05.

1.4K 116 8
                                    

Dipagi hari yang cerah dan Khaotung  yang harusnya masih pulas tertidur kini tak biasanya berada di dapur. Kedua matanya sedikit sayu sembari beberapa kali menguap tanda bahwa ia sebenarnya masih butuh tidur, tapi malah berakhir membuat nasi goreng untuk First.
Pria itu tiba-tiba saja menelpon meminta ia membuatkan sarapan seolah tak punya istri.

"Istri saya kan udah kerja, berangkat pagi dia."

Itu yang dikatakan First saat Khaotung protes.
Tapi setelah ditawari sejumlah uang, Khaotung yang memang suka uang mengiyakan dengan malas,  Khaotung hanya butuh cuci muka untuk merasa lebih baik tapi toh setelah membuat sarapan milik First,  ia akan balas dendam dengan tidur lagi sampai sore.

"Masih dimana?" Khaotung sudah menyiapkan nasi goreng beserta air minumnya di meja makan, harusnya ia bisa saja langsung kembali ke kamar dan lanjut tidur. Tapi First ingin ditemani, benar-benar suami manja.

"Ih masih jauh anjir, dingin ntar."

Khaotung lalu mematikan sambungan teleponnya dengan First kemudian bermain ponsel untuk mengusir rasa kantuknya.
Amp baru saja mendapatkan pekerjaan baru setelah 3 bulan mengganggur, tepatnya setelah malam dimana Amp meminta dia tutup mulut atas perselingkuhannya dengan seorang pria yang tak dikenal Khaotung.
Untuk beberapa Minggu terakhir ini memang Amp tak pernah terlihat mencurigakan lagi dan Khaotung menyimpulkan jika Amp sudah benar-benar memutuskan hubungan tidak jelas dia dengan pria itu.
Selain karena uang yang ditawarkan First  untuknya, Khaotung juga sebenarnya merasa bersalah karena ikut bungkam atas perselingkuhan Amp.

---

"Khao?"

"Teras rumah kamu kotor banget, bersihin kek."

First lalu tersenyum kecil melihat sahabatnya sedang tidur dengan kepala di atas meja makan, bahkan ponselnya masih menyala menunjukkan video tiktok yang berulang kali terputar.
First yang merasa bersalah membuat waktu tidur Khaotung terganggu memutuskan untuk makan tanpa membangunkannya, malah mematikan ponsel Pete agar ia bisa semakin terlelap.

"Ngapain sih tadi malem? Jam segini masih ngantuk."

First dengan damai makan nasi goreng buatan Khaotung, bahkan memuji masakannya yang terasa enak. Mungkin karena First kelaparan? Biasanya masakan Khaotung tak lebih baik dari masakan Amp.
Terdengar helaan napas panjang dari mulut First saat memikirkan soal Amp, rencananya dia sebenarnya ingin sambil mengobrol dengan Khaotung, tapi melihatnya yang tidur lagi setelah membuat sarapan rasanya tidak enak mengganggu.

"Padahal dia sendiri yang bilang ga mau kerja lagi, tapi tiba-tiba pengen kerja di perusahaan. Mungkin karena posisi sekertaris?"

First memutuskan untuk bercerita sendiri.

"Tapi dia jadi sibuk banget, bikin sarapan aja ga bisa," sambungnya dengan wajah sedih. Walaupun Khaotung tak menanggapi setidaknya First lega ia bisa mengeluarkan keluh kesahnya selama seminggu ini.

Setelah sarapan habis juga sesi curhat sendiri selesai. First dengan tergesa menyimpan uang yang dijanjikan ke atas meja makan lalu segera berangkat ke kantor, mungkin dia akan terlambat karena sesi curhatnya lebih lama dari sarapan.
Tanpa sepengetahuannya, sebenarnya Khaotung tidak tidur, ia hanya pura-pura tidur dan berencana bangun jika dibangunkan.
Tapi First malah curhat.

"Amp boong kali ya sama gua?" Khaotung menghela napas, dilema.

Khaotung percaya Amp akan memegang ucapannya tapi setelah melihat First bahkan sampai curhat sendirian seperti ini membuat kepercayaan Khaotung sedikit pudar.
Bagaimana jika sebenarnya Amp belum putus dengan kekasihnya? Mungkin Earth benar, Khaotung harus ikut campur jika memang kasihan pada First.
Panjang umur sekali, Earth menghubungi Khaotung via video call.

-DUDA- (FIRSTKHAO) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang