Usir

75 9 5
                                    

Back to the beginning

Sang abang yang mata sudah menghunus aisyah dengan tajam pun menghampirnya dan....

Plak

Suara tamparan sang abang yang cukup keras membuat mereka membisu. Sedangkan aisyah yang di tampar sang abang membulatkan matanya tidak percaya dan mulai menitikan air matanya. Sang abang yang selama ini menyayanginya, sekarang terlihat seperti seorang kakak yang sangat membenci dirinya. Aisyah tidak mampu berkata kata dan hanya mampu menangis dengan keadaan sekarang .

"Kamu berani beraninya melawan perintah orang tua ya sekarang. Apa karena pakaian yang kamu kenakan ini, jadi kamu mulai berani melawan ayah dan bunda aisyah!"bentaknya.

Aisyah tidak menjawab pertanyaan sang abang dan hanya berdiam diri sambil terus menitikan air matanya.

"Abang tanya sama kamu. Kalo di tanya itu jawab aisyah, jangan buat abang marah sama kamu!"bentaknya kembali yang sambil menahan tangannya untuk tidak menampar sang adik kembali.

Aisyah sesenggukan dengan bentakan sang abang. Aisyah pun mulai mengatur nafasnya dan meredakan sedikit tangisan nyah.

"Apa pertanyaan adek salah bang? Adek hanya ingin tau alasannya saja gak lebih"ujarnya yang sedikit gemetar.

"Tidak perlu alasan apapun itu aisyah. Turuti saja perkataan orang tua kita, toh selama ini kamu di ratukan sama kita. Kenapa sekarang kamu malah jadi gadis yang berani melawan mereka. Apa selama ini kasih sayang orang tua kita masih kurang buat kamu, segala fasilitas yang sudah mereka kasih untuk kita, apa masih kurang juga hah!"ujarnya yang kembali marah.

Aisyah hanya mampu mengelengkan kepalanya. Karena bukan fasilitas dan kasih sayang yang tidak cukup, hanya saja selama beberapa bulan ini, aisyah seperti tengah di beri hidayah oleh sang maha kuasa apalagi setelah mendengar penjelasan dari mba bercadar waktu itu.

Penjelasan itu semakin membuatnya mantap untuk hijrah dari masa lalunya. Sang abang yang melihat adiknya hanya mengelengkan kepalanya tanpa mau membuka suaranya pun memutuskan.

"Begini saja, jika kamu tidak mau menuruti perkataan kedua orang tua kita. Kamu bisa pilih, pergi dari sini dan melanjutkan memakai pakaian yang kamu kagum kagumi itu. Atau ganti pakaian yang seperti biasa kamu pakai dan turuti perkataan kedua orang tua kita"ucap keputusannya.

"Abanggg...."panggil sang ayah dan bunda secara bersamaan dan yah mereka pun terkejut dengan keputusannya.

Sedangkan aisyah membulatkan matanya mendengar ucapan sang abang. Aisyah hanya menangis dan menatap tidak percaya kepada sang abang yang kini terlihat sudah tidak menyayanginya.

Sang ayah dan bunda memang sedari tadi hanya melihat apa yang abang aisyah lakukan, tetapi ketika mendengar ucapan keputusannya mereka pun tidak percaya dengan itu. Tapi abang aisyah seakan tidak peduli, dia hanya ingin aisyah memilih pilihan itu dari salah satunya.

"Jawab aisyah!"bentaknya lagi.

Aisyah kembali mengatur ulang nafasnya dan menghapus jejak air matanya dengan mengunakan kedua tangannya. Setelah hati aisyah cukup tenang, aisyah pun menghampiri sang abang.

"Baiklah jika abang ingin aisyah memilih salah satunya. Maka aisyah memilih pilihan.....?"

Aisyah & Ujiannya[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang