TWINS {S2} ⚠️

Agensi baru

"Lacak apapun tentang dia dari 6 tahun silam. Terserah mau dari mana. Cctv atau segala macamnya. Intinya saya minta kegiatan dia perhari sejak itu apa saja. Mengerti?"

Tangan itu menyerahkan sebuah foto El membuat ke3 orang didepannya saling tatap.

"Bukannya ini anda?"

"Itu kembaran saya. Namanya Elyan Angkasa Putra. Ingat itu."

"Mengerti, bos. Tapi 6 tahun yang lalu waktu yang sangat lama. Kami membutuhkan waktu untuk mengumpulkan semua informasi nya." Jawab salah satunya.

"2 Minggu. Cukup?"

"Cukup, bos."

Ia menyerahkan ponselnya untuk mereka mengisi nominal yang harus dia bayar. Dan mereka dengan senang hati menuliskan uangnya.

Ily mensukseskan transaksi pengiriman uang 5M untuk kerja mereka. Dan mereka tersenyum senang bisa bekerja sama dengan Ily yang tak bertele-tele soal harga kerja.

"Kirimkan semua laporannya. Jika ada yang janggal kalian bisa menghubungi saya."

"Siap, bos!"

Ily pergi dari sana untuk menuju kampusnya. Dia menyempatkan diri untuk menyewa beberapa orang untuk mencari tau kejadian dimana El keguguran anaknya.

Ily harus mendapatkan orangnya. Bagaimana pun caranya.

***

Ily sekarang tengah menunggu El yang sedang berlatih vokal. Iringan musik yang menabrak suara indahnya membuat Ily terpesona. Apalagi wajah manis itu terlihat begitu menggemaskan dengan berbagai ekspresi.

"Oke geys. Keknya cukup deh. Lagu gw besok gw selesein."

"Wah lu bikin lagu baru El?"

"Iyoi."

"Keren. Yaudah besok kita tunggu."

El mengangguk. Mereka segera membereskan barang-barangnya dan bersiap pulang.

"Gw duluan ya ges."

"Gw juga."

"Kita juga."

"Oke. Tiati kalean."

"Yoo."

Mereka bertos ria seperti biasanya. Juga dengan Ily yang sudah berkumpul. Kini menyisakan 2 remaja kembar itu.

"Mau langsung pulang?" Tanya Ily.

"Ayo. Gw nanti mau ke pasar malem. Zara ngajak."

"Udah izin bubu?"

"Udah."

"Yaudah ayo."

Ke2nya jalan beriringan menuju parkiran. Kemudian bergerak menuju rumah untuk bersiap-siap mengawal adik mereka yang akan pergi bermain.

Sampai 20 menit mereka tiba di rumah. Tapi ada 1 mobil asing di teras dan pintu rumah yang terbuka. Mengingat Angkasa dan Hendra yang sudah terbang ke Kanada membuat mereka langsung masuk untuk melihat keadaan Zara.