Ngidam😌

6.3K 287 5
                                    

Ily terbangun saat sinar matahari menerobos retina matanya. Ia mengusapnya pelan sebelum membuka matanya lebar. Tersenyum hangat melihat  istrinya yang kini meringkuk nyaman di pelukannya.

Dengan jahilnya ia menggerakkan pinggulnya dimana penisnya yang masih bersarang dilubang favoritnya itu.

"Ahhh!"

Dan yang Ily terima tangan El yang memukul-mukul keras lengannya membuatnya tertawa senang. Menjahili istri manisnya setiap pagi adalah hobinya.

"Bangun, sayang. Udah siang."

"Nggh... Masih ngantuk." Gumam kecil itu dengan suara rengekannya. Bagaimana tidak, Ily tak membiarkannya tidur sampai pukul 3 pagi. Wajar jika ia masih lelah.

Ily mengeluarkan dick nya membuat El meringis sebelum melanjutkan tidurnya. Ily menunduk mengecup perut buncit itu untuk menyapa sang buah hati.

"Yayah udah jenguk semalem. Baby yang nurut ya sama Mommy. Jangan nakal." Gumamnya seraya mengelusnya. El biarkan. Dia masih lelah. Tapi suaminya itu tak bisa untuk tak terus membuatnya marah.

Ily turun dari ranjangnya dan tanpa aba-aba mengangkat tubuh El yang telanjang membuat pemuda itu mengerang marah.

"Aaaa! Masih ngantuk!!"

"Mandi bentar, Baby. Lengket badannya."

El menggerutu sambil mengumpulkan nyawanya. Sebelum masuk kamar mandi, Ily menyuruh seseorang untuk membersihkan kamarnya.

Ily mengisi buthup itu dengan air hangat kemudian ia memandikan El juga badannya sendiri. Tak lama mereka selesai. Saat keluar, kamar mereka sudah wangi dan bersih. Bibi di rumahnya begitu cepat dan rapi dalam membersihkan kamarnya. Ia senang dengan cara kerjanya yang gesit.

Ily juga menggantikan baju El. Hanya memakaikan istri nya itu dengan kemeja putih besar miliknya.

"Ihh kan aku punya baju banyak. Kenapa harus pakai ini?" Kesal El.

"Pake aja, sayang. Nurut ya."

Setelah El duduk diatas kasurnya, Ily bergantian mengganti bajunya setelahnya kembali menghampiri kesayangannya itu.

Ily mengangkat tubuh mungil itu kedalam gendongan  koalanya sebelum berjalan keluar kamar. El dan anaknya butuh asupan makan dan sekarang sudah lewat sarapan dan makan siang.

"Silahkan, Den. Bibi udah masak."

"Makasih ya, Bi. Bibi kalo mau istirahat, istirahat aja ya, Bi. Jangan capek-capek."

"Iya, Den. Siap."

Bibi Sum pergi. Wanita tua itu bergerak meninggalkan Ily dan El untuk kembali ke dapur.

"Makan dulu ya."

"Nggak mau."

Ily menghela napasnya. El tengah merajuk padanya.

"Kenapa, sayang?"

"Kinipi siying!! Aku main lembut kok sayang. Janji ga kasar. Janji deh cuma satu jam. Huhh!! Pembohong!!" Kesal El yang menirukan perkataan Ily tadi malam. Buktinya Ily main agak kasar dan mereka melakukannya sampai pagi buta.

"Tapi kamu ketagihan."

"Nggak ya!!"

"Ahhnggh more, Daddy. Faster nghh ahh! Lagiihh."

"DIAMM!!"

Ily tertawa saat melihat wajah El memerah malu. Mengecup pipinya sekilas.

"Iya iya maaf ya. Nanti aku kasih salep. Sekarang makan dulu. Kasihan baby nya belum makan. Aku juga harus ke kantor nanti."

TWINS {S2} ⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang