Kontrak

4.7K 263 3
                                    

Ily menjatuhkan badannya diatas kasurnya. Membiarkan Tomy juga beristirahat dengan memutar-mutar kursi gaming miliknya.

Mereka baru bisa pulang saat jam menunjukkan pukul 10 malam. Tomy akan menginap malam ini.

"Kamu gila, Ily."

"Why?"

"Internet meledak karenamu. Pamanku sampai kewalahan dibanjiri komentar dan wartawan. Bahkan aku sampai disuruh mencari 5 bodyguard untukmu."

"Aku tak tau akan seramai itu."

"Bahkan ada 3 Agensi yang menarikmu hari ini. Pamanku tentu menolaknya, kan? Bahkan ini baru minggu ke2 dan kau sudah menjadi orang populer. Hari senin nanti kau akan kesulitan untuk pergi sekolah dengan normal."

"Kau kan ada."

"Ya ya ya. Jangan lupa kau harus menggaji ku untuk usahaku menjagamu."

"Minta pamanmu."

"Atas suruhanmu ya. Aku akan memintanya." Ily berdehem menjawabnya.

2 minggu ini Ily resmi menjadi anggota agensi model milik William. Dan di hari ke2 saat itu kantor tiba-tiba diserang beberapa kolega yang ingin menjalin kerja sama dengannya. Maksudnya ingin Ily menjadi model juga untuk produk-produk mereka. William tentu saja kewalahan menerima semua laporan itu. Bahkan Ily harus sampai lembur untuk pemotretannya.

Libur hanya tinggal besok. Dan Ily harus pemotretan 4 produk lagi jam 10 pagi. Setelahnya dia akan diberi libur 2 hari untuk beristirahat yang sayangnya dia bahkan tak bisa tidur nyenyak karena hari seninnya dia akan sekolah. Awal tahun kelas 3 nya yang pastinya akan rumit.

"Aku iri padamu."

Ily menoleh pada temannya itu. Mengangkat 1 alisnya bertanya iri bagaimana yang dia maksud.

"Kau memiliki wajah yang sangat sempurna. Kau juga sangat pintar. Bahkan kau mencetak rekor tertinggi untuk ujian angkatan. Kau kemarin mendapat peringkat 1 dengan nilai terbaik. Dan sekarang kau terkenal."

"Takdir."

"Ya takdir kau sangat baik. Kau sangat beruntung, Ily."

"Kau yang membantuku. Aku berterima kasih."

"Ya tentu. Tuhan selalu baik pada hambanya."

"Kau benar."

Hening. Tomy itu anak orang kaya. Tapi dia tak seterkenal Ily. Dia hanya dikenal sebagai pelajar. Sementara Ily seorang model dan gamer.

"Sudahlah. Aku mengantuk."

Tomy menjatuhkan tubuhnya di kasur Ily tanpa beban. Karena memang apartemen Ily hanya ada 1 kamar, jadi mereka selalu tidur bersama.

"Ganti baju."

"Tidak. Besok saja. Aku sangat mengantuk."

Ily berdehem. Membiarkan Tomy beristirahat. Remaja itu sangat kelelahan menghadapi penggemarnya dari tadi yang mengincarnya habis-habisan.

Ily tak tau menjadi model terkenal semelelahkan itu. Jika tau seperti ini akhirnya, ia lebih memilih membuka usaha sendiri saja atau mencari pekerjaan mudah. Jadi pramusaji misalnya atau jadi kasir. Itu terdengar menyenangkan. Tapi semuanya sudah terlambat. Wajahnya sudah mendunia sekarang.

Ia berharap keluarganya tak melihat ia yang sebagai model. Karena ia belum sukses untuk membangun usahanya sendiri seperti yang Angkasa inginkan darinya dulu.

***

Ily terbangun saat mendapat guncangan maut dari temannya itu.

"Bangun sialan! Kita sudah terlambat!!" Kesal Tomy.

TWINS {S2} ⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang