Chapter 43

44 6 0
                                    

Sudah sebulan gus adam mendapat tugas dakwah dari Kiyai Muftar, dan hari ini adalah hari dimana gus adam akan kembali ke pesantren. Dengan mengendarai mobil seorang diri di tengah angin malam, ia melajukan kecepatan dengan di atas rata rata. Akan tetapi, ntah bagaimana ceritanya sehingga mobil yang gus adam pakai tiba tiba oleng dan menabrak pembatas jalan tol.

Banyak orang orang yang masih berlalu lalang sehingga ketika kejadian itu, mereka langsung membawa gus adam ke rumah sakit terdekat. Mereka yang membantu membawa gus adam ingin menyampaikan keluarga atau kerabatnya. Akan tetapi, ponsel gus adam hilang ntah kemana.

Sekitar 1 jam lebih dokter dan suster di ruang operasi, akhirnya mereka pun selesai. Karena kecelakaan gus adam cukup parah hingga sekarang keadaan gus adam kritis. Sebelum dokter menjalankan operasi, tiba tiba gus adam membuka matanya dan menyuruh mengabarkan pimpinan pesantren Al Muftar beserta keluarganya.

Untungnya ketika gus adam memberi tahu untuk mengabari pondok pesantren Al Muftar, suster ternyata sudah tau tentang pesantren itu. Ia mengabarkan bahwa pasien yang atas nama gus adam meminta Kiyai Muftar untuk ke rumah sakit.

Kebetulan jarak dari pesantren ke rumah sakit tidak terlalu jauh. Kiyai muftar pun setelah mendapatkan info itu, bergegas pergi dengan di temani gus fathi dan yang lain. Hanya membutuhkan 45 menit, mereka sudah sampai dan langsung menanyakan perihal apa yang terjadi dengan gus adam.

"Dok bagaimana keadaan pasien yang bernama adam?"Tanya kiyai ketika tiba di rumah sakit.

"Begini pak bu, kecelakaan yang di alami pasien lumayan parah. Dan sekarang kondisinya kritis pasca operasi"ujar dokter.

"Ya Allah nak"tangis umi sarah (ibu gus adam) Ketika sampai di rumah sakit, setelah di beri kabar oleh gus fathi.

"Kami hanya bisa berusaha semaksimal mungkin pak bu, kami mohon doa kalian semua agar pasien segera sadar dari masa kritisnya"tambah dokter.

Mereka menganggukan kepala, sedangkan ibunda gus adam sedari tadi menangis di pelukan sang suami, bahkan sampai pingsan beberapa kali.

Mereka semua masuk ke dalam ruangan yang sebelumnya suster memindahkan gus adam ke ruangan rawat inap. Mereka merasa kasihan dengan kondisi gus adam sekarang ini, wajah yang tampan sudah tidak lagi terlihat karena banyak perban yang menempel pada wajah dan anggota badan lainnya.

Orang tua gus adam sudah tidak mampu berkata kata, hatinya hancur melihat anak semata wayangnya sebujur kaku dan penuh dengan alat alat medis.

Sekitar menunggu 20 menit, gus adam bangun dari masa kritisnya dan yang pertama kali ia liat, adalah gus fathi yang ada di depannya. Kiyai dan bu nyai pulang terlebih dahulu karena hari sudah semakin malam, dan mereka tidak bisa meninggalkan pesantren terlalu lama. Sedangkan orang tua gus adam terlelap tidur di sofa.

"Gus...."panggil gus adam dengan pelan bahkan nyaris tidak terdengar, untungnya gus fathi memiliki indra pendengar yang cukup kuat.

"Lekaslah sembuh"ujar datar gus fathi.

Sedangkan gus adam menggelengkan kepala dan mengenggam erat kedua tangan sahabatnya sambil menatap lekat wajah itu.

"Apa benar dengan yang mereka katakan, bahwa gus akan menikahi aisyah?"Tanyanya lemah.

Gus fathi hanya menganggukan kepala dan memang setelah pulang dari kota B kemarin, berita tentang gus fathi akan menikah dengan aisyah tersebar luas di area pesantren, bahkan luar pesantren juga.

Ntahlah keluarga ndalem tidak ada yang tau siapa yang menyebarkan berita itu, karena sudah secepat kilat berita itu tersebar. Seluruh pesantren di buat syok dengan berita itu, tapi mereka bisa apa. Jadi sekarang semua santriwati patah hati karena gus yang mereka inginkan dan kagumi selama ini akan segera menikah.

Aisyah & Ujiannya[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang