Suasana di ruangan pun semakin tegang dimana sang Rektor dan Evan seperti maling yang tertangkap basah, mereka sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Kesombongan mereka sebelumnya sudah hilang bak tertelen bumi
"Oh iya tadi kamu tanya kenapa saya tau semua percakapan kalian, jawabannya adalah di ruangan ini terdapat kamera tersembunyi yang hanya diketahui saya dan suami saya. Tujuannya tentu saja mengawasi rektor disini apakah dia bertangung jawab atas pekerjaannya. Saat suami saya mengabari bahwa dia dapat laporan dari orang kepercayaannya di kampus yaitu menantu kesayangannya di panggil oleh rektor. Saya langsung cek kamera tersembunyi diruangan ini, dan data tentang kamu yang ternyata tidak mengikuti kegiatan kuliah dengan semestinya namun tetap dilulus kan oleh rektor. Memalukan sekali"ujar Shani menatap intes ke Evan
"Tolong maaf kan saya bu Shani, saya janji tidak akan melakukan hal seperti ini lagi dan akan lebih tegas pada anak saya"ujar Helena yang sangat takut sekarang
"Sayang nya saya tidak bisa mentoleransi hal seperti ini Helena, saya sudah putuskan untuk mencabut jabatan kamu sebagai rektor kampus ini dan kamu kembali menjadi dosen biasa. Untuk anak kamu ini saya minta dia mengulang semua mata kuliahnya dari awal lagi jika ingin tetap kuliah disini"tegas Shani membuat Helena dan Evan menegang sedangkan Chika,Zee,Sisca dan Flora menatap iba tapi juga puas kepada ibu dan anak itu
"T-tapi bu tolong maaf kan saya, jangan cabut jabatan saya bu"mohon Helena
"Keputusan saya sudah mutlak, kamu masih untung Helena yang datang kesini saya jika suami saya yang datang mungkin kamu dan anak kamu ini sudah dikeluarkan dari kampus ini atau paling paitnya berakhir di penjara. Kamu salah telah bermain-main dengan keluarga Alvarendra kita tidak mengampuni orang curang atau berkhianat. Segini saya masih kasian dan memikirkan nasib kamu dan anakmu jadi jangan menentang lagi dan buat saya meminta suami saya saja yang mengurus masalah ini. Dan kalo hal itu terjadi seperti nasib kamu seperti yang tadi saya katakan"ujar Shani tenang namun pengucapannya tegas
Plak
"Ini semua gara-gara kamu EVAN kenapa sih kamu selalu buat masalah mamah udah cape sama kelakuan kamu arghhh"ujar Helena marah dan menanpar Evan
"Sebaiknya kamu intropeksi diri kamu Helena anakmu seperti itu awalnya karena kamu yang selalu membela kesalahannya dan membuat orang lain disalahkan, silahkan lanjutkan perdebatan kalian dirumah jangan membuat yang lain terganggu......ayok sayang kita pulang"ujar Shani
Sebelum Zee keluar ruangan dia berjalan ke arah Evan yang terlihat menatap tajam ke arahnya yang tengah menahan amarah.
"Kan udah gua peringatin sebaiknya lu cari tau siapa gua dulu sebelum mau ngelawan gua hahhah......batu sih lu"ujar Zee terkekeh dihadapan Evan
"Zee udah ayok pulang...."ujar Chika
"Awas aja lu bocah lu pikir gua takut sama lu, kita liat aja nanti"batin Evan lalu menampilkan senyum smirk
Akhirnya mereka pun keluar dari ruangan rektorat. Karena Chika,Flora dan Sisca sudah tanggung tidak masuk kelas ke-2 akhirnya mereka memutuskan pulang saja. Begitu pun dengan Zee.
"Mah makasih yah udah kesini......mamah aku ini emang keren banget dehh"ujar Chika memeluk Shani
"Udah seharusnya mamah kesini, berani-beraninya dia bikin kesayangan mamah ini nangis"ujar Shani
"Mamah sama supir apa nyetir sendiri mah?"tanya Zee
"Mamah sama supir bang"ujar Shani dan diangguki oleh Zee tersenyum
"Oh iyaa Zee....kok kamu bisa kesini kan aku gak hubungin kamu"ujar Chika dan Zee pun melirik ke arah Sisca
"Hehehe gimana yah Chik"ujar Sisca dan Chika langsung memutar bola matanya malas