***
Jam menunjukkan pukul 5 sore, Gita baru saja keluar dari aula kampus setelah dipaksa mengikuti seminar yang diadakan oleh anak BEM. Sambil meregangkan otot-ototnya yang pegal, dia berjalan keluar dari aula menghampiri salah satu temannya, dalang dari Gita tiba-tiba harus mengikuti seminar.
"Nih kak" Ujar orang yang dihampiri oleh Gita yaitu Indah, sambil menyodorkan sebungkus snack yang sudah dijanjikan Indah jika Gita mengikuti seminar tersebut.
"Makasih" Kata Gita sambil tersenyum dan mengambil snacknya.
"Ini juga kak!" Timpal temannya Indah yang berada di samping Indah, bukan temannya Indah saja sebenarnya, tapi Gita juga kenal.
"Satu aja lu" Ujar Gita menolak snack yang diberikan lulu.
"Tuh satu aja weh" Timpal Zee anak BEM lainnya yang tak jauh dari mereka.
Gita memang banyak mengenal anak BEM karena dia adalah mantan menteri pendidikan dari departemen pendidikan. Selain itu Gita juga dulu terkenal karena dirumorkan akan menjadi next Presiden BEM, sayangnya itu tak pernah terjadi karena Gita sendiri tak berniat menjadi Presiden BEM. Menjadi menteri pendidikan pun sudah cukup melelahkan untuknya.
"Lu kapan lengser jadi BEM, bukannya udah mulai skripsian?" Tanya Gita pada Lulu sebagai basa-basi sambil dia melanjutkan jalannya menuju lobby utama untuk pulang.
"Nanti aja deh, satu proker ini beres gue pasti udahan" Jawab Lulu sambil berjalan di sebelah Gita.
Mereka akhirnya mengobrol hingga tanpa sadar mereka sudah dekat dengan lobby. Namun sayangnya mereka harus berpisah karena tujuan Lulu dan Gita tak sama, Lulu masih harus ke ruang BEM untuk rapat evaluasi dan membereskan beberapa hal. Karena itu saat berada di lantai satu mereka berpisah, kini Gita berjalan sendirian menuju keluar.
Saat sedang berjalan sendiri, dia merasa ada yang mengikutinya dari belakang. Sesekali dia menatap kebelakang, tapi dia tak mendapatkan apa-apa selain melihat orang-orang yang berlalu lalang tanpa terlihat memiliki gerak gerik mengikuti Gita.
Gita merasa heran, dia juga tiba-tiba merasa merinding. Dia menggelengkan kepalanya sambil mengusap lehernya sendiri, bulu kuduknya sudah berdiri karena tiba-tiba dia berpikir yang tidak-tidak.
"KAK GITA!!"
"Arghh"
Ada yang memanggil Gita dan itu sangat kencang sekali sampai-sampai Gita berteriak karena kaget. Sedangkan orang yang berteriak malah tertawa menertawakan Gita yang kaget.
"Udah kaya kak Eli aja kagetnya!" Ledek orang itu.
"Kamu sih teriak segala, Kath" Ujar Gita menyalahkan orang itu yang bernama Kathrina.
Kathrina mendengar omongan Gita hanya cengengesan saja, selanjutnya dia menarik lengan Gita dan memeluknya. Kathrina berakhir bermanja-manja pada Gita, Gita sendiri terbilang sudah biasa. Selain Muthe, ada Kathrina yang sifatnya 11 12. Mereka berdua ini memiliki hobi yang sama yaitu mengganggu Gita, bahkan mereka juga tak segan-segan untuk bertengkar memperebutkan Gita.
Ngomong-ngomong soal Kathrina, dia itu sebenarnya tidak kuliah disini. Kathrina sama seperti muthe masih duduk di bangku SMA, hanya saja Kathrina bisa dengan bebas berkeliaran di kampus ini karena kampus ini dibawah yayasan milik keluarganya dan kebetulan sekali rektor yang sekarang adalah kakak perempuannya.
"Kath, kasian Gita loh" Tegur Stefi, kakak dari Kathrina sang Rektor kampus.
"Gapapa wleee!" Ledek Kathrina sampai menjulurkan lidahnya ke arah Stefi.
"Dasar bocah!" Stefi hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat kelakuan sang adik. "Sabar ya Git" Lanjut Stefi sambil menepuk pundak Gita dan dibalas oleh senyuman penuh tekanan dari Gita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World
FanfictionGita Sekar, mahasiswa sastra Inggris semester akhir yang sedang disibukkan dan dipusingkan dengan skripnya, tetap mencoba waras dengan melampiaskan rasa lelah dan stressnya pada mainan. Gita yang memang sedari dulu suka sekali mainan dan punya kein...