•|| GUS ARSYAD IS MY LOVER ||•
Seorang gus yang tampan bernama Muhammad Arsyad diandra el zein mempunyai takdir menikah dengan seorang santriwati bar bar sekaligus jahil yang bernama Alleeya Jihan grisella argantara
Jihan berumur 17 tahun yang dit...
"Dah,beres ustadz." Ucap Aulia menyapu kedua tangannya.
"Syukron,jazakillah Khoir."ucapan terimakasih keluar dari mulut sandi.
"Wa iyyaka." Jawab Aulia bergegas pergi meninggalkan Sandi yang masih bertahan di posisinya.
"Ayo Zahra,kamu lama banget sih." Ucap Aulia kepada Zahra yang masih berjalan santai kearahnya,karena Aulia tidak tahan dengan sahabatnya itu,ia menarik paksa tangan Zahra.
"Ayo,aku laper nih, Assalamualaikum ustadz." Ujarnya mereka pergi meninggalkan sandi sendiri,tanpa Aulia sadari, ternyata ustadz nya sedari tadi melirik dan melamun kearahnya.
"Ngapain bengong,masuk lalat baru tahu."ucap gus Arsyad tetiba mengejutkan dirinya,entah dari mana ia datang.
"Bukannya itu dua orang ya,bukan Aulia aja." Ucap gus Arsyad menyipitkan matanya kearah Sandi seakan ia curiga pada sahabatnya ini.
"E-eh iya,sama satu kawannya juga." Jawabnya kembali dengan perasaan gugub.
"Ekhem,yang dianggap cuma yang itu,harus kasih tahu Abah yai ni." Ujarnya tersenyum jail.
"Eh gus apa apaan sih main kadu kaduin sama kyai." Celetuk nya menahan tangan gus Arsyad.
"Takut ya..." Pekik Jihan tiba tiba dari belakang suaminya.
"Astaghfirullah, Ning ngikut pula." Gumam Sandi mengusap wajahnya pasrah.
"Uda deh,Sandi mau ke asrama dulu, Assalamualaikum Gus, Ning." Elak Sandi meninggalkan pasutri baru ini.
"Ayo sayang kita masuk." Ajak gus Arsyad memegang tangan sang isteri,namun Jihan menggelengkan kepalanya tanda tidak mau.
"Yaudah,kita di pendopo aja ya." Ucapnya kembali.
Mereka duduk di pendopo ndalem kyai Hamzah dan mengobrol disana.
"Mas." Panggil Jihan.
"Iya." Jawabnya.
"Mas dulu pernah ga suka sama wanita lain." Tanya Jihan seolah olah ia penasaran dengan masa lalu suaminya.
Gus Arsyad mendelikkan matanya kearah Jihan,ia begitu ragu untuk menjawab pertanyaan dari isteri kecilnya ini."hmm kenapa nanya Humaira?" Tanya nya berbalik.
"Ya ga ada sih kan cuma nanya mas." Jawab nya
"Jawab dong mas,ada gak." Ucapnya untuk kedua kalinya.
"Nanti kamu nya ngambek lagi,kalau mas kasih tau." Jawab gus Arsyad tersenyum teduh padanya.
"Enggak deh,ga ngambek." Ucap Jihan mengeluarkan puppy eyes nya.
"Enggak deh,bahas yang lain aja ya." Ujar gus Arsyad ingin mengalihkan pembicaraan nya saat ini,ia khawatir jika istrinya akan merajuk padanya.
"Mohon mas,kasih tau ya ya ya ya." Ucapnya sekali lagi.
"Yang bener nih mau tau?" Tanya gus Arsyad memastikan pada istrinya bahwa ia sungguhan ingin tau jawabannya.
"Iya mas,plisss deh ga ngambek." Ucapnya kembali mendesak gus Arsyad agar memberi tahu dirinya jawaban nya.
Karena sedari tadi gus Arsyad didesak terus oleh Jihan,maka ia pun terpaksa untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan sang isteri tadi, walau firasatnya tidak meyakinkan untuk menjawab.
"Yaudah, sebenarnya mas dulu pernah suka sama satu wani---." Baru saja gus Arsyad akan menjawab pertanyaannya,mata Jihan tersorot tajam kearahnya,tatapan Jihan begitu tidak bersahabat padanya.
Gus Arsyad yang melihat istri kecil nya menatapnya seperti itu pun hanya bisa pasrah dan menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kenapa ga dilanjutin?" Tanya Jihan memelas pada suaminya, padahal ialah yang sedari tadi mendesak suaminya untuk menjawab pertanyaannya,kini malah ialah yang panas sendiri,Jihan oh Jihan.
"Ga ada,masuk kedalam aja yuk." Ajak gus Arsyad kepada Jihan,ia memegang tangan istrinya,namun ditepis pelan oleh Jihan.
"Loh kok di--"
"Jihan mau masuk sendiri aja deh." Jawab Jihan meninggalkan gus Arsyad di luar yang masih berdiri menatap nya,kini gus Arsyad pasrah dan mengusap wajahnya kasar,dan ikut menyusul sang isteri ke kamar.