20

121 11 1
                                    

"Amplop apa itu?"

"Bukan apa-apa." Hyunwook menjawab seadanya. Malah mengetatkan tautan tangan yang sejak keluar dari restoran tidak dilepaskan.

Eunsoo merasa Hyunwook sedang menyembunyikan sesuatu yang penting. Sesuatu yang Eunsoo tak boleh tahu. Bukan berarti Eunsoo hendak mendesak ingin tahu. Ia tidak akan semenyebalkan itu untuk urusan bersifat privasi.

Mereka masuk apartemen. Hyunwook melepaskan tautan dan cemberut sembari menekan kedua pipi Eunsoo dengan telapak tangannya yang besar. "Aku berniat pulang untuk makan malam denganmu. Tapi kau malah makan malam dengan bajingan itu."

"Kau saja tidak ada kabar. Mana kutahu kau akan pulang. Setidaknya beri tahu aku, kau akan pulang. Biar aku bisa memasakkanmu sesuatu." Eunsoo mengomel dengan agak malu dan kesal. Ia menghindari tatapan mata. Malu sebab ia kedengaran seperti seorang kekasih yang sedang ngambek karena Hyunwook tidak ada waktu luang untuk dihabiskan bersama.

Pulang kedengarannya seperti Eunsoo baru saja mengungkapkan bahwa ia adalah rumah sesungguhnya untuk Hyunwook. "Aku suka saat kau menyambut kepulanganku. Itu sudah seperti kau rumah, tempat yang seharusnya aku singgahi selamanya."

Bukan modus biasa. Bisa dikatakan ketulusan yang mampu meluluhkan hati Eunsoo sehingga gadis itu bersemu merah dan jadi jinak. Ia berpikir ke mana gadis galaknya pergi? Mungkin karena ia sudah muak hidup tertekan dengan kondisinya yang buruk. Sehingga ketika ia menemukan kebahagiaan, ia menjadi sedikit lupa diri.

"Kalau begitu aku bisa memasakkanmu ramen dan kau bisa mandi terlebih dahulu."

Eunsoo langsung kabur ke dapur. Hyunwook terkekeh ringan, gemas tingkah malu-malu Eunsoo yang baru-baru ini saja terjadi.

Ia pergi ke kamar pribadinya. Begitu membuka pintu, lampu menyala otomatis. Lihatlah betapa sampai sekarang Hyunwook terobsesi pada Eunsoo. Sampai segala barang yang disembunyikannya pada Eunsoo sejak awal gadis itu tinggal, tertempel di seluruh dinding. Yaitu foto-foto Eunsoo dan kenangan mereka sewaktu pacaran.

Pasca kembali dari Jerman, ia membeli apartemen dan enggan tinggal di rumah utama. Mengingat betapa ia membenci ayahnya meski keadaannya berada di kursi roda. Ia tak perlu lagi melihat ibu tiri dan adik tiri yang menyebalkan. Lalu menjadikan apartemen itu tempatnya menyendiri sekaligus gudang kenangan bersama Eunsoo.

Amplop pemberian Jihoon, Hyunwook periksa sebentar sebelum tersimpan di lemarinya. Lantas melepas seluruh setelan formal, ia pergi mandi. Di bawah pancuran, Hyunwook mendadak mendapatkan keberanian itu. Keberanian untuk menunjukkan semua kenangan mereka di sini.

Maka setelah berpakaian dengan kaos pendek dan celana santai panjang, pria itu tak sabar menyusul Eunsoo di dapur. Gadisnya telah mempersiapkan dua ramen di sana dan duduk menunggu.

"Aku jadi berpikir," ungkap Eunsoo ketika Hyunwook naik ke kursi di sampingnya. "Apa kau makan baik akhir-akhir ini?" Dari wajah Eunsoo yang mengerut, bisa ditebak amat mudah oleh Hyunwook bahwa Eunsoo sedang mengkhawatirkannya.

Betapa menyenangkannya, masa-masa bahagia sewaktu SMA itu kembali lagi. Diperhatikan oleh cinta pertama dan seterusnya, Hyunwook berpikir Tuhan sudah terlalu baik padanya. "Aku makan dengan baik. Tidak telat makan dan tidak minum alkohol." Lalu menyeruput mi dengan lahap. Begitu mi di mulutnya habis, Hyunwook berkata lagi, "tidak perlu merisaukanku, aku makan dengan sangat-sangat baik. Ataupun merasa bersalah karena menyediakan mi saja untukku malam ini. Bahkan jika kau hanya bisa memberikanku kubis mentah, aku pasti akan memakannya sampai habis. Asal itu kau, aku tidak akan mengeluh. Cepat habiskan minya. Ada sesuatu yang harus kutunjukkan padamu."

Ramennya tidak pedas, tetapi hidung Eunsoo mendadak berair. Begitu pula mata yang mengembun. Ia makan makin menunduk, sengaja menyembunyikan wajah. Hyunwook nyengir. Tidak diragukan, ucapannya yang memang apa adanya itu telah menyentuh kalbu Eunsoo. Usapan di kepala Eunsoo, Hyunwook lakukan bermaksud menunjukkan kasih sayang sekaligus memberi ketenangan bahwa apapun yang dilakukan Eunsoo, bahkan membencinya sekalipun tidak akan mengubah fakta bahwa cinta Hyunwook kepada Eunsoo tidak akan pernah berubah.

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang