10.

1.4K 97 10
                                    

Happy reading

Hari ini adalah hari Minggu. First yang libur terlihat masih terlelap walaupun cahaya matahari sudah sepenuhnya masuk ke dalam kamar Khaotung.
Kamar Khaotung?
Lihatlah, ada Khaotung yang tidur disebelah First dengan menjadikan dada bidang sang sahabat sebagai bantal, terlihat begitu lelap juga hingga akhirnya terganggu oleh cahaya matahari yang tepat didepan wajahnya.
Khaotung terlihat kebingungan dengan jendela kamarnya yang dibuka tapi kemudian mengangguk singkat saat mengingat semalam dia meminta First untuk membuka jendela beserta gordennya, jadi malam itu mati lampu panjang dan Khaotung  mengandalkannya cahaya bulan untuknya tidur.

"First?"

Segera Khaotung tersadar setelah kembali mencari kenyamanan di dada bidang First.
First bahkan langsung terbangun dengan kesakitan karena Khaotung menekan siku ke perutnya saat berusaha bangun dengan cara terburu-buru.

"Elo ngapain tidur disini, anjir!" Khaotung berteriak histeris, bahkan mengecek tubuhnya yang masih lengkap oleh pakaian.

"Jangan tinggalin gua, tidur aja disini."First  mengucapkan kembali bagaimana semalam Khaotung merengek, bahkan First beberapa kali kesusahan bernapas karena Khaotung memeluknya terlalu erat.

Khaotung yang sadar jika First disini karenanya langsung buru-buru bangkit, ia perlu mencharger ponselnya yang semalam kehabisan baterai. Entah apa yang terjadi di pusat pelistrikan daerahnya, mati lampu semalam sangat panjang.
First memperhatikan Khaotung yang gugup dengan senyuman, bahkan saat Khaotung pergi mengambil handuk untuk mandi First hanya diam memperhatikan.

Malam itu, semua perasaannya ia utarakan pada Khaotung. Kebingungannya, ketertarikannya, dan rindunya.
Tapi First belum mendapatkan jawaban dari Khaotung soal bolehkah ia menganggap Khaotung lebih dari sebagai teman.
Mati lampu itu merubah situasi secara tiba-tiba, Khaotung yang panik terus menerus menyuruh First mencari sesuatu untuk dinyalakan tapi ponselnya berada di sofa ruang tamu dan ponsel Khaotung sudah dalam keadaan mati total.
Jadi tadi malam Khaotung benar-benar tidur di pelukannya, setiap kali First mencoba untuk melepaskannya, Khaotung akan terbangun dan memakinya untuk tidak pergi.

"Ah, saya harus pergi ke pengadilan." Tapi kemudian First baru sadar jika hari ini hari Minggu, sepertinya akan sulit mendapatkan surat gugatan cerai miliknya yang akan ia serahkan pada Amp hari ini.

----

Tidak tahu apa yang harus dilakukan First dihari liburnya, dia pun memutuskan untuk membuat sarapan untuknya dan juga Khaotung.
Omlet dan nasi putih, bosan juga dia diberi makan nasi goreng oleh Khaotung.
Sedang Khaotung terlihat keluar dari kamarnya dengan handuk dikepala, ia perlu membasahi kepalanya yang panas oleh banyak hal.

"Omleeeet." Khaotung segera duduk di kursi meja makan lalu memuji First yang mau meluangkan waktu santainya untuk melayani tuan rumah.

"Besok saya beli daging, sama sayuran lain." First yang dipuji jadi bersemangat, mungkin bagus dengan mendekati Khaotung menggunakan makanan.

"Makan duluan aja, saya mau cuci muka dulu," sambung First lalu meninggalkan Khaotung sendirian yang terlihat begitu bersemangat dengan omletnya.

----

"Enak loh ini, makan siang bikin lagi? Tapi nasinya nasi goreng."

"Masak bareng? Kamu masak nasi goreng, saya masak omletnya."

Khaotung mengangguk setuju dan First merasa langkah ini amatlah sangat bagus. Lihat Khaotung, dia menghabiskan semua omlet yang dibuatnya, padahal rencana First sisanya akan ia makan lagi untuk makan siang, hemat uang.

"Khao."

"Hem?" Jawab Khao setelah menyelesaikan kunyahannya.

"Soal malem itu gimana? Saya butuh jawaban kamu."

-DUDA- (FIRSTKHAO) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang