CHAPTER 37 : Can't we?

219 26 9
                                    

Happy reading, y'all (⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

°^°^^°^°

Albert marah besar. Tidak henti-hentinya dia menyebut Ness sebagai anak tidak berguna, bodoh, menjijikkan, dan masih banyak hinaan lain yang dia lontarkan dengan lantang. Rekaman itu telah sampai ke telinga keluarganya, banyak media telah memuncak kan masalah ini dan meminta penjelasan terkait rekaman itu, apakah asli atau hanya rekaan? Albert dan Istrinya dirundung rasa malu dengan perbuatan anak tengahnya. Mereka terpaksa meminta Ness untuk kembali ke Jerman dan mengklarifikasi rekaman itu.

"Dalam satu Minggu, pulanglah ke Jerman dan klarifikasi masalah ini. Katakan kepada mereka, kalau kau bukan lagi bagian dari Keluarga Alexis."

Telepon telah ditutup sepihak, berganti notifikasi dari X atas trending-nya rekaman dia. Segala macam hinaan dari para penggemarnya yang kecewa, mereka semua menyerang direct message di Tatagram miliknya. Segala komentar jahat memenuhi semua postingannya.
Ness bingung harus mengatakan apa agar keluarganya tidak menanggung malu karena perbuatannya. Segalanya menjadi sangat rumit setelah pertengkaran kecil semalam.

Semakin dia pikirkan, semakin sakit dadanya. Segera dia menutup mulut untuk mencegah suaranya yang hendak keluar, dia takut jika ada yang mendengarnya.

Dia rebahkan tubuhnya di kasur dan menutupi seluruh tubuhnya di dalam selimut. Tubuhnya bergetar hebat, merintih, serta mengigit bibirnya hingga berdarah demi tidak mengeluarkan suara.

Kumohon hentikan rasa sakit ini, aku tidak kuat lagi!

Beberapa helai kelopak mawar di dalam Glass Dome berguguran dan kering seketika. Kilauannya perlahan meredup mengikuti reaksi tato di punggung Ness.

"Sakit ..."

Ness terisak. "Tolong ... Kai—"

"Jangan menyentuhku, jalang!"

"... dan jika tidak akan yang merekamnya, mungkin otak kotormu akan terus berputar-putar setiap melihatku. Aku pun juga tidak akan tahu jika memiliki sahabat kotor sepertimu. Padahal dulu aku pernah menceritakan traumaku padamu. Apa kau diam-diam sedang berfantasi liar setelah mendengar traumaku? Menurutmu itu sebuah lelucon?"

"Aku tidak seperti yang kau pikirkan ... Aku tidak pernah ... sekali pun ...—" Ness terbatuk-batuk, mengeluarkan bercak darah dan menempel di spreinya.

Dadanya masih sangat sakit, seperti mau dicabut dari tempatnya. Hah, apa aku akan mati konyol di sini? Mati karena tato? Haha. Ironisnya. Takdir sialan.

°^°^^°^°

Sejak hari itu, hubungan persahabatan antara Ness dan Kaiser berjarak. Satu pihak masih berusaha terlihat seperti baik-baik saja dan mengobrol seperti biasanya. Sementara pihak lain menunjukkan respon tak tertarik, berbicara sekenanya, dan lebih berusaha menjauhi.

Seperti yang terjadi saat ini, Ness melihat Kaiser kesulitan membawa kotak berisi barang-barang praktek. Kemudian dia mendekat; menawarkan bantuan.

"Biar aku bantu."

Namun, yang dibantu meminta bantuan orang lain.

"Yoichi cepatlah!"

Untuk sejenak, Yoichi mengerti situasi yang sedang terjadi. Dia merasa tidak enak telah memenuhi panggilan Kaiser. Yoichi menjadi pusing sendiri memikirkan cara untuk mendamaikan mereka seperti sedia kala. Lebih pusing lagi ketika Kaiser lah yang menjadi bebannya, karena terlalu gengsi untuk bersikap akrab dengan Ness.

TATTOO || KAISER NESS ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang