Mall

9.2K 392 24
                                        

Ily dongkol sungguh. Melihat miliknya ditatap seintens itu oleh banyak orang. Sementara sang objek memilih abai dan melihat-lihat sekelilingnya dengan tangan yang menggandeng suaminya itu. Jalannya yang dibuat melompat-lompat kecil membuatnya seperti remaja 15 tahunan. Untungnya ia mengenakan kemeja Ily yang menyamarkan perut yang diisi bayi 7 bulan itu. Jika dilihat dari jauh, El mungkin seperti orang gemuk karena bajunya yang kebesaran. Tapi jika dilihat dekat, El sangat seksi dan menggemaskan.

Mereka akhirnya sampai di time zone. Ramai disana. Tentu saja karena itu mall kan. Pasti lah ramai.

El langsung menariknya ke sebuah mesin capit. El melihat-lihat apakah ada boneka unicorn atau tidak. Dan senyumnya langsung luntur saat tak melihat adanya boneka yang ia inginkan. Bibirnya melengkung ke bawah. Siap menangis membuat yang disana menatap El menahan gemas setengah mati.

Ily yang tingkat kepekaan nya melebihi batas itu menelepon orang suruhannya agar datang ke lokasi nya. Sambil menunggu, El terisak pelan di dada Ily.

Oh ayolah. Hanya karena tak ada boneka keinginan nya didalam mesin capit itu mampu membuat El menangis? Kan mereka bisa membelinya langsung. Tapi itulah yang namanya ngidam. Apapun harus dituruti sesuai pemikirannya.

Tak lama 3 orang berpakaian formal serba hitam datang menghampiri Ily dan El.

"Panggil petugas mall yang mengurus time zone ini. Dan kalian berdua belikan boneka unicorn apapun itu ukuran kecil sampai besar. Cepat! Belikan yang banyak. Dan suruh masukkan beberapa kedalamnya. Mengerti?!" Perintah Ily. Mereka mengangguk menyanggupi dan bubar untuk menjalankan perintah atasannya itu.

"Sedang ku usahakan, sayang. Berhentilah menangis."

El menggeleng. Masih terus dengan isakannya.

"Selain unicorn, apalagi yang baby mau, hm? Sambil menunggu bonekanya dimasukkan ke mesinnya."

El mengeluarkan wajahnya. Melihat-lihat sekitarnya kemudian tangannya menunjuk boxing club membuat Ily ikut melihat kemana arah tunjuknya.

"Tapi aku aja yang main. Sayang liat aja." El mengangguk.

"Kalo aku dapet new score dapet kiss ya."

"Okee!"

Ily menunggu giliran. Mereka yang ada disana tentu terkejut melihat mantan model terkenal yang tengah bermain di time zone bersama kembaranya sekaligus istrinya. Masyarakat memang tau saat angkasa langsung memberitahukan acara pernikahan anak kembarnya itu.

"Berapa kesempatan nih?"

"Satu aja. Kalo ga dapet dalam 1 kali kesempatan berarti cupu." Ejek El.

"Oke. Siapa takut."

Ily memasukkan koin itu dan memencet tombol untuk memulai permainan. Sebelumnya Ily sudah menggulung lengan kemejanya membuat sebagian gadis menjerit melihat tangan berotot itu. Sangat keren.

Ily mengambil ancang-ancang seraya mengepalkan tangannya. Kemudian...

Bugh!!

Pukulan kencang sampai menggoyangkan mesin itu. Mereka semua intens menatap angka-angka yang mulai terbentuk dengan cepat. Dan langsung pada bersorak saat lampu menyala kuat. Artinya Ily mendapatkan new skor 998.

Sebagian menatap ngeri. Andai yang ily pukul itu tembok. Pasti sudah retak tak tertolong. Apalagi kalau manusia?

Ily menatap remeh pada El. Mengembangkan seringaian tampannya membuat El terkesiap.

"Engg..."

"Gimana, sayang?"

El menggaruk tengkuknya yang tak gatal karena malu mengatai Ily cupu. Dia lupa Ily sering meninju samsak di rumahnya.

TWINS {S2} ⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang