Kali ini Wirya tertawa, rasa lelahnya seketika hilang. "Lagi di apart?"
"Engga, lagi di rumah Kak Jetta"
"Tumben, mau nginep?"
"Iya, Kak Jetta pengen tidur bareng gua. Ada-ada aja ini emang bumil satu ngidamnya aneh-aneh"
Wirya tertawa lagi "Salam buat Kak Jetta ya"
"Ngomong aja sendiri ntar"
"Yaudah salam buat Nadien, bilang gua kangen banget. Disana jangan nakal sama cowok laen, gua orangnya cemburuan. Bilang juga, I love you gitu"
"Gak jelas! bye!" tanpa menunggu, Nadien langsung mengakhiri panggilan itu
Wirya tertawa, kali ini ia meletakan ponselnya sembarang di ranjang. Memejamkan matanya
Serius, gua kangen banget
***novurieen***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.