***
Perkenalkan namanya Gita Sekar Andarini, yang biasa dipanggil Gita. Gita adalah mahasiswa semester akhir dari jurusan sastra Inggris. Dia adalah tipe orang yang sangat ambis, tapi tak jarang merasa stress sendiri.
Seperti sekarang, Gita menghelakan nafasnya sambil menjatuhkan badannya untuk menyender pada kursi yang tengah dia duduki sekarang. Di depannya ada beberapa buku, laptop juga iPad. Dia sedang mengerjakan skripsinya dan sekarang menyerah karena ternyata terlalu banyak revisian dari dosennya.
"Itu akibat lu begadang ngerjainnya, jadi banyak salah. Tidur lah kalau malem tuh" Celetuk seseorang sambil menghampiri Gita yang berada di meja makan rumah kecilnya.
"Gue pengen cepet-cepet beres" Jawab Gita.
"Beres sih, tapi banyak salah kan? Mending pelan-pelan tapi pasti"
Gita mendengar itu menghelakan nafasnya lagi, ucapan dari temannya yang bernama Eli benar juga. Namun, bagi dia yang memang jiwanya kerasukan hantu gila kerja, mana bisa buat pelan-pelan. Dia pengen cepet-cepet lulus dan lanjut kerja. Walaupun setelah lulus dia sendiri bingung mau kerja apa.
"Li, lu hari ini jadi pulang dulu ke Bandung?" Tanya Gita sambil menyandarkan kepalanya pada bahu Eli.
Eli mengangguk, "Gue sebulan disana gapapa kan? Lu baik-baik disini, jangan telat makan" Ujar Eli, layaknya seorang kakak dia mengusap-usap kepala Gita.
Kesempatan bagi Eli memanjakan Gita, karena biasana Gita paling anti dengan skinship. Kecuali kalau sama Muthe, anak SMA yang tiba-tiba tinggal bareng Eli dan Gita. Itupun bukan Gita yang mau, tapi Muthe sangat berisik kalau keinginannya tidak dituruti.
"Ihhh kak Elii!!"
Kan, Muthe datang dari lantai satu menuju ke atas dan langsung heboh saat melihat Gita sedang enak-enak menyandarkan kepalanya di pundak Gita.
"Apaan sih bocah?! Berisik sumpah!" Kesal Eli dan bersamaan dengan itu Gita mengangkat kepalanya lagi.
"Kak Gita punya aku!" Kata Muthe segera duduk di kursi sebelah Gita, dia menarik lengan Gita dan memeluknya dengan erat.
Eli mendengar itu hanya menjulurkan lidahnya meledek Muthe, tentunya dibalas oleh Muthe dengan juluran lidah dan tatapan sinis. Sedangkan Gita pasrah saja berada diantara keduanya. Dia sudah biasa menyaksikan keributan antara Muthe dan Eli, mereka sering memperebutkan banyak hal termasuk dirinya. Walaupun begitu Muthe dan Eli juga saling sayang, tak jarang juga Muthe manja pada Eli. Semacam love hate relationship.
"Woyyy!!!"
Tiba-tiba dari arah luar ada yang berteriak, Muthe segera bangkit dan menuju ke arah pagar balkon untuk melihat siapa yang berteriak.
"Apa kak deyyy?! Kangen aku yaa?!" Teriak Muthe membuat Gita dan Eli langsung menutup telinganya karena terlalu berisik.
"Gak jelas lu! Bocah, bukain pintu woyy!!" Teriak seseorang bernama Dhea atau biasa dipanggil Dey.
Dey adalah teman mereka sekaligus mantan Gita, Gita sempat berpacaran dengan Dey hanya beberapa bulan saja karena ternyata mereka nyaman sebagai teman saja. Walaupun sudah mantan mereka tetap melanjutkan hubungan mereka sebagai teman.
Sekarang Gita bersama ketiga temannya yang kadang hiperaktif, dia yang melihatnya saja lelah sendiri. Dia juga kadang heran kenapa dia yang sangat pendiam harus berteman dengan ketiga temannya yang banyak tingkah itu.
"Gimana skripsi lu?" Tanya Dey sambil mengambil tempat duduk di sebelah Gita, sedangkan Eli dan Muthe sedang kebawah untuk membuka makanan yang Dey bawa.
"Gini deh, banyak salah" Kata Gita menunjuk pada laptopnya yang mati.
"Semangat yaa" Kata Dey sambil menepuk pundak Gita, "Besok kan masih libur, mau pergi main?" Tanya Dey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World
FanfictionGita Sekar, mahasiswa sastra Inggris semester akhir yang sedang disibukkan dan dipusingkan dengan skripnya, tetap mencoba waras dengan melampiaskan rasa lelah dan stressnya pada mainan. Gita yang memang sedari dulu suka sekali mainan dan punya kein...