Part 15

903 122 13
                                    

This is Original Story by NOVURIEEN

HAPPY READING

"Sumpah bang, ini mah keterlaluan gak sih? masa gua harus ke Makassar, Semarang, Surabaya sampe ke Medan juga?" Wirya melonggarkan dasinya saat memasuki ruangan Viggo. 

"kan udah perjanjian gitu, sebulan ini lu gantiin gua" ucap Viggo 

Wirya menghela nafas panjang, "Gua bisa gak ketemu Nadien dua minggu an kalo gini" 

"Cuma dua minggu" 

"Emang lu sanggup gak ketemu Kak Jetta dua minggu?" Wirya berusaha menyerang, sebenarnya ia mencoba menggoyahkan hati Viggo agar ia bisa mengurangi jadwal meeting tahunan di beberapa cabang

Bahu Viggo naik, "kalo gua sih, gua bawa Jetta sama gua" 

"Curang!" pekik Wirya dengan kesal. 

Kali ini Wirya menyibak rambutnya, berjalan mendekati meja Viggo, lalu kedua tangannya memegang sisi meja Viggo seraya membungkuk menatap kakak nya itu "Bang, gua masih pendekatan ini. Gua udah cerita Nadien belum nerima gua kan?" 

"Di tolak kok terus terusan" 

Jawab Viggo membuat Wirya mendengus "Sumpah bang, lu ngeselin banget" matanya menyipit menatap kesal Viggo. 

"Anggep aja ini balesan lu gak buru-buru ngejar Nadien dulu, semoga aja dua minggu kedepan Nadien gak keburu jadian sama Satria. Eh, gua denger Satria udah nembak Nadien ya?" kali ini Viggo berhasil membuat Wirya menganga kaget. 

Wirya duduk, menatap Viggo penuh tanya. "Kok lu bisa tahu?" 

"Kemaren gua ketemu Satria, terus cerita anaknya ke gua gitu aja" lagi, Viggo menaikan bahu nya

Kerutan di kening Wirya semakin dalam, ia tak habis pikir Viggo sedekat itu dengan Satria. "Kok gua jealous ya? Ini lu sedeket apa sama dia?"

"Ya lumayan, pas dikenalin Nadien gua kadang maen game bareng"

"Bang? Sejak kapan lu maen game?"

Bukannya menjawab, Viggo justru tertawa "Kalo gua bisa nghasut Nadien sih, gua suruh dia sama Satria aja"

Dengan kesal Wirya menggebrak meja kerja Viggo "liat aja lu bang kalo berani!"

***novurieen***

Ini pertama kalinya Nadien bertemu dengan Satria setelah kejadian di Cafe tempo hari. Mereka akhirnya bertemu di depan ruang bimbingan. 

"acc langsung?" tanya Satria

Nadien mengangguk, "tinggal rapihin paragraf dan footnote, minggu besok lanjut hasil kalo ngolahnya udah beres" jelasnya

Mengangguk mengerti, Satria pun tersenyum seperti biasanya "Makan yuk? gua yang traktir hari ini" 

"Gak usah sok kebanyakan duit, gua yang traktir. Bayaran gua bulan lalu keluar nih. Lu mau apa?" tanya Nadien, ia pun berusaha bersikap sebiasa mungkin. 

"Wah, kalo gitu gua traktir kopi aja deh habis makan" 

"Oke" 

Mereka berdua pun berjalan menuju tempat makan di daerah kampus, lebih praktis karena tidak perlu keluar parkiran kampus dan mencari restoran yang menyediakan parkir luas, karena di jam makan siang seperti ini pasti sangat sulit mencari tempat parkir. 

Nadien sebenarnya sedikit kepikiran menganai pernyataan Satria, ia tak pernah menyangka laki-laki itu menyukainya, Nadien pikir hubungan mereka benar-benar hanya hubungan pertemanan. harusnya Nadien memang mengatakan pada Satria bahwa ia tak memiliki perasaan lebih dari teman pada laki-laki itu, tapi Nadien tak tahu harus memulai dari mana, ia bingung dan sebenarnya sedikit khawatir Satria akan menjauhinya nanti. 

Enemy CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang