2.

229 32 11
                                    

_Yichan_: Kenapa kau gak balas pesanku?

_Yichan_: @Shinchan

_Yichan_: @Shinchan jelek, gendut, alis tebal! Hei!

_Yichan_: Wah, kau mengabaikanku, ya?

_Yichan_: Awas saja. Aku serius datang ke mimpimu bawa kecoa.

Puluhan pesan dari Yichan yang terabai, baru Eunsoo baca pasca bangun tidur. Ia nyengir betapa gigihnya Yichan mendesaknya untuk membalas pesan-pesannya. Tetapi itu tidak bertahan lama, sebab teringat mimpi semalam.

Mula-mula ia mengimpikan seorang pemuda berbadan tinggi dan tegap membawakannya es krim. Orang itu tampan dan Eunsoo anggap itu Yichan. Tapi dalam sekejap Yichan berubah menjadi sosok si brengsek Hyunwook. Membawakannya sekarung tikus. Mantan pacarnya itu sudah lama menghilang, lalu tiba-tiba sekenanya datang ke mimpi.

Benar-benar mimpi aneh dan mengesalkan. Eunsoo pikir mimpi buruknya akibat semalam habis kesal dengan ibunya. Kantuknya langsung lenyap. Matanya melebar besar ketika seluruh memori semalam kembali.

Eunsoo melompat dari ranjang keluar kamar. Tanpa merapikan selimut, tanpa pula pergi ke kamar mandi dulu sekadar mencuci muka bantalnya. Ia membanting pintu di belakang punggungnya. Menuruni tangga dengan kecepatan maksimal menimbulkan gaduh di setiap langkahnya. Ia perlu mengecek ibunya apakah baik-baik saja.

"Eunsoo!"

Begitu sampai di tangga terakhir, suara lembut nan tegas memanggilnya. Eunsoo berhenti sejenak untuk mencari di mana sumber suara yang lembut nan tegas berasal dan itu arah dapur dekat tangga.

"Eomma!" Eunsoo terdiam, terkejut melihat ibunya duduk di meja makan tidak sendirian. Melainkan pria semalam ikut duduk menyantap daging yang Eunsoo buat semalam.

"Ttal, kemarilah kita sarapan bersama. Jiwoo dia teman sekantor ibu. Ia yang sudah memanaskan masakanmu. Mianhae, semalam ibu tidak bisa pulang tepat waktu. Ada acara perayaan kantor yang tidak bisa ibu lewatkan karena amat penting untuk karir ibu."

Eunsoo mendengkus sinis. Apa-apaan situasi ini! Ia berusaha keras membuat makan malam khusus untuk dirinya dan ibunya, tetapi orang asing yang memakannya dengan senyum ramah yang kelewat memuakkan di mata Eunsoo. Lalu ibunya tersenyum dengan tampang penyesalan yang membuat Eunsoo tambah sebal.

"Kenapa pria ini masih di sini?Apa pria brengsek ini semalam tidur dengan Eomma?!"

Shin Mina berdiri, menggebrak meja. "Eunsoo! Namanya Park Jiwoo!" Nadanya tinggi memperingati. "Bersikap sopanlah terhadap teman ibu. Dia sudah berbaik hati mengantarkan ibu pulang dan dia juga mengurus ibu semalam. Memindahkan ibu ke kamar dan ia tidur di sofa ruang tamu, bukan di kamar ibu seperti yang kau tuduhkan."

"Mina, tenanglah. Wajar Eunsoo bersikap meledak begini, ia hanya mengkhawatirkan ibunya kenapa-kenapa. Aku mengerti jika Eunsoo belum bisa menerima kehadiranku secara langsung."

Apakah pria brengsek ini sedang sok keren? Bersikap bak pahlawan kesiangan yang mencoba mendamaikan anak dan ibu yang sedang bertengkar. Wah kalau begitu Eunsoo mau muntah.

"Teman? Semalam Eomma meracau tidak ingin pria brengsek ini pergi, sementara Eomma mendorongku demi pria ini tetap tinggal. Teman macam apa yang berani menginap di rumah seorang wanita yang punya anak kuliahan, kalau bukan kalian sudah tidur bersama."

Shin Mina meninggalkan kursinya. Menghampiri Eunsoo dengan seluruh kemarahan meningkat. Satu tamparan melayang mengenai pipi Eunsoo. Tamparan tanpa kesadaran dan cukup keras untuk menyadarkan perbuatan salah Shin Mina dalam sekejap.

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang