CHAPTER 21 : Magic Snuffy

213 36 17
                                    

Roda kecil pesawat mendarat dengan mulus di bandara internasional Tokyo. Sinar matahari pagi menusuk mata Ness yang terlelap agar segera melihat bahwasanya dia telah sampai di Tokyo dengan selamat. Dia segera berdiri mengambil tas kecilnya di kabin dan keluar dari pesawat.

Udara segar Jepang menyambutnya, membelai halus setiap helai rambut magentanya. Sisa rasa kantuk seketika lenyap ketika kedua matanya bertemu dengan Kaiser yang melambai-lambai padanya. Dengan semangat, Ness memeluk sahabatnya setelah lama tidak bertemu.

"Akhirnya, aku datang!" serunya masih memeluk erat tubuh Kaiser, sampai si Blonde itu tidak mendapat ruang untuk mengambil udara.

Kedua tangannya berusaha menjauhkan tubuh Ness darinya. Hampir saja, aku nyaris tidak bernapas.

Dari ujung rambut hingga ujung kaki, Kaiser melihat perubahan Ness tidak begitu jauh dari hari terakhir melihatnya sebelum berangkat ke Jepang. Mungkin tingginya sedikit lebih naik beberapa centi, dan senyumnya yang lebih lebar.

"Kau tidak berubah, ya, Ness?" cengirnya menepuk-nepuk bahu sahabatnya, yang kemudian dia memperkenalkan Yoichi pada Ness.

"Ness, ini adalah Yoichi.–Dan, Yoichi, ini adalah sahabatku, Ness."

Mereka berdua saling berjabat tangan dan berkenalan. Meski Ness belum belajar bahasa Jepang, hanya dengan menyebut namanya saja sudah cukup dimengerti oleh Yoichi. Pemuda Jepang itu juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Ness.

Melihatnya secara langsung Ness menyadari jika pemuda didepannya itu cukup manis dan tingginya lebih rendah daripada dirinya menambah kesan mungil untuk ukuran seorang laki-laki.

"Jika kalian mau interaksi, aku yang akan menjadi penerjemah. Tapi, jangan membebaniku karena aku hanya lulus sampai N3," ujarnya menggunakan 2 bahasa bergantian.

"Oke," ucap Ness dan Yoichi bersamaan diselingi senyum kambing. Rasanya atmosfer sekitar Kaiser tiba-tiba menjadi dingin sampai membuat bulu kuduknya berdiri.

Terbesit di pikirannya untuk tidak menyatukan Ness dan Yoichi berdua di belakangnya. "Ayo, kita jalan-jalan dulu sebelum ke Akademi!" serunya sambil menggiring koper milik Ness.

Aku sudah menduga akan merepotkan menggunakan 2 bahasa secara bergantian, pikirnya yang kemudian menelepon seseorang dari Akademi untuk segera mengirimkan earphone terjemahan ke Bandara.

Sebuah mobil sedan milik Akademi BM berhenti di depan mereka setelah setengah jam menunggu. Seorang pria paruh baya menghampiri Kaiser dengan memberikan kotak earphone terjemahan padanya dan mengambil koper Ness untuk dibawa ke Akademi.

"Ini, kau gunakan saja itu sekarang." Ness segera memakainya karena penasaran.

"Setelah dipikir-pikir, aku tidak mau kerepotan menerjemahkan 2 bahasa sekaligus."

Wajah Ness dan Yoichi seketika berubah kecewa. "Apa-apaan raut kecewa kalian itu?!"

"Padahal aku ingin melihatmu kerepotan menerjemahkan 2 bahasa," ucap Yoichi tanpa dosa. "Kupikir Ness juga menginginkan hal yang sama, benar 'kan?"

Ness mengangguk sambil tersenyum licik untuk sahabatnya sendiri. "Jahatnya!" tukas Kaiser pada Ness.

"Ngomong-ngomong, Kai," sela Ness setelah mendengar suara Kaiser berubah menjadi menggunakan bahasa Jerman. "Ini benar-benar menakjubkan!"

Yang tadinya marah-marah, seketika Kaiser menjadi lembut lagi melihat kegembiraan sahabatnya. "Sudahlah. Ayo, kita pergi!"

°^°^^°^°

Dari Haneda menuju Shibuya, hanya membutuhkan 20 menit untuk sampai ke sebuah destinasi para warga lokal dan wisatawan mancanegara yang ingin tahu betapa padatnya perempatan Shibuya Crossing ini.

TATTOO || KAISER NESS ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang