Chapter 12

3.1K 273 17
                                    

***

Kehidupan Gita rasanya berbeda dari sebelumnya, berbeda karena sekarang Gita menyandang status pacar seorang aktris terkenal. Walaupun dunia tak tahu bagaimana mereka bisa pacaran dan kebenaran dibalik hubungan mereka, tetap saja Gita sekarang lebih dikenal dengan 'Gita pacarnya Shani yang aktris-aktris itu ya'.

Bagi Gita sudah cukup muak semua orang selalu berkata seperti itu, dia juga selalu ditanya bagaimana bisa kenal Shani dan pertanyaan yang paling sering mereka tanyakan adalah bagaimana bisa pacaran dengan Shani.

Jelas untuk jawabannya Gita hanya bisa berbohong, dia malahan merasa sekarang sudah mencipta satu kisah kaya novel-novel, jika setiap dia bercerita tentang Shani.

Itu beberapa dampak buruk dia berpacaran dengan Shani, dan dampak baiknya tentu saja ada. Dia jadi merasa mendapatkan privilege lebih, terutama secara tiba-tiba bimbingan skripsi dimudahkan. Dosennya malah yang rajin minta bimbingan dan sabar mengajarkan Gita sampai detail, walaupun akhirnya si dosen minta tanda tangan Shani, atau mengobrol banyak hal tentang Shani.

"Anak bapak tuh suka banget sama Shani, bisa gak lain kali kamu ajak dia ketemu saya dan anak saya?" Ujar sang dosen, inilah yang Gita takutkan.

Akhirnya permintaan itu keluar juga, permintaan yang paling Gita hindari dan malas untuk dipenuhi. Membawa Shani bertemu dengan orang kenalannya, itu adalah ide buruk. Buruk karena pertama  dia malah merasa menjual nama Shani, kedua dia rasa terlalu jauh jika mengenalkan Shani pada semua orang yang dia kenal, walaupun ini juga sudah keterlaluan jauhnya dan alasannya karena sampai sekarang dia dan Shani hanya pura-pura saja kan?

"Maaf pak, tapi Shani sibuk" Ujar Gita mencoba menolak mentah-mentah permintaan sang dosen.

Gita bisa lihat perubahan ekspresi dari sang dosen, dia berdoa di dalam hati semoga penolakannya itu berujung membuat mood dosennya tidak baik dan lagi-lagi progress skripsinya dipersulit.

"Yaudah gapapa, kapan-kapan aja deh ya" Kata si dosen membuat Gita menaikkan sebelah alisnya.

Perkataan dosen malah seperti dosen itu yang bisa buat janji dengan Shani. Entahlah Gita semakin tak paham saja, pada akhirnya dia memilih anggukan kepala. Pasrah saja dari pada skripsinya jadi korban.

Setelah selesai dengan bimbingan yang lagi-lagi menghabiskan waktu lebih lama dari pada biasanya, Gita dengan jalan sedikit diseret menuju kantin. Dia berkali-kali menghelakan nafasnya, rasanya lelah sekali dan dia ingin bertemu kasurnya yang empuk, tapi perutnya lebih dulu meminta untuk diisi, karena itu dia memilih untuk ke kantin yang berada di fakultasnya.

"Halo kak Gita!" Sapa seseorang membuat Gita menoleh kesamping dimana orang itu berada.

"Hi" Kata Gita tetap membalas sapaannya walaupun dia tak tahu pasti siapa yang menyapanya.

"Habis bimbingannya kak?" Tanyanya lagi.

Gita mengangguk mengiyakan ucapan lalu orang mengangguk sambil berpikir, dia sedang berpikir topik apalagi yang bisa dia bahas dengan Gita.

Disaat orang itu sedang berpikir, Gita malah salah fokus pada orang yang disebelah orang yang menyapanya.

Ada seseorang yang tak bisa Gita pastikan apakah dia cewek atau cowok, itu karena orang itu memakai pakaian serba tertutup dan bahkan Hoodie oversize membuat Gita tak bisa memastikan dari bentuk tubuhnya.

"Niel, lu tuh diliatin mulu sama kak Gita. Lagian kenapa sih sok misterius gitu pake bajunya" Kata orang yang tadi menyapa Gita, yang Gita baru ingat jika namanya adalah Lulu.

Sedangkan dia tak kenal dengan orang yang Lulu panggilan dengan panggilan Niel. Namun, tiba-tiba Gita menyadari sesuatu, dia menyadari jika orang itu adalah orang yang sama seperti orang yang pernah memaksa Gita untuk memberikan balik sebuah flashdisk.

Different World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang