Happy reading!!
Hari Senin, First sudah bersiap-siap dengan seragam kantornya sejak pagi tadi hingga kini jam hampir menunjukkan pukul 7 pagi. Khaotung sudah dua hari ini tidak datang ke kamarnya untuk sekedar memberitahu jika nasi gorengnya sudah siap.
First tidak menunggu Khaotung untuk mendatanginya, untuk informasi saja. Dia hanya penasaran kenapa Khaotung tidak lagi mengetuk pintu kamarnya."Khaotung?"
"Khaotung?" Lagi, First memanggil Khaotung yang tumben sekali belum keluar kamar, biasanya ia akan sibuk di dapur untuk membuat sarapan dan mengisi botol airnya sebelum pergi lari pagi.
Tapi First hari ini tidak mendapatkan nasi goreng, hanya ada sebuah note dimeja makan bertuliskan bahwa Khaotung hari ini tidak masak.
Khaotung menyuruh First untuk pergi sarapan diluar saja."Apa gunanya dia punya hape." First menghela napas. Jika dipikir-pikir Khaotung seperti menghindarinya sejak malam Minggu kemarin, tepatnya saat hari dimana ia memutuskan untuk pergi ke club dan minum beberapa gelas alkohol.
First tipe pemabuk yang buruk dalam mengingat.-Saya berangkat kerja ya.-
Setelah menulis surat kembali dibawah tulisan Khaotung, First buru-buru keluar dari rumah Khaotung karena taxi onlinenya sudah datang.
First berencana tinggal di rumah Khaotung sampai sidang perceraiannya berakhir, atau mungkin sampai First mendapatkan apartemen sementara waktu.
Untuk saat ini, rumah Khaotung adalah tempat penyembuhan yang baik.
.
.
.
."Aaaah."
Khaotung menyeruput minuman bobanya. Setelah lari pagi dia malah minum Boba, salahkan Mark yang tidak sengaja bertemu dengannya ditaman kota dengan Boba ditangannya, Khaotung yang kehausan langsung minta dibelikan, 3 gelas sekaligus.
Mark sampai heran untuk apa Khaotung rajin olahraga setiap hari."Ga tiap hari kok, air minumnya aja yang abis." Khaotung menunjukkan tumblr airnya yang kosong.
Biasanya Khaotung akan pergi ke rumah First untuk mengisi ulang tapi sejak perselingkuhan Amp, jelas Khaotung tidak lagi pernah lari pagi ke daerah kompleks perumahannya.
Khaotung juga baru tau Mark selalu berada di taman kota pagi pagi seperti ini, bukan untuk olahraga tapi hanya untuk sekedar makan kuliner pedagang kaki lima."Khao."
"Hem?" Khaotung mengangkat kepalanya sembari sibuk mengoyak tutup plastik minuman bobanya, banyak Boba yang tidak masuk sedotannya jadi ia akan meminumnya langsung tanpa sedotan.
"Menurut kamu Earth itu kaya gimana orangnya?"
Mengingat kasus perselingkuhan Amp saja Earth sampai tau karena Tay menggosip, jelas kali ini pun Mark bertanya seperti ini karena Earth menjadikannya bahas gosip, pikir Khaotung.
"Earth cerita apa aja sama kalian?" Khaotung b penasaran, apa Earth juga menceritakan soal ciuman singkat mereka atau tidak.
"Hah? Ga ada." Mark menggelengkan kepalanya bingung. "Emang kalian abis ngapain?"
Khaotung ikut menggelengkan kepalanya. Khaotung lupa jika mereka lebih dulu mengetahui bahwa Earth menyukainya. "Earth, ya? Baik."
"Mapan juga." Mark menambahkan kalimat Khaotung dengan semangat. "Perhatian, dia bakal jadiin orang terkasihnya prioritas."
Khaotung menganggukkan kepalanya.
Eartg adalah tipe orang seperti itu sepertinya, tapi Khao merasa itu jadi beban untuk dia.
Earth sudah melakukan banyak hal baik untuknya, tapi bahkan untuk sekedar balas menyukai Earth seperti dia menyukainya rasanya Khaotung belum -tidak- mampu.
Jujur saja, dua kecupan yang Khaotung dapatkan tempo hari hanya kecupan First yang membekas dikepalanya.
Mungkin karena First mabuk? Dan dia menganggapnya sebagai Amp? Jadi Khaotung marasa tersinggung tapi tidak tau harus marah dengan cara seperti apa?
Makanya, Khaotung berakhir menghindari First untuk sementara waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
-DUDA- (FIRSTKHAO) COMPLETED
FanfictionFirst yang jatuh cinta pada Khaotung setelah menggugat cerai istrinya.