***
Dulu Gita bertanya-tanya apa untungnya punya orang tua bekerja di bidang entertainment, dia selalu marah pada Ayahnya yang selalu saja sibuk dengan pekerjaannya. Selalu saja pergi pagi pulang malam, sampai-sampai dia sendiri terlupakan.
Namun, sekarang dia malah merasakan keuntungan itu. Demi bisa bertemu dengan Shani, dia rela mendatangi Bundanya, meminta jika dirinya ingin ikut ke lokasi syuting film yang sedang diproduksi dan kebetulan pemerannya adalah Shani.
"Bunda" Ujar Gita menghampiri Bunda-nya yaitu Beby yang sedang duduk di pinggir set syuting. Gita memanggil Beby, tapi matanya fokus pada set syuting menampilkan Shani sedang beradu akting dengan satu pemeran cewek dan satu pemeran cowok yang tidak dia kenal. Wajar saja dia tak kenal karena Gita tak terlalu mengikuti dunia entertainment Indonesia.
"Kenapa Git?" Tanya Beby akhirnya melirik Gita karena Gita tak juga melanjutkan ucapannya, padahal tadi memanggil. Beby lihat Gita fokus pada. Shani, "Heh!" Tegur Beby sambil menepuk lengan Gita.
Gita memalingkan wajahnya ke arah Beby, dia menaikkan kedua alisnya tampak bingung dengan Beby. Namun, sesaat kemudian dia ingat jika dia yang duluan memanggil Bundanya.
"Kenapa manggil?" Tanya Beby pada Gita.
Gita menggelengkan kepalanya, "Nggak" Jawab Gita sambil menatap ke sana kemari mencari kursi yang bisa diduduki. Untungnya ada satu staf Bundanya yang peka dan memberikan kursi set padanya.
"Makasih Kak" Kata Gita sambil tersenyum dan sekarang Gita terduduk di samping Beby sambil menatap ke arah Set.
Kali ini saat Gita menatap kesana, matanya tanpa sengaja melakukan kontak dengan Shani yang memang sedang dalam posisi cut. Gita mencoba tersenyum, tapi Shani tidak membalasnya. 'Kok kesel ya?' Gumamnya, mengingat biasanya Gita tak begitu peduli dengan sikap orang-orang kepadanya, anehnya sekarang Gita merasa kesal. Dalam dirinya ada keinginan untuk menarik Shani dari sana dan mengajaknya berbicara masalah mereka.
Namun, Gita harus menahan keinginan itu karena dia harus menjaga sikap. Apalagi semua orang disini tahu jika dirinya adalah anak dari Beby.
Karena tidak ada yang bisa Gita lakukan selain menunggu Shani sampai selesai syuting, dia menghelakan nafasnya panjang. Dia menyandarkan punggungnya pada kursi dan memasang muka datarnya.
Disampingnya Beby menyadari keadaan Gita itu. Dia melirik ke arah Gita kemudian ke arah Shani. Dia yakin 101% jika anaknya dan Shani sedang ada masalah.
"Kenapa sih?" Tanya Beby membuat Gita menatap ke arahnya, "Lagi ada masalah?" Tanya lagi Beby dan yang didapatkan adalah helaan nafas lagi Gita.
Pada akhirnya Beby memilih tak bertanya lagi, dia membiarkan Gita toh Gita sudah besar dan seharusnya bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Kecuali jika pertengkarannya dengan Shani mengangguk l produktivitas Shani dalam bermain peran.
Keheningan menghampiri ibu dan anak itu lagi, Beby sibuk membaca naskah sambil mengawasi jalannya pengambilan adegan. Sedangkan Gito melihat ke arah Shani dan sesekali ke sekeliling, jujur saja dia baru pertama kali ke tempat seperti ini. Banyak sekali hal yang membuatnya penasaran, tapi dia sungkan untuk bertanya.
"Ini minuman buat Shani belum datang juga?" Samar-samar Gita mendengarkan pembicaraan yang didalamnya membahas Shani, kupingnya tiba-tiba lebih tajam lagi untuk menguping pembicaraan mereka.
"Bentar lagi waktu istirahat, tadi Shani kan minta minuman Boba dan saya gak mau tahu sebelum beres syuting minuman udah harus ada!"
Setelah ucapan itu, Gito menoleh kebelakang dan tepat sekali dia langsung kontak mata dengan orang yang mengucapkan kalimat itu. Gita bangun dari duduknya dan menghampiri orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World
FanfictionGita Sekar, mahasiswa sastra Inggris semester akhir yang sedang disibukkan dan dipusingkan dengan skripnya, tetap mencoba waras dengan melampiaskan rasa lelah dan stressnya pada mainan. Gita yang memang sedari dulu suka sekali mainan dan punya kein...