Play Game🔞⚠️

18.9K 455 15
                                    

El sampai di rumahnya tepat pukul 5 sore. Dia baru saja pulang dari latihan vokalnya. Dia harus nebeng sama Kael karena Ily yang sibuk rapat OSIS bahkan sampai sekarang belum pulang. Ntah kemanalah bocah itu.

El tak memperdulikannya. Selagi ia masih bisa masuk rumah, ia santai saja.

Remaja itu langsung naik ke atas. Ke kamarnya. Mandi dan mengganti bajunya. Setelah itu dia duduk di kursi gaming yang ada di sana. Si kembar memang suka bermain game. Makanya angkasa membelikan lengkap peralatan game untuk masing-masing.

"Anjing. Kok bisa gini, bangke?" Keluhnya melihat kabel cas annya yang patah tergerogot. Sepertinya di kamarnya ada tikus, pikirnya.

El bangkit kembali. Berjalan santai menuju kamar Ily untuk meminjam kabel USB.

Mereka kembar. Jadi barang apapun yang salah satunya punya, maka satunya juga harus punya yang semodel. Itu peraturan Hendra pada Angkasa. Agar mereka tak saling iri. Jadi Angkasa jika membelikan barang untuk si kembar harus sama persis. Biasanya mereka memberi tanda sendiri agar tak tertukar.

El mengobrak-abrik meja belajar Ily, meja game dan lemari. Tapi tak ada. Ily memang selalu menyimpan barangnya dengan rapi dan selalu 1 tempat.

Mata El tertuju pada meja nakas di samping kasur. Dia lupa ada itu.

Saat membukanya El langsung menemukan kabel putih terikat rapi.

Tapi perhatiannya teralih pada buku hitam polos dibawahnya. Tangannya bergerak mengambilnya.

"Buku apaan nih? Tebel bet." Gumamnya.

Mata itu membelalak tajam saat melihat isi buku dibagian tengah. Refleks membuang buku itu dengan jantung tak beraturan. Ia juga jatuh terduduk saking kagetnya.

Sekali lagi El melihat buku terbuka itu sebelum menendangnya kebawah kasur. Keringat dingin mulai membasahi keningnya. Tak habis pikir dengan kakak kembar nya itu.

Apakah isi buku tebal itu semuanya adalah foto polaroid dirinya? Yang bahkan tadi ia lihat adalah tubuh telanjangnya saat mandi.

1 lembar saja berisi 5 sampai 6 foto. Dan buku itu begitu tebal hanya karena kertas foto.

Cklek.

El menoleh. Jantungnya sudah tak karuan lagi melihat pelaku yang sekarang berdiri didepan pintu dengan tangan masuk kedalam saku seragam dan senyum mengerikan itu.

El langsung berdiri saat Ily mendekatinya.

"Upss udah tau ya?"

El menelan ludahnya kasar. Menatap Ily dengan tatapan berani takut campur aduk.

"L-Lu gila!!" Teriaknya.

"Ya tentu. Menggilai seseorang bukannya wajar?"

"Gw adek lu bangsat!!"

"Gw peduli?"

"Gw aduin lu ke Daddy!"

Ily terkekeh kecil mendengarnya. Semakin menyudutkan sang adik hingga El jatuh terduduk diatas kasurnya.

Ily merangkak membuat El beringsut mundur.

"Lu gila anjing!! Lu ga waras!!"

Ily tak menghiraukannya. Semakin membuat El ketakutan. Hingga...

Cklek!

El menoleh ke tangannya yang sudah terborgol cantik yang terhubung ke palang kasur.

Ily melebarkan seringaiannya sebelum turun dari kasurnya.

"Bangsat lu apa-apaan sih?!! Lepasin!"

"Tenang, babe. Let's play games together?"

"Ngk mau!! Dajjal lu! Lepasin gw!!"

TWINS {S2} ⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang