Advanced

58 6 0
                                    

"Baiklah jika abang ingin aisyah memilih salah satunya. Maka aisyah memilih pilihan aisyah tetap ingin memakai pakaian seperti ini sampai kapanpun"ujarnya dengan cukup lantang.

Mereka pun membisu di tempat. Sang abang pun tidak percaya dengan pilihan aisyah, ia terpaksa menyuruh aisyah memilih pilihan itu karena sang abang yakin aisyah akan memilih tetap tinggal di rumah ini. Tetapi, ia kini tidak habis pikir dengan pilihan aisyah. Mereka masih terdiam dengan pikiran masing-masing. Sehingga aisyah yang melihat mereka hanya terdiam pun melanjutkan ucapan nyah.

"Aisyah hanya ingin tau alasan kenapa kalian melarang aisyah memakai pakaian ini? Tapi kalian tidak pernah menjawab pertanyaan aisyah yang sedari dulu aisyah selalu tanyakan. Aisyah minta maaf jika pilihan aisyah membuat kalian kecewa dan marah, aisyah hanya ingin kalian menuruti keinginan aisyah sekali ini saja. Biarkan aisyah memakai pakaian ini bunda"ujarnya yang lagi memohon.

Mereka bertiga saling tatap satu sama lain, dan masih berdiam diri tanpa mengeluarkan satu kata pun. Mereka menahan amarah dan mengepalkan kedua tangannya.

Sang abang yang tidak tahan pun kemudian.

Plak

Plak

Plak

Suara tamparan sebanyak tiga kali itu membuat aisyah terhenyak. Air mata aisyah yang sedari tadi di tahan pun lolos kembali dan mengelengkan kepalanya tidak percaya dengan semua ini, tapi ini adalah pilihan dirinya. Dan mau tidak mah ia harus menerimanya.

"Sialan kamu aisyah, berani beraninya kamu mengatakan keinginan kamu itu. Sudah abang katakan turuti permintaan kedua orang tua kita. Tapi kamu malah, ahhh"ujarnya frustasi dan menjambak rambutnya meninggalkan mereka semua.

Melihat abang aisyah yang pergi meninggalkan mereka. Mereka kembali terdiam, sang ayah dan sang bunda tidak mampu berkata kata lagi. Sedangkan aisyah menangis dengan meremas kuat bajunya. Ini sangat menyakitkan baginya.

"Hiks, hiks, hiks. Aisyah mohon turuti keinginan aisyah untuk memakai pakaian ini ayah, bunda"ucapnya terbata karena menahan tangisannya, dan ia sekali lagi memohon kepada mereka untuk menuruti keinginannya.

Sedangkan sang ayah dan bunda saling tatap dan kemudian mengelengkan kepalanya serempak tanda mereka pun tidak setuju dengan keinginan aisyah. Aisyah yang melihat kedua orangtuanya menggelengkan kepala menangis sejadi jadinya. Belum usai tanggisan aisyah, mereka di kejutkan dengan suara langkah kaki dan mereka serempak menoleh ke arah suara langkah kaki itu.

Brakk

Suara benda yang di lemparkan begitu saja di hadapan aisyah, membuat mereka membulatkan matanya. Tubuh aisyah pun melemas dan ambruk seketika itu, bahkan tangan aisyah kini rasanya sudah tidak sanggup untuk sekedar mengangkat tangan pun.

Aisyah & Ujiannya[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang