Setelah sampai di kosan, aisyah segera menata bahan belanjaan dan menyimpannya dalam lemari es. Setelah itu ia pergi ke kamar dan membersihkan dirinya, di lanjut nanti melaksanakan sholat asar.
Setelah selesai shalat asar dan berdoa, aisyah kembali ke dapur untuk membuat makanan sore ini. Butuh waktu 15 menit untuk memasaknya, dan setelah selesai aisyah lantas makan.
Setelah kegiatan hari ini selesai. Aisyah kembali ke dalam kamar dan menyalakan ponselnya. Aisyah terkejut karena berita tentang dirinya meninggalkan rumah sudah tersebar luas di media sosial. Bagaimana tidak, karena keluarga aisyah merupakan orang terkaya nomor tiga di kota J. Jadi wajar saja apabila berita itu sudah banyak menghiasi media sosialnya, akan tetapi berita itu seakan fitnah bagi aisyah, karena isi di dalam berita itu menyatakan bahwa aisyah meninggalkan keluarganya karena mereka tidak mau menuruti keputusannya. Dan dengan tega ia menampar kedua orang tuanya. Sontak saja aisyah membulatkan matanya dengan isi berita itu, yang seenaknya membuat berita yang salah. Tetapi mau bagaimana lagi, sudah terlanjur banyak orang yang menghujat aisyah sekarang karena berita salah itu.
*Dasar Anak Tidak Tau Diri, Anak Durhaka.*
*Dasar Anak Tak Tahu Di Untung, Orang Tua Udah Kasih Fasilitas Semuanya Buat Dia. Eh Dia Malah Ngelunjak.*
Begitulah kebanyakan pesan yang menghujat aisyah. Aisyah sebenarnya geram dengan isi berita itu dan ucapan ucapan netijen, tapi mau gimana lagi, ia hanya bisa menghela nafas kasarnya sekarang.
"Kenapa mereka langsung percaya dengan berita ini, padahal kenyataanya tidak benar. Dasar netijen."gumam aisyah.
Setelah mematikan ponselnya, aisyah lantas pergi menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanakan shalat magrib.
Setelah selesai dengan shalat dan doa, aisyah kembali menyalakan ponselnya. Tapi bukan untuk melihat berita itu kembali, melainkan untuk melihat tausiah yang ada di youtube. Ia mulai berselancar mencari apa yang ia inginkan dan setelah ia berhasil mencarinya, ia mulai pokus mendengarkan.
#Hijrah secara bahasa berasal dari bahasa Arab, haajaro - yuhaajiru - muhajarotan wa hijrotan. Dimana kata ini berasal dari akar kata hajaro -yahjuru - hajron yang bermakna meninggalkan (at-tarku_, Berpaling (al-i'rodh), Memutus (al-qoth'u) dan menahan (al-man'u).
Dikutip dalam buku "Hijrah Dalam Perspektif Fiqih Islam" oleh Isnan Ansory, Lc., MA makna hijrah yang berasal dari kata haajaro, Bermakna mufaroqoh atau meninggalkan suatu tempat menuju tempat yang lain. Dan orang yang melakukan hijrah disebut muhaajir.
Secara bahasa, makna hijrah tidaklah berkonotasi secara khusus untuk hal yang bersifat positif ataupun negatif. Akan tetapi istilah hijrah secara bahasa dapat berpotensi untuk kedua-duanya. Dimana seseorang yang berpindah meninggalkan suatu tempat yang baik menuju tempat yang buruk, Juga bisa disebut hijrah, demikian pula sebaliknya.
Pengertian hijrah secara terminologis ialah bermakna meninggalkan sesuatu atas dasar untuk melakukan taqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah.
Syaikh Ahmad bin Muhammad al-Fayumi menulis dalam kamusnya, al-Mishbah al-Munir fi Ghorib asy-Syarh al-Kabir."Hijrah dengan mengkasrohkan huruf ha' adalah meninggalkan suatu negeri menuju negeri lain. Dimana jika hal itu dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, Maka hijrah ini disebut dengan hijrah syar'iyyah.
Hijrah juga sering diambil dari beberapa hadits terkenal. Hijrah ditangkap oleh beberapa ulama fiqih sebagai pesan penting Rasulullah SAW terkait niat seseorang dalam berbuat baik. Hal ini juga tidak berbeda dari pandangan kalangan sufi yang mengatakan bahwa hijrah sebagai tekad teguh untuk Allah dan rasul-Nya.
Syekh Ibnu Athaillah dalam Kitab Al Hikam mengingatkan pesan Rasulullah terkait hijrah.
"Perhatikanlah sabda Rasulullah SAW, 'Siapa saja yang berhijrah kepada Allah dan rasul-Nya, Maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Tetapi siapa yang berhijrah kepada dunia yang akan ditemuinya, Atau kepada perempuan yang akan dikawininya, Maka hijrahnya kepada sasaran hijrahnya.' Pahamilah sabda Rasulullah SAW ini. Renungkan perihal ini bila kamu termasuk orang yang memiliki daya paham."Ucap Syekh Ibnu Athaillah.
Aisyah yang mendengar isi dalam kajian yang baru ia dengar itu langsung tersentuh dan mulai menguatkan hijrahnya karena Allah, bukan karena apapun dan siapapun. Setelah selesai mendengarkan isi kajian, aisyah mematikan ponselnya dan kembali melaksanakan shalat isya. Setelah selesai, ia mulai menaiki ranjang lantas tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah & Ujiannya[End]
Teen Fiction📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Ketika hati ingin hijrah, tetapi keluarga malah menentang. Bagaimana rasanya? Perjalanan hijrah yang Aisyah lewati, banyak melalui rintangan dan ujian. Akankah Aisyah mampu untuk melewati ujiannya? Lantas bagaimana kelanjut...