5.

238 29 14
                                    

2019, awal masuk SMA Taekwang.

Dari stasiun Songtan, Eunsoo turun dari bus, berjalan kaki bersama Song Jian menelusuri jalan besar untuk sampai ke sekolah.

"Dia seorang atlet baseball di SMP-nya dulu. Katanya cukup terkenal. Kau mau lihat fotonya?" Song Jian adalah tipe gadis yang berapi-api ketika menjelaskan topik pria. Bisa dibilang ia informan paling handal dan akurat soal gosip apapun menyangkut lingkungan sekolah. Akunya, sih ia memiliki informan yang kredibilitasnya teruji. Tapi apapun sesumbarnya, Eunsoo patut geleng-geleng kepala saking terheran-herannya, memiliki sahabat yang kurang kerjaan mencari-cari privasi orang lain.

Jian menunjukkan foto pemuda di galeri ponselnya. "Otte? Dia manis, kan? Dan tampan."

"Cukup manis." Eunsoo berpendapat. Bukan formalitas semata untuk sekadar menghargai Jian, tapi memang Choi Hyunwook profilnya manis dan terlihat sangat bahagia di foto.

"Yeoksi, sudah kuduga."

"Kau naksir, ya?" Eunsoo memvonis.

"Mana ada?! Mau dikemanakan Baek Jin Oppa." Jian menyikut lengan Eunsoo. "Eh, rumornya, sih. Dia bakalan satu kelas denganku."

Selebihnya, Eunsoo tidak berkomentar apa-apa karena seseorang keburu memanggil Song Jian di belakang mereka. Keduanya menoleh untuk mendapati anak kuliahan berdiri di samping motor sport.

Song Jian kegirangan. "Eunsoo, kau duluan saja. Aku ada perlu dengan Jin Oppa."

Eunsoo memperhatikan bagaimana Song Jian berlari menghampiri Baek Jin-anak kuliahan dari Pyeongtaek.

Kadang Eunsoo mengkhawatirkan Jian berpacaran dengan anak kuliahan. Bukan soal umur terpaut lima tahun. Hanya saja, Jian baru masuk SMA. Pribadi Jian juga mudah labil. Anak kuliahan biasanya punya pola pikir setengah dewasa dan setengah anak-anak, jadi agak sedikit cemas kalau Baek Jin membawa Jian ikut arus yang salah.

Tapi apapun itu, sebagai sahabat, Eunsoo akan mengawasi dari kejauhan secara ketat.

Eunsoo melanjutkan langkah. Beberapa meter lagi gerbang sekolahnya tampak. Saat itu, tiga segerombolan siswa datang dari belakang. Bercanda, saling menjahili satu sama lain hingga tak sengaja menyenggol bahu Eunsoo dan topi yang siswa itu pakai jatuh.

Eunsoo sudah mau siap-siap mengomel padahal, tapi salah satu dari ketiga siswa lebih dulu menunduk dan meminta maaf.

"Mianhae." Satu siswa itu menjeda hanya untuk membaca papan nama yang tersemat di jas Eunsoo. "Mianhae, Shin Eunsoo." Lengkap dengan senyum lebar seketika memperlihatkan giginya yang berbehel.

Choi Hyunwook yang cuma berupa foto di ponsel Jian, sekarang nyata di depan Eunsoo.

Pemuda beraroma kayu pinus itu bukan lagi samar-samar menyegarkan indera penciuman Eunsoo, tapi juga membawa aura positif yang bikin kekesalan pada kesalahan pemuda itu lenyap.

Eunsoo mengambil topi pemuda itu yang jatuh. Ia menyerahkannya pada Hyunwook. "Lain kali hati-hati. Siapa tahu bukan orang lain saja yang terluka, tapi kau bisa juga terluka."

Hyunwook tersenyum sumringah. Ia memberikan salut ala militer pada Eunsoo. "Siap laksanakan!"

Lalu Hyunwook berkata lagi. "Kau mau berjalan bersama kami ke sekolah?"

Kedua temannya kompak menyoraki Hyunwook yang kelihatan sangat modusnya. Tapi Hyunwook tak peduli, ia terus mendesak Eunsoo hingga Eunsoo memberi isyarat lewat anggukan kecil.

Jian benar, Hyunwook itu manis dan juga tampan saat tersenyum. Foto Hyunwook yang bahagia memang bukan tipuan. Pemuda itu benar-benar sangat ceria dan bahagia.

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang